Hobi  

Mengenal Asalato, Alat Musik Perkusi Dari Afrika yang Mirip Latto-Latto

Asalato. Foto: kashaka.co.uk

Saat ini permainan Latto-latto masih digandrungi anak-anak.  Hampir setiap hari kita mendengar suara tek-tok, tek-tok yang sangat bising dan kadang mengganggu ketenangan.

Latto-latto yang terbuat dari plastik menghasilkan bunyi yang nyaring sehingga kurang enak didengar. Baru-baru ini ada sebuah alat musik perkusi yang lagi viral di media sosial dan bentuknya mirip Latto-latto.

Alat Musik tersebut berasal dari Afrika Barat dan bernama Asalato atau disebut juga Kasakha. Kelebihannya dia menghasilkan bunyi yang enak didengar, meskipun cara memainkan dan bentuknya hampir mirip dengan lato-lato

Dilansir dari Wikipedia, Asalato atau Kashaka adalah alat musik perkusi sederhana yang terdiri dari dua labu kecil dan diisi dengan kacang yang dihubungkan dengan seutas tali. Satu labu dipegang oleh tangan sedangkan yang lainnya intuk diayunkan dari satu sisi ke sisi lain  dengan cepat  sehingga menciptakan suara “klak” saat bertumbukan.

Walaupun asalnya dari Afrika Barat, Asalato telah diproduksi di berbagai negara seperti Jepang dengan nama Patica, Amerika Serikat dengan nama Kosika dan nama nama lainnya seperti Kes Kes, Tchangot Tche, Koskah.

Selain menghasilkan suara yang enak di dengar,  alat musik ini memiliki beragam manfaat bagi kesehatan. Diantaranya sebagai alat untuk membantu ketangkasan, keterampilan ambideksteritas, sinkronisasi belahan otak dan kemampuan multi tasking (melakukan banyak tugas).

Lebih jauh lagi alat musik tersebut bisa membantu membangun massa otot, meningkatkan fleksibilitas ditangan, lengan dan bahu. Konon bagi orang-orang Afrika, alat ini dianggap sebagai alat meditasi yang dapat menciptakan keadaan trans, meningkatkan relaksasi dan menurunkan tingkat stres.

Dilihat dari jenis alat musik, Asalato adalah instrumen yang termasuk kedalam Marakas. Yakni alat musik pengatur ritme atau pun tempo dalam sebuah lagu. Di Indonesia sendiri dikenal dengan sebutan “ecrek-ecrek”.

Menurut berbagai sumber, awalnya alat musik Marakas berasal dari daratan Afrika dan tidak termasuk ke dalam jenis perkusi. Alat musik tersebut hanya dimainkan secara solo dan hanya digunakan sebagai ritual penyembuhan.

Suku Indian sebelum kedatangan Christopher Colombus pun ternyata sering menggunakan alat musik Marakas sebagai instrumen penyembuhan.

Seiring berjalannya waktu, barulah alat musik marakas ini mulai tersebar ke seluruh wilayah Amerika Selatan dan Kepulauan Karibia. Sampai pada akhirnya para pedagang dari dataran Eropa dan Afrika memperkenalkan instrumen Marakas ke Indonesia.

Di Indonesia, alat musik jenis Marakas pertama kali ditemukan di Kota Maluku. Para pedagang dari Portugis yang memperkenalkan alat musik ini kepada penduduk lokal disana. Hingga akhirnya digunakan di berbagai pentas musik  di tanah air.

Dengan banyaknya beragam manfaat dan bahkan “khasiat” yang ada pada alat musik tersebut, alat ini sangat recomended untuk dimainkan karena menghasilkan bunyi yang merdu dan bemanfaat bagi kesehatan.

Contoh cara memainkan Asalato: https://youtu.be/UrvYh2D2RsI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *