Sastra  

8 Puisi Hari Kartini Karya Dian Chandra

Hardianti Hardianti
Hari Kartini (Foto: freepik.com)
Hari Kartini (Foto: freepik.com)

8 Puisi Hari Kartini Karya Dian Chandra – Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April. Atas jasa-jasanya menyuarakan emansipasi perempuan, hingga perempuan bisa mendapatkan pendidikan dan kehidupan yang setara laki-laki.

Hari Kartini dapat diperingati dengan berbagai macam cara. Mulai dari penyelenggaraan seminar, drama, film, penulisan esai, fashion show, hingga termasuk puisi. Semua dapat dilakukan untuk memaknai Hari Kartini dengan berbagai sudut pandang.

Berikut ini saya akan menyajikan puisi dengan tema Kartini dan hal-hal terkait pemikirannya karya Dian Chandra, dimaksudkan sebagai upaya memperingati Hari Kartini dan meneladani perjuangannya:

TERUNTUK KARTINI

ini april, bulannya perayaan kartini
–dan perempuan-perempuan mulai berkebaya
lalu merayakan emansipasi
dengan nyala di dada

mereka mengingat-ingat kartini
& surat-suratnya yang tak pernah berhenti bersuara
–sebagaimana nyanyian pembaharuan
yang enak didengar
pada segala jaman

mereka katakan ini untuk kartini
dengan suaranya
yang masih saja merambat
ke ceruk-ceruk pikir
perempuan

Toboali, 14 April 2024

 

BERBINCANG-BINCANG DENGAN KARTINI, PADA SUATU SORE

pada suatu sore yang baik,
usai hujan menasbihkan diri
kami saling berbincang-bincang
dengan sekerat buku
& sekepul tanya

ia menatapku dengan teramat sendu
sedang wajahku menuju keliru
–sungguh aku tak pandai memainkan muka

katanya, “setangguh apa perempuan di masa ini?”
aku memalingkan wajah, mengambil buku
lalu menutupi wajah
dengan berlembar-lembar kertas
yang kemudian berjatuhan
tepat di bawah kaki kami

Toboali, 14 April 2024

 

PEMBICARAAN PADA SUATU HARI YANG HUJAN

pada suatu hari yang hujan
ia menanyai halaman-halaman buku
yang ia baca semalaman
–sudahkah kurangkul emansipasi
dalam diri sendiri
yang masih saja sibuk menghitung domba
& menyikat tubuh sendiri
demi sekerat pujian suami
?–

Toboali, 14 April 2024

 

AKROSTIK KARTINI

K ata-kata ialah muasal
A tas kebebasan perempuan, yang
R ahimnya telah berendam dalam kegilaan jaman, namun
T ekad perubahan selalu bertumbuh
I a mengkoreksi jaman, dengan
N yanyian emansipasi di ruang-ruang legislasi
I a sungguh-sungguh hendak memperbaharui diri

Toboali, 14 April 2024

 

LAJU KARTINI

2024, kartini masih (hendak) melaju
kadang terlampau kencang, kadang jalan di tempat
tapi ia tak mundur-mundur
–bahwa perjuangan ialah jalan yang panjang
& kerap dihuni oleh kawanan batu
entah di jalanan
& entah dalam pikiran

Toboali, 15 April 2024

 

MENGUNDUH KARTINI DI BATANG KEPALA

di batang kepalaku
yang kerap ragu-ragu
hingga membikin lalu lalang pendapat
aku putuskan mengunduh kartini

agar kerontang di dada
tak melulu retak-retak
ada embun yang akan menetes-netes
dari sebatang otak
menuju pangkal leher

agar sepasang kaki tak lagi enggan mengayuh langkah-langkah
yang kerap berhenti mendadak
sebab kehabisan minyak
ada embun menalanginya
menyejukkan tungkai kaki
& mengukuhkan perjalanan

aku sungguh-sungguh
hendak mengunduh

Toboali, 15 April 2024

 

HARI KARTINI

aku telah usai menyoroti kisah kartini
di hari kartini
–ia yang sedang semangat-semangatnya menyuarakan kesetaraan, emansipasi, dan semacamnya

dan aku melagukan semangat juangnya
dalam pembicaraan anak-anak sekolah
yang tak putus-putusnya memaknai kebebasan
dengan segala macam pandang
di hari kartini

aku hendak tertawa
juga meringis teriris
bagaimana menempuh penjelasan ini?

Toboali, 15 April 2024

 

KARTINI

engkau adalah cahaya
di antara kegelapan
yang berkumandang
di tengah-tengah carut-marut kehidupan
perempuan-perempuan
usai diracuni kolonialisasi
yang menggigit keberanian

engkau singkirkan kata-kata
yang mematikan kemajuan perempuan
–sumur, dapur, kasur
hingga perempuan dapat memilih
apa-apa yang dimaui-nya
entah dapur, entah kasur, entah sumur
entah mungkin umur
atau mungkin lainnya
yang mengeratkan kemajuan

Toboali, 15 April 2024

Demikian 7 puisi dengan tema Hari Kartini. Semoga dapat menjadi inspirasi dan menjadi hiburan di kala senggang.***

Baca juga:

Puisi Ramadhan dan Idul Fitri yang Menyejukkan Hati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *