Pesona Sejarah Jawa di Museum Sonobudoyo

Winarsih
Pemain musik gamelan di Museum Sonobudoyo
Pemain musik gamelan di Museum Sonobudoyo

Berkunjung ke kota Yogyakarta, sayang rasanya jika tidak mampir ke Museum Sonobudoyo. Saat mengunjungi museum, pengunjung diharapkan mengikuti peraturan, seperti dilarang menggunakan lampu flash saat mengambil gambar, dilarang menyentuh benda koleksi museum, serta dilarang makan dan minum. Museum ini didirikan  pada tahun 1935 dan memiliki koleksi yang beragam dengan harga tiket masuk yang terjangkau. Dengan menunjukkan tiket, kita akan mendapatkan jasa pemandu gratis, hal ini cukup membantu karena banyak hal menarik yang saya jumpai di dalam museum, di antaranya adalah:

Koleksi Wayang

Saya menjumpai banyak koleksi wayang di sini. Jika sebelumnya kita hanya mengenal wayang kulit dan wayang golek, maka di Museum Sonobudoyo kita dapat menyaksikan bahwa wayang kulit berdasarkan kisah yang dibawakan, misalnya:  Wayang Sadat, yaitu wayang yang bersumber dari cerita babad tanah Jawa yang mengisahkan perjuangan para wali dalam menyebarkan agama Islam di Jawa; Wayang Wahyu yang kisahnya bersumber dari kitab suci agama Kristen, yaitu tentang kelahiran dan perjalanan hidup Yesus. Ada pula Wacinwa, yang berarti Wayang Cina Jawa,yang merupakan perpaduan wayang kulit Cina dan Jawa.

Wacinwa merupakan perpaduan unik dua budaya yang khas.

Koleksi Wastra

Wastra adalah kain tradisional yang memiliki makna tertentu. Bentuknya bisa berupa batik, songket, tenun, maupun ikat. Di tanah Jawa, perkembangan wastra dipengaruhi oleh agama Islam, hal ini terlihat dari kaligrafi Arab dan motif-motif bercorak Islam. Busana yang ditampilkan juga cenderung tertutup dan disesuaikan dengan kaidah agama Islam yang menyelaraskan etika dan memuat simbol-simbol Islam.

Menurut catatan sejarah, penduduk pulau Jawa telah memenun kain pada abed ke-8.

Permainan Tradisional Jawa

Sejak zaman dulu, permainan tradisional menjadi aktivitas menghibur yang penuh keseruan dengan nilai sosial budaya. Di Museum Sonobudoyo ditampilkan koleksi beberapa permainan tradisional Jawa seperti papan congklak, tempat adu jangkrik, gasing dan masih banyak lagi.

Permainan congklak walaupun tidak diketahui asal-usulnya namun merupakan warisan budaya dari generasi ke generasi.

Mesin Ketik Huruf Jawa

Mesin ketik yang populer digunakan pada tahun 1917 hingga 1960-an ini terdiri dari 32 tuts berupa huruf, angka dan tanda baca dalam bahasa Jawa. Pada zaman dulu, mesin ketik ini banyak digunakan untuk keperluan membuat surat dan kegiatan administrasi lainnya, terutama oleh pihak Keraton Surakarta.

Mesin Ketik Huruf Jawa, sangat populer pada masanya.

Sekolah Seni Kerajinan

Kunstambachtsschool (KAS) atau yang dikenal dengan Sekolah Seni Kerajinan, yang didirikan  pada tahun 1939 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi peserta didiknya, terutama seni kerajinan kayu dan perak. Namun sayangnya, sekolah ini hanya menghasilkan satu angkatan karena adanya Perang Dunia II.

Sekolah Seni Kerajinan memiliki 20 orang guru yang berasal dari berbagai daerah.

Meja Perjamuan

Di Museum Sonobudoyo, kita dapat menyaksikan pertunjukan meja perjamuan, berupa meja makan dengan animasi yang mengisahkan perjamuan di masa lalu. Lengkap dengan penataan meja, jenis makanan yang disajikan, dan etika perjamuan di masa lalu yang dipengaruhi budaya Eropa.

Meja perjamuan merupakan refleksi kehidupan di masa lalu
Meja perjamuan merupakan refleksi kehidupan di masa lalu

Wahana Virtual

Pada lantai paling atas dari Museum Sonobudoyo terdapat perangkat wahana virtual, di mana kita bisa melakukan tur virtual berupa wahana Jemparingan, yaitu olahraga panahan tradisional Jawa, wahana tayangan cerita rakyat, lorong waktu, tembang dolanan dan sumbu filosofi Yogyakarta.

Saya merasa cukup puas menjelajahi Museum Sonobudoyo, karena dengan menggabungkan teknologi modern dan koleksi sejarah yang kaya, Museum Sonobudoyo memberikan pengalaman lebih dalam bagi pengunjung untuk menjelajahi masa lalu. Jadi, bagi yang berwisata ke Yogyakarta, jangan lupa mampir ke Museum Sonobudoyo.

Referensi:

https://sonobudoyo.jogjaprov.go.id/id/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *