Hari Kebangkitan Nasional “Bangkit Untuk Indonesia Emas”- Salah satu tonggak sejarah perjuangan Bangsa Indonesia adalah bangkitnya rasa Nasionalisme pemuda dan masyarakat Indonesia. Perjuangan yang awalnya bersifat kedaerahan mulai berubah menjadi pergerakan nasional yang digaungkan oleh mahasiswa-mahasiswa STOVIA dan dipelopori oleh dr. Soetomo. Mereka menginginkan adanya organisasi yang bergerak dibidang sosial, budaya, dan ekonomi.
Organisasi ini akhirnya dapat berdiri setelah dr. Soetomo bertemu dengan dr. Wahidin Soedirohoesodo. Gagasan dan ide yang disampaikan dr. Wahidin adalah “jika akan mendirikan organisasi, maka harus berusaha dengan mendanai sendiri”. Setelah berusaha mengumpulkan dana melalui aktivitas berdagang, akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri organisasi pemuda Budi Utomo. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional setiap tanggal 20 Mei sendiri, penetapannya dilakukan setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Tahun 2024 adalah peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-116, dengan mengusung Tema “Bangkit Untuk Indonesia Emas” mengingatkan kembali tujuan yang ingin dicapai pada puncak perayaan peringatan Indonesia emas pada HUT RI di tahun 2045. Pada tahun tersebut Indonesia telah mencapai usia 100 tahun. Generasi emas sebagai generasi yang akan memimpin Indonesia dua puluh tahun yang akan datang harus dipersiapkan mulai saat ini.
Persiapan yang dilakukan adalah dengan mengembangkan kurikulum pendidikan mulai tingkat satuan pendidikan pada jenjang dasar. Generasi emas yang nantinya akan memimpin Indonesia sudah mulai ditanamkan karakter yang ada dalam Kurikulum Merdeka, antara lain:
1. Memahami Nilai Pancasila dan Mengimplementasikannya
Pancasila sebagai Dasar Negara meminiki nilai-nilai tersendiri pada setiap silanya. Sila pertama yang mengedepankan toleransi dalam keragaman agama, memberi kesadaran hidup dalam kerukuan walaupun berbeda agama dan keyakinan. Pada sila kedua menanamkan kesadaran persatuan dengan keragaman suku dan budaya.
Mengedepankan rasa solidaritas yang tinggi untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa dituangkan dalam sila ketiga. Sila keempat mengedepankan peran aktif semua anggota masyarakat dalam pengambilan keputusan. Sila kelima membangun jiwa dan rasa keadilan dalam seluruh kehidupan dan penghidupannya.
2. Memiliki Kompetensi Profil Pelajar Pancasila
Beriman dan Bertakwa Pada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhak Mulia; Berkebinekaan Global; Gotong Royong; Mandiri; Kreatif; dan Bernalar Kritis mulai ditanamkan untuk menjadikan generasi emas yang kompeten di bidangnya masing-masing. Generasi yang mencintai bangsanya, mencintai sejarah Bangsa Indonesia, dan membawa Indonesia menjadi bangsa yang besar di mata dunia.
3. Mampu Mengintrospeksi Diri Untuk Membangun Indonesia Emas
Melakukan introspeksi diri sebagai bagian dari evaluasi dan refleksi merupakan hal penting yang menunjukkan kematangan dan kedewasaan dalam mengambil langkah perbaikan di masa depan. Hal ini akan memperbaiki kualitas dan kapabilitas diri menjadi lebih baik dan mengurangi kekeliruan yang mungkin akan terjadi.
Ketiga kriteria tersebut menjadi karakter yang dimiliki generasi emas menuju Idonesia emas nanti. Perbaikan pendidikan khususnya kurikulum sudah dilakukan sejak awal Kurikulum Merdeka digaungkan. Hasil yang akan dicapai bukan dalam jangka waktu satu dua tahun ke depan, namun dua puluh tahun yang akan datang saat Indonesia mencapai usia emas.
Kegiatan dan Aktivitas yang Dilakukan Menyongsong Indonesia Emas
Berbagai bentuk perbaikan dan perubahan kerap kali membuat kami sebagai pendidik melakukan penyesuaian saat melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Merdeka belajar sebagai slogan yang membuat kami selalu melakukan inovasi pembelajaran pada akhirnya memberikan pengalaman belajar yang bervariasi bagi peserta didik.
Kemajuan dan perkembangan teknologi menjadi sarana yang terus berkembang selaras dengan society 5.0 sebagai perkembangan dari revolusi industri 4.0 yang berpotensi mendegradasi peran manusia. Pemerintah melalui regulasinya memberikan arah dalam menerapkan implementasi kurikulum di satuan pendidikan. Hal ini juga memberikan jalan untuk pengembangan karir guru dalam meningkatkan penilaian kinerjanya.
Tema Hari Kebangkitan Nasional kali ini mencerminkan persiapan yang telah dilakukan bangsa Indonesia melalui pemerintah menuju perayaan 100 tahun Indonesia merdeka. Harapan terciptanya generasi emas sebagai pemimpin bangsa di masa depan menjadi bentuk usaha dan doa agar Indonesia Emas terwujud nyata.
Upacara bendera di satuan pendidikan dilakukan sebagai salah satu bentuk partisipasi dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Memberikan pemahaman dan memaknai perjuangan para pahlawan kemerdekaan dilakukan dalam rangkaian kegiatan ini. Menanamkan rasa cinta tanah air dan mengembangkan rasa bangga menjadi bangsa Indonesia dilakukan bersama-sama oleh pendidik di lingkungan sekolah.
Selain itu sikap menghargai dan menghormati jasa para pahlawan yang berjuang tanpa pamrih menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi. Adanya rasa nasionalisme yang tinggi menciptakan generasi muda yang mau mengembangkan diri baik secara formal maupun non formal.
Rangkaian kegiatan lomba untuk menumbuhkan kerja sama dan gotong royong menjadi pengalaman berharga peserta didik untuk mencapai prestasi. Saling menghargai dan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan harus selalu dikedepankan dalam setiap kegiatan berkelompok. Sportifitas menjadi satu-satunya tolak ukur dalam penilaian lomba.
Bangkitlah generasi muda! Gandengkan tangan menyongsong masa depan Indonesia yang maju dan dikenal dunia Internasional. Tunjukkanlah jika Generasi Emas bisa mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045!
Penulis: Dwi Yulianti, S.Mat, S.Pd
Sumber Referensi:
https://bobo.grid.id/read/083712375/hari-kebangkitan-nasional-sejarah-dan-faktor-persatuan-bangsa?page=all
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2023/09/generasi-pelajar-pancasila-kunci-wujudkan-indonesia-emas-2045