Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan Indonesia
Quotes. Siapa yang tidak mengenal Pramoedya Ananta Toer, atau akrab disapa Pram? Penulis kelahiran Blora ini dikenal sebagai sastrawan produktif yang vokal menyuarakan kehidupan manusia secara luas. Ia merupakan putra dari Mastoer, seorang pendidik dan tokoh organisasi pada masanya.
Pram lahir di Jiken, Blora, Jawa Tengah pada 6 Februari 1925 dan wafat di Jakarta pada 30 April 2006. Ia dimakamkan di Pemakaman Umum Karet Bivak.
Sebagai penulis dengan berbagai karya lintas genre, Pram pernah menikah dua kali, yaitu dengan Arvah Iljas (1950–1954) dan Maemunah Thamrin (1956 hingga wafatnya Pram pada 2006).
Karya-karya Pram sangat banyak dan hingga kini masih menjadi panutan di dunia sastra, bahkan di kancah internasional. Ia merupakan kakak dari sastrawan Soesilo Toer. Pram telah meraih berbagai penghargaan internasional seperti Freedom to Write Award, Wertheim Award, Ramon Magsaysay Award, dan banyak lagi. Sebagai tokoh yang konsisten menyuarakan kebebasan dan kemerdekaan dalam berkarya, Pram meninggalkan banyak kata-kata mutiara (quotes) yang menginspirasi dan menjadi sumber renungan.
Berikut ini quotes-quotes terbaik dari Pramoedya Ananta Toer yang penulis rangkum dari berbagai literatur. Yuk, simak bersama!
1. Quotes: “Kesalahan orang-orang pandai adalah menganggap yang lain bodoh dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai.”
Hal ini kerap kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Ketika merasa diri pandai, seseorang cenderung meremehkan orang lain. Contohnya, saat kita bisa mengoperasikan komputer, lalu ada teman meminta tolong, kita mungkin langsung menganggapnya tidak bisa. Padahal bisa jadi, dia hanya tidak punya waktu karena sedang mengerjakan hal lain.
Sebaliknya, orang yang kurang percaya diri sering kali menganggap orang lain lebih pandai dari dirinya. Misalnya, masyarakat yang menganggap semua guru pasti serba bisa, padahal kenyataannya tidak selalu demikian. Akibatnya, pekerjaan jadi tidak maksimal karena harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
2. Quotes: “Kehidupan itu seimbang. Barang siapa hanya memandang pada keceriannya saja, dia orang gila. Barang siapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit.”
Hidup harus dijalani secara seimbang. Tidak boleh hanya melihat sisi cerah atau sisi gelapnya saja. Kegembiraan dan penderitaan akan selalu datang silih berganti, dengan kadar yang berbeda-beda. Tertawa terus menerus tanpa alasan menunjukkan ketidakwajaran, begitu pula dengan menangis terus menerus.
Sesakit apa pun hidup ini, selalu ada celah kecil untuk tertawa—entah melihat anak kecil bertingkah lucu, atau kucing yang bertindak konyol. Intinya, jalani hidup secara seimbang.
3. Quotes: “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Inilah kutipan Pram yang paling terkenal. Baginya, menulis adalah cara untuk abadi. Meski Pram telah wafat sejak 2006, karya-karyanya terus dibaca dan dikaji, membuat namanya tetap hidup di hati para pembaca.
Banyak orang pandai yang dilupakan sejarah karena mereka tidak menuliskan pikiran dan ide-ide mereka. Maka, jika ingin dikenang dan memberi dampak jangka panjang, menulislah.
4. Quotes: “Di balik setiap kehormatan mengintip kebinasaan, Di balik hidup adalah maut, Di balik persatuan adalah perpecahan, Di balik sembah adalah umpat. Maka jalan keselamatan adalah jalan tengah.”
Hidup itu harus seimbang. Ambil jalan tengah dalam setiap situasi. Dalam setiap kehormatan, ada potensi kehancuran; dalam persatuan, ada kemungkinan perpecahan. Maka berhati-hatilah. Jangan terlalu larut dalam kebanggaan, karena bisa jadi itulah awal dari kejatuhan.
Roda kehidupan selalu berputar. Kita harus hidup dengan wajar dan tidak terlalu condong ke satu sisi. Ambillah sikap seimbang demi ketenangan dan keselamatan hidup.
5. Quotes: “Kalau ahli hukum tak merasa tersinggung karena pelanggaran hukum, sebaiknya ia jadi tukang sapu jalanan.”
Kutipan ini menyindir keras para ahli hukum dan penegak hukum yang justru bermain-main dengan hukum. Mereka seharusnya merasa tersinggung saat hukum dilanggar, tetapi kenyataannya justru terlibat pelanggaran itu sendiri.
Pram menyarankan, jika tidak bisa menegakkan hukum, lebih baik beralih profesi. Negara ini butuh pembenahan hukum yang berpihak pada keadilan rakyat, bukan pada kepentingan dan uang.
6. Quotes: “Kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri.”
Ini kritik tajam bagi kaum muda. Tanpa keberanian untuk belajar, berkembang, dan mengambil risiko, kita hanya akan menjadi seperti ternak—hidup tanpa arah dan mudah dikendalikan.
Pemuda harus berani bermimpi, melangkah, dan bertindak agar bisa memberi arti bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar.
7. “Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri, bersuka karena usahanya sendiri, dan maju karena pengalamannya sendiri.”
Kebahagiaan sejati datang dari hasil jerih payah sendiri. Bekerja keras, berusaha, dan maju dengan pengalaman pribadi akan memberikan kepuasan yang tidak bisa dibeli.
Bandingkan dengan seseorang yang sukses hanya karena warisan atau bantuan orang tua—rasanya tentu berbeda. Maka, belajarlah, berusahalah, dan nikmati prosesnya.
8. “Jangan jadi pegawai negeri, jadilah majikan atas dirimu sendiri. Jangan makan keringat orang lain, makanlah keringatmu sendiri. Dan itu dibuktikan dengan kerja.”
Pesan ini mengajak kita untuk mandiri. Meski tidak semua orang harus meninggalkan pekerjaan sebagai pegawai, semangat kemandirian harus tetap ditanamkan. Usahakan untuk hidup dari hasil usaha sendiri dan tidak bergantung pada jerih payah orang lain.
Demikian kumpulan quotes inspiratif dari sastrawan besar Indonesia asal Blora, Pramoedya Ananta Toer. Semoga menjadi sumber semangat dan pencerahan bagi generasi muda. Salam literasi!










![[Ilustrasi AI by DALL.E]](https://suarakreatif.com/wp-content/uploads/2024/12/file-SBQWGiBThQur6Msjeg51P5-e1735440135318-400x225.webp)
