Gentle parenting adalah sebuah pendekatan dalam mendidik anak yang menekankan empati, pengertian, dan komunikasi yang lembut.
Pendekatan ini berfokus pada membangun hubungan yang saling menghormati antara orang tua dan anak, serta memahami, merespon kebutuhan emosional anak dengan lembut, serta menekankan pada penggunaan pendekatan non-punitive, di mana anak-anak tidak diberi hukuman fisik atau bentuk hukuman yang keras.
Sebaliknya, pendekatan ini mengedepankan pengajaran melalui penjelasan, pemodelan, dan membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial serta pengaturan emosi yang sehat.
Dalam pendekatan ini, orang tua juga diarahkan untuk mendengarkan dan menghormati perasaan dan sudut pandang anak, serta memberikan dukungan kepada mereka dalam memahami dan mengatasi emosi yang mereka alami.
Tujuan dari gentle parenting adalah menciptakan lingkungan yang aman, mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, serta membangun hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak.
Baca juga: 1,5 Juta Anak di Indonesia Pernah Menjadi Korban Kekerasan Seksual, Orangtua Mesti Bagaimana?
Bagaimana cara mempraktekkan gentle parenting?
Berikut adalah beberapa cara yang bisa kita praktikkan dalam menerapkan gentle parenting secara efektif:
1. Mengembangkan kesadaran diri
Menjadi sadar akan emosi dan respon kita sendiri adalah langkah awal dalam pendekatan ini. Coba identifikasi emosi kita dan temukan cara untuk mengelolanya agar tidak merespon anak dengan cara yang tidak lembut.
2. Berkomunikasi dengan lembut
Gunakan bahasa yang lembut dan memperhatikan nada suara kita saat berbicara dengan anak. Dengarkan dengan penuh perhatian, tunjukkan empati, dan respon dengan penuh pengertian.
3. Berikan pilihan
Berikan anak beberapa pilihan dalam situasi yang memungkinkan. Ini membantu anak merasa memiliki kontrol dalam kehidupan mereka sendiri dan membangun keterampilan pengambilan keputusan.
4. Membangun peraturan bersama
Buat peraturan rumah bersama anak. Diskusikan mengenai konsekuensi dari pelanggaran peraturan tersebut dan biarkan anak berpartisipasi dalam mencari solusi yang adil.
5. Menggunakan konsekuensi yang bermanfaat
Sebagai pengganti hukuman, gunakan konsekuensi yang bermanfaat. Misalnya, jika anak melanggar peraturan, mintalah mereka untuk membantu membersihkan kekacauan yang dihasilkan atau meminta mereka untuk membuat keputusan yang lebih baik di lain waktu.
6. Menjadi teladan yang baik
Anak-anak belajar melalui pengamatan dan peniruan. Menjadi teladan yang baik dengan menunjukkan cara yang positif dalam mengelola emosi, menyelesaikan konflik, dan berinteraksi dengan orang lain.
7. Memberikan dukungan emosional
Fokuskan pada kebutuhan emosional anak dan berikan dukungan dengan cara yang lembut. Dengarkan keluhan mereka, berikan pemahaman, dan bantu mereka dalam mengatasi emosi negatif yang mungkin mereka alami.
Ingatlah bahwa pendekatan yang melibatkan kesabaran, pengertian, dan pengembangan hubungan yang kuat antara orang tua dan anak.
Praktikkan secara konsisten dan beradaptasi dengan kebutuhan individual anak kita untuk pencapaian hasil yang positif.
Apa dampak positif gentle parenting bagi anak?
Dengan menerapkan pendekatan ini, anak dapat mengalami hal-hal berikut:
1. Hubungan yang lebih baik
Gentle parenting membantu membangun hubungan yang kuat antara orang tua dan anak. Dengan memperhatikan kebutuhan emosional anak, memberikan perhatian penuh, dan berkomunikasi dengan lembut, anak merasa didengar, dihargai, dan lebih terhubung dengan orang tua mereka.
2. Keterampilan sosial yang baik
Anak yang tumbuh dengan gentle parenting biasanya mengembangkan keterampilan sosial yang lebih baik.
Mereka belajar untuk berkomunikasi secara efektif, berempati terhadap orang lain, dan menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat dan konstruktif.
3. Kepercayaan diri yang tinggi
Dalam gentle parenting, anak diberikan ruang untuk mengungkapkan diri mereka sendiri, membuat pilihan, dan mengambil tanggung jawab.
Hal ini membantu mereka membangun kepercayaan diri yang tinggi dan mempelajari pentingnya otonomi.
4. Kemampuan mengatur emosi
Dengan mendapatkan dukungan emosional yang konsisten dan dipandu dalam mengelola emosi, anak-anak yang tumbuh dengan pendekatan gentle parenting dapat mengembangkan kemampuan yang baik dalam mengenali dan mengatur emosi mereka sendiri.
5. Konflik yang lebih sedikit
Karena komunikasi yang terbuka, pengertian, dan respon yang lembut, anak merasa lebih aman untuk mengungkapkan kebutuhan dan pemikiran mereka, mengurangi kemungkinan terjadinya konflik yang berkepanjangan.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap anak adalah unik dan dampak dari gentle parenting mungkin berbeda-beda.
Faktor-faktor seperti kepribadian anak, lingkungan, dan interaksi sosial juga dapat mempengaruhi dampak yang diterima oleh anak.
Apa dampak negatif gentle parenting bagi anak?
Sebenarnya gentle parenting memiliki banyak dampak positif, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, akan tetapi ada juga beberapa potensi dampak negatif yang perlu diperhatikan.
Berikut adalah beberapa potensi dampak negatif gentle parenting:
1. Ketidakjelasan aturan dan batasan
Jika pendekatan ini diaplikasikan dengan terlalu longgar, anak mungkin menghadapi ketidakjelasan tentang aturan dan batasan yang ada.
Hal ini dapat menyebabkan kebingungan dan kurangnya struktur batasan dalam kehidupan sehari-hari anak.
2. Kesulitan menghadapi frustrasi dan keterbatasan
Pendekatan ini mendorong pengakuan dan penghormatan terhadap emosi anak.
Namun, jika anak tidak diajari keterampilan untuk mengatasi frustrasi dan mengatasi keterbatasan, mereka mungkin menghadapi kesulitan dalam menghadapi tantangan dan kegagalan di dunia nyata.
3. Kelebihan permissiveness (pembebasan)
Jika pendekatan diaplikasikan tanpa keberimbangan, ada potensi anak menjadi terlalu manja atau kurang disiplin.
Hal ini dapat menyebabkan anak merasa sulit mengikuti aturan, memiliki kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan struktur sosial, dan kurang bertanggung jawab.
4. Tantangan dalam mengajarkan tanggung jawab dan konsekuensi
Gentle parenting berfokus pada pemahaman dan komunikasi yang lembut, tetapi dalam prosesnya, mungkin ada tantangan untuk mengajarkan kepada anak tentang tanggung jawab, konsekuensi dari tindakan mereka, dan pentingnya menghormati batasan dan aturan.
5. Disorientasi dalam menghadapi dunia yang keras
Anak yang tumbuh dengan gentle parenting punya potensi mengalami kesulitan dalam menghadapi dunia yang keras dan kompetitif di luar rumah.
Mereka punya potensi mengalami kesulitan dalam menghadapi kritik, kegagalan, dan konflik yang intens.
Penting bagi orang tua untuk tetap berkomunikasi dan fleksibel dalam pendekatan ini, dan menyelaraskan pendekatan tersebut dengan kebutuhan anak dan lingkungan di sekitarnya.
Mendapatkan keseimbangan yang tepat antara perhatian dan batasan akan membantu mengurangi potensi dampak negatif dan menciptakan lingkungan yang seimbang untuk perkembangan anak.
Referensi:
https://www.parenting.co.id/keluarga/mengenal-gentle-parenting-untuk-membesarkan-anak-bahagia
https://hellosehat.com/parenting/gentle-parenting/
https://image-corona.alodokter.com/gentle-parenting-pola-asuh-anak-dengan-pendekatan-yang-lembut