Marketing 6.0 di Era Gen Z dan Gen Alpha – Pemasaran adalah salah satu bidang yang selalu mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan kemajuan teknologi dan pergeseran perilaku konsumen.
Salah satu tantangan terbesar bagi para pelaku bisnis adalah bagaimana memahami dan menjangkau generasi-generasi baru yang memiliki karakteristik dan preferensi yang berbeda dari generasi sebelumnya. Dua generasi yang saat ini menjadi sorotan adalah Generasi Z (Gen Z) dan Generasi Alpha (Gen Alpha).
Gen Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, sedangkan Gen Alpha adalah generasi yang lahir setelah tahun 2012. Kedua generasi ini tumbuh di era digital, di mana teknologi menjadi bagian integral dari kehidupan mereka.
Mereka juga memiliki akses yang mudah dan cepat terhadap informasi, hiburan, dan komunikasi melalui berbagai platform online. Hal ini membuat mereka memiliki pola pikir, gaya hidup, dan perilaku konsumsi yang berbeda dari generasi sebelumnya.
Untuk menarik dan mempertahankan loyalitas Generasi Z dan Generasi Alpha, pelaku bisnis perlu mengadaptasi strategi pemasaran mereka sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan kedua generasi ini.
Salah satu pendekatan yang dianggap paling cocok adalah pemasaran 6.0, yang berfokus pada pengalaman imersif yang menyatukan dunia online dan offline tanpa batas yang jelas.
Apa itu Marketing 6.0?
Marketing 6.0 adalah konsep pemasaran yang dikembangkan oleh Iwan Setiawan, CEO MarkPlus, Inc. & Marketeers, sekaligus co-author buku Marketing 6.0: The Future is Immersive (Wiley, 2023).
Konsep ini merupakan evolusi dari marketing 5.0, yaitu pemasaran yang berfokus pada human-centricity dan personalisasi.
Marketing 6.0 menekankan pada immersive experience, yaitu pengalaman yang melibatkan seluruh indera, emosi, dan kognisi konsumen, serta mengaburkan batas antara dunia online dan offline.
Menurut Iwan, marketing 6.0 merupakan pendekatan yang paling sesuai untuk menghadapi Gen Z dan Gen Alpha, yang hidup di era imersif, di mana online dan offline menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Gen Z dan Gen Alpha tidak lagi membedakan antara realitas dan virtualitas, melainkan mencari cara untuk mengintegrasikan keduanya dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Mereka juga mencari pengalaman yang menyenangkan, bermakna, dan berdampak positif bagi diri mereka dan lingkungan mereka.
Untuk menciptakan pengalaman imersif yang menarik bagi Gen Z dan Gen Alpha, Iwan menyebut lima elemen yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Frictionless
Pengalaman yang tidak memiliki hambatan, gangguan, atau kesulitan, baik dalam hal akses, transaksi, maupun interaksi.
2. Multisensory
Pengalaman yang merangsang seluruh indera, baik visual, auditori, taktil, olfaktori, maupun gustatori, sehingga meningkatkan keterlibatan dan kesan emosional.
3. Participative
Pengalaman yang melibatkan partisipasi aktif dari konsumen, baik dalam bentuk kreativitas, kolaborasi, kompetisi, maupun kontribusi, sehingga meningkatkan rasa memiliki dan penghargaan.
4. Interactive
Pengalaman yang memungkinkan interaksi dua arah antara konsumen dengan merek, produk, layanan, maupun komunitas, baik secara langsung, digital, maupun hybrid, sehingga meningkatkan keterhubungan dan kepercayaan.
5. Storytelling
Pengalaman yang menceritakan sebuah kisah yang menarik, relevan, dan inspiratif, baik tentang merek, produk, layanan, maupun konsumen itu sendiri, sehingga meningkatkan daya tarik dan loyalitas.
Baca juga: Peran Digital Marketing dalam Mendukung Pelaku Usaha Bisnis
Bagaimana Contoh Penerapan Marketing 6.0?
Marketing 6.0 sudah mulai diterapkan oleh beberapa merek dan perusahaan yang ingin menjangkau Gen Z dan Gen Alpha dengan cara yang lebih efektif dan menarik.
Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan marketing 6.0 dari berbagai bidang:
1. Nike
Merek olahraga ini meluncurkan Nike App, sebuah aplikasi mobile yang menyediakan berbagai fitur yang menawarkan pengalaman imersif bagi konsumen.
Beberapa fitur tersebut antara lain Nike Fit, yang memungkinkan konsumen untuk mencoba sepatu secara virtual dengan menggunakan kamera smartphone.
Nike By You, yang memungkinkan konsumen untuk mendesain sepatu sesuai dengan selera dan kebutuhan mereka.
Nike Training Club memungkinkan konsumen untuk mengakses berbagai program latihan, tips, dan komunitas yang disesuaikan dengan tujuan dan tingkat kemampuan mereka.
2. Netflix
Platform streaming ini telah meluncurkan beberapa konten interaktif yang memungkinkan konsumen memilih jalur cerita yang mereka inginkan. Salah satu contoh yang paling populer adalah Black Mirror: Bandersnatch, sebuah film yang memiliki lima akhir yang berbeda, tergantung pada pilihan yang dibuat oleh konsumen. Konsep ini memberikan pengalaman yang lebih menarik, menantang, dan bervariasi bagi konsumen.
3. IKEA
Perusahaan furnitur ini telah meluncurkan IKEA Place, sebuah aplikasi yang memanfaatkan teknologi augmented reality (AR) untuk memungkinkan konsumen melihat bagaimana produk IKEA akan tampak di dalam rumah mereka. Konsumen dapat memindai ruangan yang diinginkan, memilih produk IKEA yang disukai, dan melihatnya secara virtual di dalam ruangan tersebut. Konsep ini memberikan pengalaman yang lebih nyata, mudah, dan menyenangkan bagi konsumen.
Kesimpulan
Marketing 6.0 adalah konsep pemasaran yang berfokus pada pengalaman imersif yang menyatukan dunia online dan offline tanpa batas yang jelas.
Konsep ini merupakan pendekatan yang paling cocok untuk menjangkau Gen Z dan Gen Alpha, yang hidup di era imersif dan mencari pengalaman yang menyenangkan, bermakna, dan berdampak positif.
Untuk menciptakan pengalaman imersif yang menarik bagi Gen Z dan Gen Alpha, para pelaku bisnis perlu memperhatikan lima elemen, yaitu frictionless, multisensory, participative, interactive, dan storytelling.
Referensi:
Marketing 6.0: Memasuki Era Imersif bersama Gen Z dan Gen Alpha
https://www.marketeers.com/marketing-6-0-memasuki-era-imersif-bersama-gen-z-dan-gen-alpha/
Marketing 6.0 Jadi Pendekatan Terbaik untuk Gen Z dan Gen Alpha
https://www.marketeers.com/marketing-6-0-jadi-pendekatan-terbaik-untuk-gen-z-dan-gen-alpha/