9 Puisi Diafan – Puisi diafan adalah sekerat puisi yang benar-benar polos, tanpa menggunakan diksi berlebihan. Tidak pula menggunakan perlambangan atau majas tertentu yang rumit. Puisi ini sederhana, meski begitu, terkandung keindahan di dalamnya yang mampu memukau pembacanya. Hanya dengan menggunakan bahasa sehari-hari, puisi jenis ini sudah dapat mewakili isi hati penyairnya.
Beberapa menganggap puisi diafan hanya ditulis oleh anak-anak, hal ini karena saking sederhananya puisi jenis ini. Padahal beberapa penyair terkenal juga kerap menulis puisi diafan. Terutama perihal puisi bertema alam. Berikut disajikan contoh puisi diafan dengan tema wisata alam di Pulau Bangka:
Baca juga: Dari Cerpen Hatarakibachi Jadi Sekerat Penuh Puisi
KITA KE PANTAI PADA SUATU HARI YANG BAIK || Puisi Dian Chandra
pada suatu hari yang baik
kita ke pantai
dengan seluruh senyum yang kita punya
kita jejaki pantai
dengan kaki-kaki kita yang telanjang
kita benahi jalan kepiting
agar tak lagi miring
setelahnya kita kumpulkan batu apung
yang berserakan di atas pasir putih
–itu bagus untuk kakimu
yang kian retak
hingga sore memanggil kita pulang
jauh ke peraduan masing-masing
Toboali, 03 April 2024
DANAU KAOLIN || Puisi Dian Chandra
ini danau kaolin
ialah bekas galian timah
yang mendadak jernih dan biru
& menjadi kenangan baru
yang lalu kita kunjungi
dengan menempuh jarak
yang panjang
–sebagaimana ingatan kita
Toboali, 03 April 2024
BATU BELIMBING || Puisi Dian Chandra
tidakkah kaujumpai batu-batu raksasa
yang gemar menumpuk-numpuk diri
satu sama lain
?
tidakkah kautemui pantai
yang membentang jauh di kaki-kaki batu
?
tidakkah kaulihat burung-burung singgah
di atas batu-batu
yang tubuhnya teriris-iris
sebagaimana belimbing
?
tidakkah kausaksikan matahari terbenam
dari celah-celah batu belimbing
lalu jatuh ke pantai
?
tidakkah kauingin menemuinya?
Toboali, 03 April 2024
AIR PANAS NYELANDING || Puisi Dian Chandra
di nyelanding
air panas bermukim
tempat orang mandi-mandi
minum & menyembuhkan diri
kita ke sana, sekali waktu
sembari membawa sekantung telur
& kopi sachet
setelahnya kita bercakap-cakap
perihal apa-apa
yang tak hendak dibicarakan
Toboali, 03 April 2024
PANTAI NEK AJI || Puisi Dian Chandra
usai mengunjungi himpang lime
kita kukuhkan langkah
menuju pantai nek aji
tempat lalu lalang anak-anak
yang bermain dengan riang gembira
kita saksikan kapal-kapal nelayan
yang bersandar pada laut
juga pasir putih
yang memuat karang
& biji-biji teritip di badannya
Toboali, 03 April 2024
BENDUNGAN MENTUKUL || Puisi Dian Chandra
laju air
deras
amat deras
teramat deras
mengalir
jauh ke sawah-sawah
membikin tenang
& kedamaian
yang mendadak muncul
Toboali, 03 April 2024
MENGUNDUH TIMAH DI PANTAI DAN DI DARAT || Puisi Dian Chandra
di pantai
tempat lalu lalang kawanan beruduk
& teritip yang betah bermukim
di karang-karang
ada timah
yang diam-diam mengadu nasib
di darat
tempat laluan orang-orang
& pelanduk yang kian menipis
ada timah tinggal
yang diam-diam mengadu peruntungan
Toboali, 04 April 2024
PANTAI KERASAK || Puisi Dian Chandra
ia pantai
orang-orang datang
& pergi satu per satu
usai mengecup wangi pantai
& memeluk erat laut
Toboali, 04 April 2024
PANTAI KELISUT || Puisi Dian Chandra
menarilah di sana
pada pantai yang hening
–tempat orang-orang mengukuhkan ingatan
di siang yang bolong
menyanyilah di sana
ada ratusan beruduk
yang siap menampung suaramu
pada pantai yang damai
menarilah, menyanyilah, karang-karang akan menjaga nyanyianmu
dalam lekatan teritip
di badan-badannya
yang kian tua
menarilah, menyanyilah, burung-burung akan mendampingimu
dalam tarian
di tiap-tiap pasir
yang berbisik-bisik
Toboali, 04 April 2024
Demikian 9 Puisi Diafan dan contohnya dengan tema alam di Pulau Bangka. Semoga Puisi tersebut dapat menginspirasi dan menjadi referensi dalam pembelajaran terkait puisi.***
Sumber:
https://www.sonora.id/read/424020694/3-contoh-puisi-diafan-lengkap-dengan-pengertiannya