Apa Perbedaan El Nino dan La Nina? Dampak fenomena alam El Nino terhadap perubahan iklim merupakan isu global yang mendapatkan banyak perhatian selama beberapa tahun terakhir. Perubahan cuaca ekstrem dan meningkatnya suhu global telah terjadi hampir di seluruh dunia, disebabkan oleh El Nino.
Namun, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa fenomena alam tersebut akan segera berakhir dan digantikan La Nina. Menurut BMKG, El Nino mulai melemah dan perlahan akan beralih ke netral pada Mei 2024 ini. Selanjutnya, La Nina akan muncul pada periode Juni-Agustus.
Ilustrasi El Nino dan La Nina (Pinterest.com)
Lalu, apakah perbedaan El Nino dan La Nina? Dan apa saja dampaknya terhadap iklim di Indonesia? Artikel ini akan menjelaskannya…
Penting bagi kita untuk memahami kedua fenomena ini. Tidak hanya sebagai pengetahuan umum, namun juga sebagai bagian dari kesiapsiagaan dalam menghadapi perubahan cuaca ekstrem yang mungkin terjadi.
Baca juga: Dampak Perubahan Iklim: Tantangan Kesehatan Mental Anak dan Remaja
Apa itu El Nino?
El Nino adalah fenomena iklim yang terjadi ketika suhu permukaan air di bagian tengah dan timur Samudra Pasifik lebih hangat dari biasanya. El nino mempengaruhi pola cuaca global, menyebabkan berbagai dampak ekstrem, seperti kekeringan di beberapa daerah dan banjir di daerah lain. Fenomena ini biasanya terjadi setiap beberapa tahun sekali dan dapat bertahan dari beberapa bulan hingga lebih dari satu tahun.
Apa itu La Nina?
La Nina adalah kebalikan dari El Nino. Fenomena ini terjadi di mana suhu permukaan air di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur menjadi lebih dingin dari rata-rata.
La Nina juga memiliki dampak yang luas terhadap pola cuaca global, karena seringkali menimbulkan dampak berlawanan dengan El Nino. Dampaknya yaitu peningkatan curah hujan di beberapa tempat dan kekeringan di tempat lain.
Sama seperti El Nino, La Nina biasanya juga terjadi setiap beberapa tahun sekali, dan berlangsung selama beberapa bulan atau lebih.
Perbedaan Dampak Iklim El Nino dan La Nina di Indonesia
Seperti yang telah dijelaskan di atas. El Nino dan La Nina memberikan dampak beragam dan cukup signifikan terhadap curah hujan bulanan, terutama di wilayah Indonesia. Keduanya memiliki perbedaan dalam hal tersebut.
La Nina menyebabkan meningkatnya curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia pada bulan Juni-Juli-Agustus. Sedangkan, pada bulan September-Oktober-November La Nina berpengaruh pada peningkatan curah hujan di wilayah tengah hingga timur Indonesia. Dampak dari La Nina dapat menyebabkan banjir, tanah longsor, serta kerusakan tanaman dan hasil pertanian.
Kebalikan dari La Nina. El Nino berdampak pada penurunan curah hujan >40% pada bulan yang sama dengan La Nina yaitu Juni-Juli-Agustus. Kondisi tersebut terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menyebabkan adanya fenomena kekeringan, kurangnya air bersih, gagal panen, serta kebakaran hutan dan lahan.
Dampak Secara Global
El Nino menyebabkan pemanasan global yang mengakibatkan kekeringan dan peningkatan suhu di banyak daerah. (Sedangkan, La Nina menimbulkan penurunan suhu global dan meningkatkan curah hujan yang bisa menyebabkan banjir di beberapa daerah.)
El Nino cenderung mengurangi aktivitas siklon tropis. (Sementara La Nina bisa meningkatkan kejadian siklon.)
Dampak El Nino dan La Nina bisa berbeda-beda tergantung pada lokasi geografis dan kondisi iklim lokal dan global.
Manfaat Tahu Perbedaan El Nino dan La Nina untuk Kesiapsiagaan
Mudah memahami perbedaan antara El Nino dan La Nina serta dampaknya terhadap iklim global dan lokal.
Penting untuk perencanaan dan kesiapsiagaan. Pengetahuan ini memungkinkan individu, masyarakat, dan pemerintahan untuk mengambil langkah-langkah preventif guna mengurangi risiko bencana alam seperti kekeringan dan banjir yang mungkin terjadi sebagai akibat fenomena ini.
Dengan perencanaan yang efektif, dampak negatif pada pertanian, pasokan air, dan kesehatan umum bisa diminimalisir.
Bagaimana Masyarakat Bisa Beradaptasi?
Adaptasi terhadap dampak El Nino dan La Nina membutuhkan strategi yang komprehensif dan berkelanjutan. Masyarakat dapat beradaptasi dengan cara-cara berikut ini:
- Meningkatkan sistem peringatan dini untuk bencana alam yang terkait dengan iklim, memastikan ada cukup waktu untuk persiapan.
- Memodifikasi praktik pertanian untuk lebih tahan terhadap perubahan iklim, misalnya dengan menggunakan varietas tanaman yang lebih tahan kering untuk menghadapi El Nino atau yang lebih tahan banjir dalam kasus La Nina.
- Memperkuat infrastruktur dasar, seperti sistem drainase dan bendungan, untuk mengurangi risiko banjir selama La Nina dan memastikan pasokan air selama El Nino.
- Edukasi komunitas tentang bagaimana cara menghemat air dan mengimplementasikan sistem pengairan yang efisien.
Kesimpulan
Memahami dan beradaptasi terhadap perbedaan antara El Nino dan La Nina tidak hanya mengurangi kerugian ekonomi dan jiwa. Tetapi juga membentuk suatu masyarakat yang lebih resilien dan siap menghadapi tantangan iklim masa depan.
Dengan demikian, meskipun fenomena alam El Nino dan La Nina tidak dapat dihindari. Dengan pemahaman yang baik tentang keduanya, kita dapat melakukan pencegahan dan mitigasi yang tepat untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.
Semoga artikel ini dapat memperluas pengetahuan kita tentang fenomena alam dan perubahan iklim yang tengah bumi kita alami saat ini.
Referensi
https://cews.bmkg.go.id/enso-tentang.php