Review  

Self-Reward dan Tips Betah Kerja ala Gohoubi Gohan

Putri Rizky Rahmadina
Self-Reward dan Tips Betah Kerja ala Gohoubi Gohan
Self-Reward dan Tips Betah Kerja ala Gohoubi Gohan (Drama-Otaku)

Sudahkah kamu berterimakasih pada diri sendiri?

Self-reward atau apresiasi diri merupakan bentuk penghargaan pada diri sendiri setelah berhasil mencapai tujuan tertentu. Dewasa ini, self-reward dianggap sebagai salah satu cara mencintai diri sendiri. Biasanya, self-reward dilakukan dengan membeli makanan favorit, bertamasya, berbelanja, hingga melakukan perawatan tubuh. Singkatnya, memanjakan diri sendiri. 

Berkenaan dengan sistem self-reward, serial drama kali ini juga mengangkat tema “self-reward” yang diperkenalkan oleh karakter utama Ikeda Sakiko (Sakurai Hinako), pekerja kantoran di Tokyo yang hobi kulineran. Ternyata hobi kulinernya ini kemudian menjadi salah satu strateginya bertahan di dunia kerja yang dinamis dan memusingkan. Yuk intip strateginya bertahan sebagai pekerja baru melalui penerapan self-reward. Pembaca-pembaca yang baru sibuk-sibuknya kuliah atau bekerja juga bisa banget nonton yang satu ini, nih!

 

PLOT GOHOUBI GOHAN

“Gohoubi Gohan” atau “Rewarding Meal” menceritakan seorang wanita muda bernama Ikeda Sakiko yang baru beberapa tahun tinggal di Tokyo. Baru-baru ini ia bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang produksi alat tulis. Laju kantor yang cepat dan standarnya yang formal dan ketat membuat Sakiko keteteran alias sulit beradaptasi di sana. Ia juga memiliki kepribadian yang kikuk dan mudah panik ketika mengalami kesulitan. Ditambah lagi ia masih canggung bergaul dengan teman-teman satu kantor sehingga kehidupan kantornya menjadi kaku.

Meskipun mengalami kesulitan di kantor, Sakiko tidak mudah berkecil hati. Sakiko memiliki strategi tersendiri dalam menangani stress selepas kerja, dan hal itu ia lakukan dengan memberi dirinya sendiri sebuah ‘rewarding meal’ alias jamuan untuk dirinya sendiri. Entah dengan mengunjungi rumah makan, kafe, atau memasak untuk dirinya sendiri di akhir pekan, Sakiko mengikuti suasana hatinya dalam menentukan apa yang ingin ia makan setelah bekerja. 

 

Self-Reward dan Tips Betah Kerja ala Gohoubi Gohan
Self-Reward dan Tips Betah Kerja ala Gohoubi Gohan (My Drama List)

 

Tidak dinyana, justru hobi dan strategi apresiasi dirinyalah yang membantu menghubungkan Sakiko dengan kolega-koleganya. Mulai dari teman yang sama-sama pekerja baru, hingga atasan-atasannya. Rupanya, mereka pun memiliki ketertarikan terhadap makanan dengan cara yang berbeda-beda. Mereka juga menganggap bahwa di balik perilakunya yang canggung, Sakiko sebenarnya teman yang enak diajak makan bersama, sehingga Sakiko menggunakan kesempatan ini untuk mengenal mereka lebih dekat.

Plot drama ini ringan, menyenangkan, dan tidak banyak berbelit sehingga enak untuk ditonton ketika banyak pikiran. Latar dan karakternya pun realistis, seperti orang-orang yang kita kenal di tempat kerja pada umumnya. Namun dianggap realistis pun, sebenarnya drama ini sangat mungkin memiliki makna yang lebih mendalam dalam kesan dan pesan yang ingin disampaikannya. Untuk mengetahuinya, kita harus menilik dulu bagaimana dunia kerja yang berlaku di Jepang hingga saat ini. 

REALITAS DUNIA KERJA YANG LEBIH PELIK

Nyatanya meskipun bekerja di Jepang terdengar seperti sesuatu yang prestis, dunia kerja di Jepang bukanlah sesuatu yang mudah dilalui. Budaya kerja di Jepang dikenal dengan tuntutan dedikasi yang ekstrim, tuntutan kerja yang banyak, dan jam kerja yang panjang. Lebih parah lagi, Jepang terkenal dengan istilah “Karoshi” yang artinya ‘meninggal karena terlalu banyak bekerja’ dan “Karojisatsu” yang berarti ‘bunuh diri karena stress dalam pekerjaan’.

Budaya kerja yang keras di Jepang bermula dari era pasca Perang Dunia ke-2. Karena harus memulihkan serta memajukan perekonomian Nasional, waktu kerja yang panjang diimplementasikan dalam manajemen banyak perusahaan. Saat ini pun, meskipun sudah ada pemendekan jam kerja dari pemerintah, tanggungan pekerjaan yang harus diselesaikan pegawai masih sama saja. Kita dapat melihat contoh dari tahun 2023 yang masih hangat dari studio MAPPA, dimana para animatornya ditekan untuk menganimasikan episode-episode Jujutsu Kaisen dalam waktu yang sangat singkat. Itupun belum menghitung segudang manga lainnya yang akan diadaptasi oleh MAPPA di saat yang bersamaan. 

Saking beratnya dunia kerja di Jepang, Karoshi dan Karojisatsu bukanlah sesuatu yang mengejutkan lagi. Berdasarkan penelitian Badan Statista pada Maret 2023, jumlah kasus Karojisatsu mencapai 2,968 kasus pada tahun 2022. Ini merupakan puncak paling tinggi dari sepanjang tahun 2013 hingga 2022. Kenyataan ini menunjukkan betapa beratnya beban fisik dan mental yang ditanggung pekerja di Jepang hingga keadaan diri semakin tidak terurus. 

Bisa jadi serial Gohoubi Gohan ini mencoba menyampaikan pesan motivasi pada pekerja Jepang dan semua penontonnya untuk tidak mengabaikan self-care sebagai manajemen kesehatan diri. Hal itu dapat dilakukan dengan memanja diri kecil-kecilan seperti Sakiko agar tetap bahagia. Tentu saja apresiasi ini tetap harus dilakukan secara bertanggung jawab agar tidak justru menjadi gaya hidup yang hedon. 

 

TIPS BETAH KERJA ALA GOHOUBI GOHAN

Terlepas dari makna Gohoubi Gohan yang lebih dalam, drama ini juga menunjukkan tips-tips bagaimana bertahan di tempat kerja. Bisa jadi strategi-strategi ini juga bisa membuat tempat kerja kita menjadi lebih nyaman:

  1. Jangan takut untuk bergaul!

    Dari sebuah divisi, hingga seluruh perusahaan, selalu bergerak sebagai sebuah tim. Maka dari itu mengenal rekan-rekan sekantor itu penting! Jangan malu untuk bergaul, karena siapa tahu temanlah yang akan membantu kita di saat-saat sulit dalam pekerjaan. Selain itu, punya teman kerja juga akan membuat kehidupan kerja kita tidak terlalu kaku.

    Tentu saja dalam bergaul, memilih teman yang baik itu tetap penting. Dalam pertemananan pun juga tetap harus menjaga etik yang professional ketika bekerja!
  2. Kenali juga atasanmu!

    Dalam serial Gohoubi Gohan, Sakiko tidak hanya dekat dengan rekan kerjanya, tetapi juga dengan atasan-atasannya. Kepribadiannya yang tulus dan menyenangkan membuat para atasan akhirnya luluh dan suka bercengkrama dengannya. Mengenali dan menjalin hubungan yang baik dengan atasan juga akan memudahkan kita untuk mengkomunikasikan berbagai hal dengan lebih baik. Akan tetapi, kita juga harus tetap menjaga profesionalitas kita dengan siapapun di lingkungan kerja kita, terutama atasan.

  3. Jangan panik dan terburu-buru!

    Bekerja cepat itu sangat penting, tetapi tidak dengan terburu-buru. Beberapa kesalahan yang Sakiko buat di tempat kerja disebabkan karena keteledoran di saat ia terburu-buru. Sakiko juga mudah panik ketika membuat kesalahan, yang bukannya cepat menyelesaikan masalah, tetapi justru memperlambat penyelesaian masalah.  Dalam setiap permasalahan, sangat penting untuk menjaga pikiran tetap tenang agar mampu memikirkan cara-cara untuk menyelesaikan sebuah masalah. Kita juga bisa membuat daftar prioritas tugas yang harus diselesaikan terlebih dahulu agar lebih mantap dalam membagi waktu.

  4. Bonding!

    Bukan makrab ya teman-teman. Bonding dalam konteks ini adalah meningkatkan keakraban dengan rekan-rekan kantor. Ada banyak cara kecil-kecilan untuk menjadi semakin akrab, dan bagi Sakiko, cara yang paling mujarab adalah dengan membahas makanan. Hahaha jelas dong, kan serial ini berfokus pada makanan.

    Tetapi tidak salah jika mengatakan makanan merupakan alat sosial yang mampu mengakrabkan. Adanya makanan membuat suasana menjadi tidak canggung. Kita pun dapat mengetahui latar belakang orang lebih mendalam melalui preferensi makanannya. Jadi tidak heran, kegiatan bonding dengan makan bersama menjadi yang paling sering dilakukan. Bukan berarti kita harus sering mengeluarkan uang untuk makan bersama. Sekedar makan siang bersama atau bahkan memasak bersama di hari libur pun bisa menjadi alternatif yang lebih ramah di kantong.

    Tidak lupa tips terakhir…

  5. Love Yourself with “Gohoubi Gohan”!

    Jangan lupa, tema utama Gohoubi Gohan adalah pesan untuk tidak lupa mengapresiasi diri setelah kerja keras yang kita lakukan. Sangat mudah untuk memberi apresiasi pada orang lain, dan sangat mudah pula untuk lupa mengapresiasi dan merawat diri sendiri. Padahal kitalah yang paling mampu menyanyangi diri sendiri ketimbang orang lain. Maka dari itu mulailah menghargai diri sendiri. Tidak harus dengan menghabiskan uang lho, tetapi bisa dimulai dengan mencukupi kebutuhan dasar tubuh, beristirahat dengan cukup, menyisihkan waktu untuk bersantai dan bersenang-senang, atau bahkan bisa dengan makan makanan yang kita sukai seperti Sakiko.

    Kembali lagi kepada pertanyaan sebelumya, sudahkah kamu berterimakasih pada diri sendiri?


    REFERENSI: 
    1. https://drama-otaku.com/drama/gohoubi-gohan/
    2. https://www.statista.com/statistics/622325/japan-work-related-suicides/
    3. https://www.statista.com/statistics/623230/japan-stress-at-work/
    4. https://zenbird.media/karoshi-the-death-by-overwork-haunts-japan/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *