Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki sejarah panjang dalam merajut harmoni antara Islam dan keberagaman budaya Nusantara. Meskipun Islam tiba di kepulauan ini melalui jalur perdagangan pada abad ke-7, integrasinya dengan budaya lokal terasa kuat.
Nah, opini kali ini akan membahas tentang kehadiran Islam di Nusantara ini, apakah menjadi ragam budaya kita, atau justru dianggap sebagai pengikis budaya? Mengingat bahwa masyarakat kita mayoritas beragama Islam, yang artinya sudah pasti ada pengaruhnya sebuah agama dalam budaya masyarakat.
Problematik sebagai agama pendatang
Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, bahwa Islam merupakan agama pendatang di nusantara ini. Artinya, jauh sebelum ada Islam, maka negara ini telah jauh pula memiliki peradaban dan budayanya sendiri.
Budaya sebelumnya, sudah pasti budaya yang berbeda dengan ajaran agama Islam. Atau bahkan bisa dikatakan banyak budaya yang bertentangan dengan norma agama Islam. Contoh simpelnya saja jilbab.
Jilbab merupakan salah satu syarat wajib dalam tata busana umat Islam. Dengan menggunakan jilbab, maka secara tidak langsung ini telah menghilangkan tata busana terdahulu kita, seperti sanggul, dan budaya lainnya.
Itu adalah contoh kecil dalam budaya berpakaian. Selanjutnya, ada lagi pada budaya lainnya, seperti budaya berpesta, budaya perbudakan dan budaya lainnya yang telah tergeser akibat datangnya agama Islam di Indonesia.
Bahkan bukan hanya pergeseran, tetapi banyak budaya yang hilang karena masyarakat yang menganut agama Islam percaya dan memang perlu menghilangkan beberapa budaya yang menjadi larangan dalam agama Islam.
Proses inilah yang mengantarkan masyarakat kita mulai menciptakan budaya baru di Indonesia, dengan pengaruh agama Islam di dalamnya. Meski tidak dapat dikatakan sepenuhnya karena pengaruh agama Islam, tetapi agama Islam berperan cukup besar dalam perubahan yang ada.
Memang apa saja budaya Nusantara yang berubah?
Perubahan budaya yang terjadi tidak hanya melibatkan aspek keagamaan, tetapi juga mencakup kehidupan sehari-hari, seni, dan struktur sosial. Berikut adalah beberapa aspek budaya Nusantara yang mengalami perubahan akibat kedatangan Islam:
- Agama dan Kepercayaan. Kedatangan Islam membawa ajaran baru yang memengaruhi keyakinan keagamaan di Nusantara. Agama Islam menjadi faktor pengubah utama dalam pola beribadah dan kehidupan keagamaan masyarakat.
- Bahasa dan Sastra. Pengaruh Arab-Persia, dengan masuknya Islam, kata-kata dan frasa Arab-Persia mulai diadopsi ke dalam bahasa setempat. Pengaruh ini terlihat dalam kosakata, istilah keagamaan, dan sastra Islam di Nusantara.
- Seni dan Arsitektur. Seni kaligrafi dan pola geometris menjadi bagian penting dalam seni rupa dan arsitektur Islam di Nusantara. Seni ini tercermin dalam hiasan masjid, istana, dan benda seni lainnya.
- Pakaian dan Busana. Kedatangan Islam membawa pengaruh pada gaya pakaian dan busana di Nusantara. Pakaian dengan ciri khas Islam, seperti sarung dan jilbab, menjadi populer di kalangan masyarakat Muslim.
- Sistem Pemerintahan dan Hukum. Sistem hukum Islam atau syariah juga turut memengaruhi sistem pemerintahan dan hukum di beberapa wilayah Nusantara. Prinsip-prinsip hukum Islam diadopsi dalam berbagai aspek kehidupan.
- Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan. Kedatangan Islam mendorong pendidikan agama Islam di Nusantara. Pusat-pusat pendidikan Islam, seperti madrasah, menjadi pusat penyebaran ilmu agama dan pengetahuan umum.
- Musik dan Tarian. Musik dan tarian tradisional Nusantara mengalami pengaruh Islam. Beberapa jenis musik dan tarian, seperti gambus dan tari saman, memiliki elemen-elemen Islam dalam ekspresinya.
- Perdagangan dan Ekonomi. Kedatangan pedagang Islam membawa sistem perdagangan yang lebih terstruktur, seperti sistem bazaar. Prinsip-prinsip perdagangan Islam juga memengaruhi etika bisnis di wilayah ini.
Meskipun Islam membawa perubahan signifikan, perlu dicatat bahwa proses akulturasi dan adaptasi juga terjadi, sehingga tercipta keanekaragaman budaya yang unik di setiap daerah di Nusantara. Budaya lokal tetap memainkan peran penting dan sering diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam.
Jika Islam tidak hadir, apakah bisa menjamin budaya kita masih tetap sama?
Menurut saya, tidak. Tidak ada yang bisa menjamin keberlangsungan budaya kita akan tetap sama dengan terdahulu tanpa ada campur tangan Islam di dalamnya. Artinya, perubahan budaya tidak serta merta karena sebuah agama saja. Tetapi ada campur tangan modernisasi, cara pandang masyarakat, dan faktor-faktor eksternal lainnya.
Sederhananya, agama Islam bukan satu-satunya faktor penyebab terkikisnya budaya nusantara kita, tetapi agama juga berperan penting dalam proses perubahan yang ada. Bukan satu-satunya, melainkan salah satunya.
Contohnya, seperti saat ini. Luasnya jangkauan media dan cepatnya informasi tersebar, menjadikan kita mudah mengetahui budaya-budaya baru yang bahan datang dari negara lain. Jika dahulu Islam bisa mengenalkan budayanya melalui jalur perdagangan, saat ini tidak perlu mendatangi negara tersebut untuk memelajari budayanya.
Contohnya K-Pop, dunia industri musik Korea Selatan yang saat ini digandrungi oleh banyak anak muda, secara tidak langsung, kita sekarang juga sedang menyerap budaya mereka. Mengingat, memang pada dasarnya masyarakat kita yang terlalu mudah menerima budaya baru yang kita anggap menarik.
Artinya, justru saat inilah yang menjadi urgensi bagi generasi muda terkait ancaman terkikisnya budaya kita. Mengapa? karena budaya asing mudah menyentuh pola pikir masyarakat tanpa harus mendatangi tempat budaya itu sendiri.
Mengapa bisa agama mempengaruhi budaya kita?
Ada beberapa penyebab yang menjadikan Islam memengaruhi budaya kita. Di antaranya seperti nilai-nilai yang diajarkan suatu agama. Nilai-nilai inilah yang nantinya akan menjadikan sebuah kepercayaan dan keyakinan baru dalam masyarakat. Sehingga menjadikan cara pandang dan prinsip yang baru pula.
Kemudian, ada juga dari sebuah adat atau upacara keagamaan. Acara ritual-ritual inilah yang menjadikan semakin kuat tumbuhnya budaya baru yang sesuai dengan ajaran yang kita percayai. Sehingga, sudah pasti buday kita mengalami perubahan dan pergeseran.
Perkembangan budaya baru yang muncul sebagai akibat dari agama sering kali merupakan hasil interaksi kompleks antara faktor-faktor sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang saling terkait. Inilah yang menciptakan sebuah dinamika antara harmoni dan pergeseran budaya.
Pertanyaan tentang apakah Islam menciptakan harmoni atau mengikis budaya dapat dilihat dari perspektif yang berbeda tergantung pada implementasi dan konteksnya. Berikut adalah beberapa sudut pandang yang berbeda:
Islam dianggap sebagai pengikis budaya
Kemudian, keberagaman budaya Islam yang mewarnai budaya Nusantara yang sudah kita akui bersama. Sekarang kita perlu membahas dari sudut pandang lainnya, tentang mengapa Islam bisa dianggap sebagai pengikis budaya Nusantara? Berikut penyebabnya yang menurut saya ini pandangan paling umum.
- Dominasi Kultural: Dalam beberapa konteks sejarah, penyebaran Islam seringkali diikuti oleh dominasi kultural yang mengakibatkan penggeseran atau penggantian aspek-aspek budaya lokal. Ini dapat dianggap sebagai pengikisan budaya asli.
- Ketidaksetujuan Terhadap Praktik Lokal: Beberapa interpretasi agama Islam mungkin tidak mengakomodasi atau bahkan menentang praktik budaya lokal tertentu, menyebabkan ketidaksetujuan dan konflik.
- Asimilasi Budaya: Dalam beberapa kasus, praktik-praktik agama dapat menjadi faktor dalam proses asimilasi budaya, di mana unsur-unsur budaya lokal diabaikan atau disesuaikan dengan norma-norma agama.
Penting untuk diingat bahwa pemahaman dan praktik Islam bervariasi di seluruh dunia, dan banyak faktor termasuk budaya lokal, sejarah, dan interpretasi agama yang mempengaruhi dampaknya. Dalam prakteknya, hasilnya mungkin lebih kompleks dan nuansatif daripada pandangan biner sebagai pencipta ragam atau pengikis budaya.
Kesimpulan
Pentingnya pendidikan dan dialog antar agama dalam memelihara harmoni dan memahami peran Islam di Indonesia menjadi semakin nyata. Menjembatani pemahaman antara nilai-nilai Islam dan kekayaan budaya lokal adalah kunci untuk memperkokoh identitas Indonesia sebagai negara berdasarkan pluralisme.
Dalam menghadapi tantangan global dan modernisasi, penting untuk menjaga keseimbangan antara identitas Islam dan keanekaragaman budaya Nusantara. Ini bukan hanya tanggung jawab masyarakat Muslim, tetapi juga tugas seluruh warga negara Indonesia untuk memastikan bahwa keharmonisan antara Islam dan budaya Nusantara tetap terjaga.
Sederhananya, sebuah perubahan tetap akan terjadi pada sebuah budaya di suatu negara. Terlepas karena agama atau faktor yang lainnya, perlu kita tegaskan bahwa hanya budaya baik yang dapat kita adopsi dan padupadankan dengan budaya kita.
Budaya yang baik adalah, budaya yang tidak melanggar norma Pancasila, dan tatanan negara kita. Jika sebuah budaya hadir di tengah-tengah budaya kita, maka akan menjadi sebuah harmoni jika kita mampu menyikapinya dengan benar.
Tidak semua budaya baik untuk diserap, bahkan jika budaya itu lahir dari sebuah agama. Artinya, perlu memiliki prinsip jiwa nasionalis pada setiap diri masyarakat kita, agar kita bisa memilah budaya yang patut untuk ditiru, diserah, dimodifikasi, hingga menciptakan budaya baru dan menjadi budaya kita.
Sekian artikel tentang Islam di Indonesia, semoga bisa memberikan pandangan baru bagi kita semua. Terima kasih, dan sampai jumpa di artikel selanjutnya.
Sumber:
Makasih banyak buat infonya yang bermanfaat! Saya suka banget cari berita di sini, selalu update dan lengkap. Eh, btw, coba deh pake V.af buat pendekin link. Gampang banget, bisa bikin tautan jadi lebih simpel. Aku udah coba, keren loh! 😊👍