Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) – Implementasi Kurikulum Merdeka dilakukan dengan melakukan banyak perubahan kegiatan pembelajaran. Berpusat pada peserta didik dengan pembelajaran bermakna adalah dua hal yang harus dikedepankan. Untuk mewadahinya, salah satu kegiatan yang sering dilakukan adalah kegiatan praktik secara berkelompok berupa projek yang dilakukan peserta didik.
Dengan melakukan praktik secara langsung, peserta didik diharapkan mampu bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dalam kelompoknya. Melakukan pengorganisasian untuk membagi tugas agar selesai tepat waktu menjadi salah satu kreativitas dari ketua kelompok. Salah satu wadah kegiatan yang mendukung praktik secara berkelompok ini adalah kegiatan projek yang dikenal dengan P5.
Sebagai salah satu Sekolah Penggerak di Kota Depok, kegiatan P5 juga dilaksanakan di UPTD SDN Pondokcina 3. Tema pada Semester 2 Tahun Ajaran 2023/2024 yang diangkat adalah Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan daerah asal peserta didik, logat bahasa ibu yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, hingga kebiasaan yang dilakukan adalah isu yang diangkat untuk mendukung tema ini.
Dalam pembelajaran, materi Bhineka Tunggal Ika juga dipelajari oleh peserta didik. Memahami dan mengidentifikasi kebudayaan daerah di Indonesia menjadi materi yang berkesesuaian dengan tema yang diangkat. Bahasa, pakaian, makanan, alat musik, permainan, senjata tradisional, dan rumah adat di masing-masing daerah adalah pembahasan yang menjadi pengetahuan peserta didik.
Dengan adanya perbedaan ini, peserta didik diharapkan mampu tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan. Hal ini untuk menjaga iklim sekolah tetap kondusif, nyaman, dan aman sebagai lingkungan belajar. Kerjasama dan kolaborasi dalam kegiatan kelompok dengan perbedaan yang dimiliki diharapkan menjadi pembiasaan dalam pendidikan karakter untuk saling menghargai walaupun berbeda-beda.
Kegiatan P5 pada Peserta Didik di Kelas 5 UPTD SDN Pondokcina 3
Berdasarkan isu dan dikaitkan dengan materi pelajaran, maka kegiatan P5 di kelas 5 mengangkat topik ‘Rumah Adat’ dengan Judul Topik “Kreasi Maket Rumah Adat Nusantara (KEMARAU)”. Selain mengenal rumah adat daerah yang dibuat dalam projek, peserta didik juga akan dibimbing untuk mencari informasi mengenai adat dan kebiasaan lainnya.
Tahap Pengenalan dan Kontekstual Projek Peserta Didik
Setelah memiliki pengetahuan dari diskusi di tahap pengenalan kebudayaan melalui media video pembelajaran dan materi pada buku teks di kelas. Selanjutnya peserta didik diajak untuk membandingkannya dengan situasi nyata yang ada, maka tahap kontekstual menjadi tahap yang selanjutnya dilakukan.
Sebagai miniatur Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) disepakati sebagai tempat tujuan kegiatan Outing Class Learning (OCL) yang mendukung kegiatan P5 kali ini. Mengunjungi beberapa anjungan menjadi bekal pengetahuan baru dengan melihat secara langsung dengan jelas dan nyata bentuk rumah adat yang nantinya akan dibuat dalam tahap aksi.
Tahap Aksi dan Refleksi Projek Peserta Didik
Pada tahap aksi peserta didik membut rancangan rumah adat yang akan dibuat. Memahami bentuk, ukuran serta denah diperlukan agar rumah adat yang dibuat serupa dengan yang sebenarnya. Tanggung jawab pada tugas yang telah dibagikan ketua kelompok menjadi penilaian tersendiri. Berdasarkan hasil kesepakatan setelah melakukan diskusi kelompok, maka rumah adat yang akan dibuat adalah: Rumah Kebaya, Rumah Joglo, Rumah Gadang, dan Rumah Honai.
Kreativitas diperlukan untuk membuat karya maket menjadi lebih bagus dipandang. Pembuatan karya ini dilakukan dalam waktu sembilan pertemuan kegiatan P5. Evaluasi dilakukan setiap hari untuk mencari solusi jika mengalami kesulitan atau kendala dalam membuat karya ini. Satu hari menjelang berakhirnya tahap aksi sudah ada maket rumah yang selesai, hal ini memacu kelompok lain untuk menyelesaikannya sesuai target.
Setelah semua kelompok menyelesaikan karya maket, kegiatan dilanjutkan dengan membuat kampanye aksi. Tujuannya adalah mengenalkan karya yang sudah dibuat pada pserta didik lainnya atau warga lainnya yang ada di lingkungan sekolah. Selain mengenalkan bentuk rumah adat, masing-masing kelompok juga sudah membuat informasi tambahan berupa adat istiadat dan budaya daerahnya dala bentuk poster.
Tahap akhir dari kegiatan P5 ini adalah refleksi. Tahap ini dilakukan setelah gelar karya dibuat. Menampilkan karya serta melakukan presentasi publik dilakukan untuk mengembangkan karakter dari Profil Pelajar Pancasila. Dengan mengenalkan perbedaan budaya yang ada di Indonesia, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan jiwa persatuan dan kesatuan.
Bhineka Tunggal Ika adalah salah satu tema kegiatan P5 yang telah ditentukan oleh Kemendikbudristek. Ada enam tema yang bisa diangkat dalam projek ini, keenam tema ini diambil setelah melalui proses penentuan bersama antara guru, peserta didik, orangtua dan warga sekolah lainnya berdasarkan isu yang berkembang.
Tema Kegiatan P5 pada Jenjang Sekolah Dasar
Berikut enam tema yang dapat diangkat pada jenjang sekolah dasar:
- Gaya Hidup Berkelanjutan
- Kearifan Lokal
- Bhineka Tunggal Ika
- Bangunlah Jiwa dan Raganya
- Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI
- Kewirausahaan
Tema tersebut dilaksanakan pada setiap semester tahun ajaran berjalan. Dengan melaksanakan kegiatan P5 ini tujuan pembelajaran dapat terpenuhi sesuai dengan dimensi dan elemen-elemennya. Karakter peserta didik menjadi tujuan utama pencapaian yaitu peserta didik yang memiliki karakter sesuai Profil Pelajar Pancasila.
Penulis: Dwi Yulianti, S.Mat, S.Pd. (Oase_biru)
Referensi:
https://pusatinformasi.kolaborasi.kemdikbud.go.id/hc/en-us/articles/8747805824409-Tema-Projek-Berdasarkan-Jenjang