“Selain fokus ke anak muda dan Milenial, aku juga ingin fokus ke masalah domestic violence alias KDRT”
Itulah salah satu alasan yang melatar belakangi Verrel Bramasta seorang aktor yang sekarang masih aktif bermain seni peran itu memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Hal itu ia sampaikan pada Kamis, (09/02/2023) di Kantor DPP PAN Jakarta.
Sebagai anak muda Verrel mengaku akan fokus pada program-program yang berkaitan dengan anak muda, Gen Z, para Ibu, Keluarga serta yang paling menjadi perhatian khususnya ialah mengenai Domestic Violence atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
“Jangan disalah artikan ya, KDRT itu luas bisa terhadap anak-anak, bisa terhadap sosok ayah, ibu, kakek, nenek, itu banyak banget sebenarnya kejadian domestic violence yang mereka itu gak berani mengungkapkan.” kata Verrel dikutip dari Kumparan
Verrel juga beralasan keputusannya terjun ke dunia politik itu karena terinspirasi dari sang Ibu yang sebelumnya juga sudah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Perindo. Setelah resmi menjadi Kader PAN, Verrel juga mengungkapkan keinginannya untuk mencalonkan diri sebagai Caleg untuk Dapil Jawa Barat pada Pileg 2024 nanti.
“Betul bahwa Insya Allah aku akan ikut pemilihan legislatif pada 2024 nanti. Dan kebetulan Mama juga akan mencalonkan lagi. Untuk Mama ini adalah periode ketiga, untuk aku ini adalah pengalaman pertama” ungakpnya.
Langkah Verrel terjun ke dunia politik ini tentu perlu diapresiasi. Keputusannya itu bisa menjadi inspirasi bagi anak Millenial yang lain untuk mulai pro aktif pada isu-isu Nasional dan punya perhatian khusus pada dinamika politik yang terjadi di Indonesia.
Verrel mungkin hanya satu dari sekian banyak anak Millenial yang punya minat untuk bergabung dan berjibaku di dunia politik. Karena keterlibatan anak Milenial apalagi Gen Z Indonesia dalam dunia politik terbilang masih kurang. Malah tak sedikit juga yang apatis dan menganggap politik itu tidak penting.
Kalau banyak anak muda yang semakin apatis terhadap politik dan isu-isu Nasional, tentu ini sangat berbahaya. Karena kurangnya pengetahuan dan wawasan soal politik inilah anak muda akan semakin mudah ditunggangi dan hanya dimanfaatkan oleh para elit untuk kepentingan politik dan kelompoknya.
Disatu sisi, anak muda memiliki semangat dan gairah yang menyala-nyala tapi tanpa pengetahuan dan wawasan politik yang cukup, anak muda kita akan mudah diadu domba dan dipengaruhi oleh kepentingan politik yang hanya menguntungkan segelintir elit, dari situlah pentingnya untuk melek politik dan mulai kritis terhadap isu-isu Nasional.
Karena seperti yang disampaikan oleh Bertolt Brecht Penyair dan Dramawan Jerman mengatakan bahwa, buta terburuk adalah buta politik. Orang buta politik tak sadar bahwa biaya hidup, harga makanan, harga rumah, harga obat, semuanya bergantung pada keputusan politik.
“Dia membanggakan sikap anti politiknya, membusungkan dada dan berkoar, aku benci politik!. Sungguh bodoh dia yang tak mengetahui bahwa karena dia tak mau tahu politik akibatnya adalah pelacuran, anak terlantar, perampokan dan yang terburuk korupsi dan perusahaan multinasional yang menguras kekayaan negeri.” kata Brecht.
Padahal dengan kemampuan dan kompetensinya dalam bidang teknologi dan digital, Millenial dan Gen Z sangat berpotensi dan mampu untuk membantu pemerintah dalam menuntaskan beragam persoalan Nasional. Hanya tinggal bagaimana mereka mendapat pendidikan politik yang terarah untuk bisa menghasilkan solusi progresif demi perbaikan Indonesia yang lebih baik.