Komersialisasi Kekayaan Intelektual (KI) melalui IP Marketplace. Berdasarkan Laporan Tahunan 2022 DJKI. Jumlah KI yang dilindungi hingga tahun 2022 mencapai 757.052 Merek, 438.388 Hak Cipta, 42.371 Paten, dan 29.080 Desain Industri. Adapun dari sisi jumlah permohonan, Indonesia berada di peringkat ke-2 untuk Merek dan peringkat ke-10 untuk Paten Sederhana di antara negara middle-income World Intellectual Property (WIPO) [1].
Belajar dari Komersialisasi Kekayaan Intelektual BRIN
Sejatinya angka yang tinggi tidak hanya menggambarkan jumlah produk yang dilindungi secara hukum namun juga potensi ekonominya, mengingat bahwa KI juga menjamin hak ekonomi bagi pemiliknya.
Oleh karena itu sampai saat ini sisi komersialisasi dari KI masih dinilai kurang optimal. Sebagai contoh, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memiliki ribuan paten dan paten sederhana. Pada tahun 2022 saja BRIN menduduki peringkat ketiga teratas sebagai pemohon pendaftaran paten dan paten sederhana dengan total 396 permohonan.
Namun demikian, hasil riset dan inovasi BRIN belum mampu diserap oleh pasar dengan baik [2]. Perlu dicatat bahwa fenomena ini tidak hanya terjadi di BRIN, namun juga perguruan tinggi dan lembaga riset lainnya [3]. Tantangan hilirisasi/komersialisasi paten juga ditemukan di berbagai negara, bahkan bagi negara maju seperti Amerika sekalipun [4].
IP Marketplace DJKI
Pada bulan Agustus 2022, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) telah meluncurkan IP Marketplace- sebuah platform yang mendorong komersialisasi KI dengan mempertemukan pemilik KI dengan calon licensee, pembeli atau investor [5]. Keberadaan platform ini diharapkan mampu mendorong pemanfaatan hak ekonomi dari paten, merek, dan desain industri yang terdaftar serta hak cipta yang tercatat di Indonesia.
Lebih lanjut, aplikasi tersebut diyakini dapat mendorong implementasi pembiayaan berbasis KI di bidang ekonomi kreatif karena mampu menyediakan data acuan dalam mengestimasi valuasi berdasarkan nilai pasar, serta dapat menjadi secondary market untuk melelang KI yang mengalami default/gagal bayar. Sampai dengan Agustus 2023, platform yang dapat diakses melalui https://marketplace.dgip.go.id/ ini terlihat masih sepi.
Implementasi IP Marketplace di Luar Negeri
Pertama, kita akan mengambil contoh IP Marketplace di Denmark. Platform yang memfasilitasi transaksi KI ini sudah ada sejak tahun 2007 di bawah Danish Patent and Trademark Office (DPTO) [6]. Namun demikian, setelah melakukan analisis pasar pada tahun 2022, DPTO memutuskan untuk menutup secara permanen IP Marketplace karena dua hal.
Jadi, hal tersebut disebabkan karena 1) KI paling sering ditransaksikan sebagai bagian dari kegiatan/proses bisnis yang lebih besar dan 2) Mayoritas responden berpendapat bahwa platform terpisah yang hanya fokus ke transaksi hak KI dipandang tidak cocok untuk dilanjutkan [7]. Minimnya buyer dan seller menyebabkan platform ini gagal untuk mencapai keberlanjutan [8].
Patents 4 Partnerships
Dibuat oleh United States Patent and Trademark Office (USPTO) pada tahun 2020. Pada awalnya digunakan untuk listing teknologi terkait pencegahan, diagnosa dan perawatan Covid-19 [9]. Pencantuman Paten pada platform ini bersifat voluntary dan saat ini sudah ada 934 paten yang tersedia untuk dilisensikan.
Halaman depan pada situs memuat nama Paten, nomor registrasi, Inventor dan tanggal dipublikasi. Tidak tersedianya informasi histori transaksi yang dilakukan pada setiap paten yang teregistrasi mengakibatkan kesulitan dalam mengukur efektivitas platform ini untuk mendorong komersialisasi paten.
IP Exchange Hainan
IP Exchange Hainan (IPEH) merupakan sebuah institusi yang menangani transaksi paten, merek, hak cipta dan varietas tanaman, dibentuk oleh Pemerintah Provinsi Hainan tahun 2022. Pembentukan IPEH merupakan salah satu upaya membangun kawasan Hainan Free Trade Port [10].
Pada halaman depan platform marketplace mereka, beberapa paten ditawarkan dengan harga yang negotiable. Selain itu, situs tersebut juga menyediakan informasi terkait regulasi yang berkaitan dengan KI mulai dari level Undang-Undang hingga Peraturan Daerah. Uniknya, platform milik IPEH juga dapat menampung permintaan atas paten yang dipublikasikan oleh calon pembeli/investor dan estimasi harga yang mereka tawarkan.
IP Marketplace = Investment Marketplace
Pada dasarnya KI adalah suatu intangible asset yang berpotensi menghasilkan keuntungan ekonomi. Menurut KBBI, investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Maka semestinya marketplace tempat transaksi KI tidak jauh berbeda dari marketplace investasi pada umumnya.
Jadi, informasi yang disajikan pun harus lebih komprehensif dan mendalam. Tidak sebatas pada nomor registrasi/pencatatan dan siapa yang mendaftarkan/mencatatkan untuk membantu calon licensee/pembeli/investor lebih jauh mengenal produknya dan cara produk tersebut menghasilkan keuntungan.
Selain itu, seringkali kepemilikan dari suatu KI tersebar di lebih dari 1 pihak maka penting bagi calon licensee/pembeli/investor mengetahui pihak mana saja yang berkaitan.
Metode komersialisasi KI untuk berbagai jenis KI berbeda-beda, sehingga penting bagi marketplace untuk dapat memberikan informasi terkait hal tersebut. Misalnya, dalam kategori KI Merek, beberapa cara mengkomersialisasikannya melalui lisensi seperti franchising, merchandising, brand-extension dan seterusnya.
Contoh Sukses dari Komersialisasi Brand Pokemon
Contoh sukses dari komersialisasi merek adalah brand Pokemon yang bekerja sama dengan Niantic (perusahaan pengembang software) untuk membuat mobile game Pokemon Go [11]. Rilis game baru dengan gameplay, mekanik dan AR yang inovatif tidak hanya mengembalikan popularitas Pokemon namun juga menambah revenue bagi Nintendo, Game Freak dan Creatures sebagai pemilik brand Pokemon [12].
Contoh Aplikasi Musicow Platform Asal Korea Selatan
Namun, pada kasus lagu yang dilindungi hak cipta, akan lebih baik jika diketahui berapa pendapatan yang diperoleh dari KI tersebut. Karena hal ini dapat memproyeksikan berapa besar kemampuan lagu tersebut dalam menghasilkan keuntungan ekonomi ke depan.
Angka tersebut didapatkan dari penjualan fisik, online streaming, lisensi untuk karaoke, cover lagu atau dinyanyikan dalam konser, acara televisi dan lain sebagainya. Misalnya Lagu The Beatles dengan judul Yesterday yang sejak dirilis tahun 1965 hingga tahun ini diestimasi telah menghasilkan 30 juta USD royalti dari penjualan fisik, pemutaran radio/online streaming hingga konser [13].
Mengacu pada konsep yang ada di transaksi saham, akses terhadap informasi mempengaruhi keputusan investor [14], dimana ketersediaan informasi berkualitas mampu menekan information asymmetry dan memberi dampak positif pada efisiensi investasi [15] [16].
Contohnya Musicow, sebuah platform asal Korea Selatan yang melihat hak cipta sebagai aset investasi yang hak tagih atas royaltinya dapat diperjual belikan. Mereka membayar sejumlah uang untuk membeli sebagian hak tagih atas royalti musik, membaginya ke bagian kecil dengan istilah “shares” dan melelangnya ke investor melalui aplikasi.
Layaknya menerima dividen saham, investor dapat menerima royalti atas aset yang mereka miliki. Hasilnya, dari tahun lalu hingga Januari 2023 Musicow berhasil mencatat profit sebesar 8.96% (sementara bursa saham Korea, KOSPI mengalami downtrend). Per Februari 2023, ada lebih dari 1.2 juta orang menjadi pengguna platform ini dengan total investasi 400 milyar won atau setara Rp4,5 triliun bermodalkan 20.000 IP [17].

Dari tampilan layar tersebut calon investor memperoleh informasi bahwa lagu Melomance diatas 99.1% royalti berasal dari online atau mobile streaming platform dan sejenisnya dalam 1 tahun terakhir.
Baca juga: Mengapa Pencatatan Hak Cipta Penting?
Kesimpulan Komersialisasi KI melalui IP Marketplace
Jadi, suksesnya sebuah marketplace untuk mendorong komersialisasi IP salah satunya bergantung pada ketersediaan informasi yang jelas bagi calon licensee/pembeli/investor. Meskipun memiliki fitur chat yang dapat memudahkan komunikasi dengan pemilik IP, ada baiknya jika standar minimum informasi yang dapat diakses oleh calon licensee/pembeli/investor melalui IP Marketplace yang dikembangkan DJKI dapat ditingkatkan lagi.
Selain itu, karena metode komersialisasi IP sangat bervariasi, sebaiknya dibuat upaya mengedukasi masyarakat (calon investor) terkait hal tersebut baik melalui video maupun kelas pelatihan khusus untuk mendorong investasi pada IP.
Referensi:
[1] https://dgip.go.id/artikel/detail-artikel/pencapaian-istimewa-djki-2022?kategori=agenda-ki#:~:text=%E2%80%9CJumlah%20kekayaan%20intelektual%202022%2C%20kita,16%20persen%20dari%20tahun%20sebelumnya, diakses tanggal 21 Agustus 2023
[2] https://www.brin.go.id/news/112212/komersialisasi-hasil-riset-perlu-perhatikan-permintaan-pasar, diakses tanggal 21 Agustus 2023
[3] https://money.kompas.com/read/2022/11/11/090000126/komersialisasi-paten-di-perguruan-tinggi-dan-lembaga-riset?page=all, diakses tanggal 21 Agustus 2023
[4] https://www.kashishworld.com/blog/methods-and-challenges-of-patent-commercialization/, diakses tanggal 22 Agustus 2023
[5] https://dgip.go.id/artikel/detail-artikel/grand-launching-ip-marketplace-wamenkumham-platform-ini-untuk-komersialisasikan-produk-kekayaan-intelektual?kategori=Berita%20Resmi%20Desain%20Industri, diakses tanggal 21 Agustus 2023
[6] https://www.kk-advocates.com/news/read/direktorat-jenderal-kekayaan-intelektual-akan-segara-meluncurkan-ip-marketplace, diakses tanggal 21 Agustus 2023
[7] https://www.dkpto.org/system-status-, diakses tanggal 21 Agustus 2023
[8] https://ipwatchdog.com/2020/06/02/examining-usptos-patents-4-partnerships-platform/id=122090/, diakses tanggal 22 Agustus 2023
[9] https://developer.uspto.gov/ipmarketplace/search/platform, diakses tanggal 21 Agustus 2023
[10] https://www.ipeh.com.cn/en/index.php/page/about.html, diakses tanggal 21 Agustus 2023
[11] https://pokemongolive.com/?hl=en, diakses tanggal 24 Agustus 2023
[12] Butcher, Luke & Sung, Billy & Raynes-Goldie, Kate. (2019). Gotta catch ‘em all: invigorating Pokémon through an innovative brand extension. Journal of Brand Management. 26. 10.1057/s41262-018-0120-6.
[13] https://bekasi.inews.id/read/281677/ini-sederet-lagu-berpenghasilan-tertinggi-sepanjang-masa-salah-satunya-shape-of-you-ed-sheeran, diakses tanggal 24 Agustus 2023
[14] https://core.ac.uk/works/82284016
[15] http://eprints.usm.my/37437/1/aamjaf120116_06.pdf
[16] Harymawan, Iman (2021) “Financial Reporting Quality and Investment Efficiency: Evidence from Indonesian Stock Market,” Economics and Finance in Indonesia: Vol. 66: No. 2, Article 3. DOI: 10.47291/efi.v66i2.702 Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/efi/vol66/iss2/3
[17] https://www.kedglobal.com/korean-startups/newsView/ked202305230015, diakses tanggal 21 Agustus 2023