Trend Vtuber: Potensi yang Perlu Digarap Hati-Hati

Ayu August
Poster konser Connect the World (Foto: hololive.holopro.com)
Poster konser Connect the World (Foto: hololive.holopro.com)

Jika selama ini kita mengenal sebutan Youtuber untuk orang yang mengunggah, memproduksi, atau tampil dalam video pada platform Youtube, maka definisi Vtuber tidak jauh berbeda dengan konsep yang sudah ada. V pada kata Vtuber merupakan singkatan dari kata virtual, saat Youtuber menampilkan wajah asli pada konten mereka, Vtubers menggunakan avatar dalam bentuk dua dimensi atau tiga dimensi yang merefleksikan gerakan wajah dan/atau tubuh asli mereka.

Konsep Vtuber pertama kali diterapkan oleh sebuah Youtube channel dengan nama Ami Yamato pada tahun 20111, namun istilah Vtuber sendiri mulai terkenal setelah diperkenalkan oleh Vtuber pertama Jepang bernama Kizuna Ai pada akhir 2016. Debut Kizuna Ai menjadi titik mula fenomena Vtuber di Jepang ditandai dengan munculnya Vtuber indie dan agensi/perusahaan yang merekrut talent untuk menjadi Vtuber di bawah naungan mereka.2

Kesuksesan mereka di Jepang dan meluasnya lockdown akibat pandemi di tahun 2020 menjadi trigger bagi agensi/perusahaan untuk melakukan ekspansi internasional. Perekrutan talent dari luar Jepang pun dilakukan dalam rangka menarik audience yang lebih luas. Kini, konsep dan teknologi dibalik Vtuber pun telah dikenal secara global dan direplika oleh banyak pihak.

Hingga Oktober 2021, secara keseluruhan tercatat 16.000 channel Youtube yang dijalankan oleh Vtuber.3 Berdasarkan global Vtuber market research report, market size untuk Vtuber pada tahun 2022 mencapai USD 2885.9 juta dan diestimasikan mencapai USD 22.410 juta pada 2029 atau setara dengan pertumbuhan lebih dari 700% dalam waktu lima tahun.

Hal ini disebabkan oleh peningkatan demand yang didorong oleh faktor makro ekonomi seperti ekspansi ekonomi global, urbanisasi, pertambahan populasi kelas menengah dan peningkatan daya beli konsumen.4 Dalam landscape pasar industri Vtuber, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan komunitas Vtuber terbesar di Asia Tenggara, dibuktikan dengan lebih dari 20 juta akun yang menjadi subscriber akun-akun Vtuber di platform Youtube.5

 

Vtuber dan Industri Kreatif

low-Connectthe-World-KV-1920x1080-RGB-FIX
Poster konser Connect the World (Foto: hololive.holopro.com)

Industri Vtuber melibatkan banyak tenaga kerja kreatif dengan spesialisasi yang berbeda-beda. Sebagai contoh, dibalik debut sebuah persona seorang Vtuber, ada illustrator yang bekerja untuk membuat character design/concept; desainer grafis untuk membuat screen overlay dan transisi antar layar; tim animator, musik, penulis naskah, video editor dan pengisi suara yang terlibat dalam pembuatan lore (cerita latar belakang untuk memperdalam suatu karakter fiksi).6 Pelaku ekonomi kreatif juga terlibat dalam berbagai project seperti pembuatan cover/original song, merchandise, advertisement, animasi hingga konser online/offline.7

Berdasarkan penjelasan di atas, maka konten kreatif seputar industri Vtuber memiliki potensi kekayaan intelektual yang luas. Bisnis berbasis IP ini dipahami dan diimplementasikan oleh agensi Vtuber besar seperti Hololive Production. Dengan memanfaatkan kekuatan branding agensi dan popularitas talent, sebagai pemegang IP atas model yang digunakan oleh seluruh talent, mereka aktif melakukan kolaborasi dan memberikan izin lisensi untuk membuat produk turunan seperti apparel, figurines hingga video game. Hasilnya, lebih dari 52.4% pendapatan yang diterima perusahaan pada Q1 2023 merupakan IP generated revenue bersumber dari merchandising (8 juta yen), dan IP collaboration/licensing (2,7 juta yen).8

 

Tread Carefully

Melihat besarnya potensi pasar Vtuber dan peluang keuntungan yang didapatkan baik dari konten maupun pemanfaatan IP, wajar jika banyak orang yang berusaha untuk menjadi Vtuber (baik berada di bawah agensi tertentu/indie) maupun membuka sebuah agensi Vtuber. Namun, ada beberapa hal yang menjadi tantangan dan perlu diperhatikan ke depan.

 

1. Modal tinggi

Untuk menghasilkan konten berkualitas, bukan tidak mungkin membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk menyewa jasa pelaku ekonomi kreatif. Sebagai contoh, sebuah cover song membutuhkan biaya sekitar USD 1.000, sedangkan original song dapat menghabiskan lebih dari USD 2.000.9 Semakin kompleks tampilan video musik, maka semakin mahal biaya yang perlu dikeluarkan.10 Dari sisi teknologi, bukan suatu hal yang mustahil untuk menjadi Vtuber dengan bermodalkan PC, handphone/webcam dan koneksi internet saja.11 Namun demikian, untuk membawa konten ke tingkat selanjutnya membutuhkan infrastruktur yang lebih maju dan mahal, misalnya motion tracking sensor yang mencakup keseluruhan tubuh atau peralatan rekaman standar studio musik.

 

2. Pasar kompetitif

Berdasarkan peringkat jumlah subscriber di tahun 2022, jelas terlihat bahwa Hololive Production dan Nijisanji menguasai sebagian besar market, terutama di Jepang.12 Vtuber dengan jumlah subscriber terbanyak di Indonesia sendiri berasal dari Hololive, yaitu Kobo Kanaeru (2.05 juta subscriber). Angka ini bahkan diraih dalam kurun waktu cukup singkat, yakni 1 tahun sejak debut di Maret 2022.13 Berbagai agensi Vtuber asal Indonesia pun mulai bermunculan sejak berdirinya MAHA5 (baca: Mahapanca) di tahun 2019.14

Saat ini belum ada data jelas yang menampilkan jumlah persona maupun agensi Vtuber di Indonesia, namun mengingat bahwa di tahun 2021 sudah ada 16.000 Vtuber secara global, maka kemungkinan jumlah mereka akan terus bertambah di tahun ini. Mempertimbangkan hal ini, maka seseorang yang ingin menjadi Vtuber atau membangun agensi Vtuber harus melalui analisis pasar untuk mengetahui target pasar dan kompetitor.15 Hal ini bertujuan untuk membuat persona/agensi menonjol jika dibandingkan dengan pemain eksisting.

 

3. Pahami regulasi terkait

Salah satu aturan yang penting untuk dipahami adalah hukum hak cipta. Pada dasarnya hak cipta melekat pada diri pencipta, namun hak tersebut dapat dialihkan ke perseorangan/agensi yang menyewa jasa mereka melalui beberapa cara, salah satunya perjanjian tertulis.16 Kepemilikan atas hak cipta ini harus jelas agar tidak terjadi perselisihan ke depannya. Selain itu, perlu juga dipelajari bagaimana prosedur mendaftarkan hak cipta, dan langkah-langkah yang diambil untuk melindungi hak cipta, seperti pembuatan guideline untuk karya derivative dan bagaimana cara menindak pelanggaran hak cipta.

 

4. Hubungan Parasosial

Berdasarkan hasil studi di Cina, ditemukan bahwa penonton wanita, orang-orang di bawah umur 18 tahun dan pelajar memiliki hubungan parasosial lebih kuat pada persona Vtuber. Di bawah tekanan pandemi, mereka menemukan ketenangan dari konten yang diberikan oleh Vtuber.17 Jika dibandingkan dengan streamer yang menggunakan wajah asli, tingkat interaksi parasosial dengan streamer Vtuber tidak jauh berbeda.18 Mempertimbangkan kedua informasi diatas, maka persona Vtuber tidak ada bedanya dengan idol atau social media influencer pada umumnya yang berpotensi memiliki penggemar parasocial. Beberapa insiden yang diakibatkan oleh fans parasocial terjadi pada talent Vtuber, seperti penggemar yang merasa dikhianati saat mencurigai idolanya memiliki hubungan asmara dengan orang lain, penggemar yang menyerang Vtuber lain untuk membela idolanya, dan seterusnya.19

 

Kesimpulan

Industri Vtuber merupakan bisnis berbasis IP yang menjanjikan untuk dikembangkan, terutama di Indonesia. Namun, sebelum melangkah ke dalam dunia Vtuber, ada baiknya bagi aspiring Vtubers atau agensi untuk melakukan persiapan matang dan mempertimbangkan beberapa hal untuk menghindari kegagalan seperti: kebutuhan modal, tingkat kompetisi di pasar, pemahaman terhadap regulasi terkait, dan mitigasi risiko terhadap hubungan parasosial dengan penggemar.

Sumber:

  1. https://www.virtualhumans.org/human/ami-yamato
  2. Davey, Frank. (2019). The ‘Virtual YouTuber’ Phenomenon in Japan. Hal. 3-9
  3. https://www.animenewsnetwork.com/interest/2021-10-20/userlocal-data-ranking-there-are-now-over-16000-virtual-youtubers/.178647
  4. https://finance.yahoo.com/news/vtuber-virtual-youtuber-market-2023-114200886.html
  5. https://tekno.sindonews.com/read/1058393/207/indonesia-rangking-pertama-dengan-komunitas-vtuber-terbesar-di-asia-tenggara-1680008621
  6. Ironmouse Lore: Heavenfall, https://www.youtube.com/watch?v=2qH2GyDzx3s&t=103s
  7. https://hololivepro.com/en/about/, https://www.nijisanji.jp/en
  8. Cover Corp Financial Results for FY2023/3, https://contents.xj-storage.jp/xcontents/AS05169/62eb9a65/9e54/4a54/a729/213069140703/20230512160417786s.pdf
  9. Moona Talks About How Much It Costs to Make Original Songs and Covers https://www.youtube.com/watch?v=MDzlayOiVro
  10. How much does a VTuber song cost? NIJISANJI’s Finana Ryugu explains, https://www.dexerto.com/entertainment/vtuber-song-cost-nijisanji-finana-ryugu-explains-2021820/
  11. Stream Anonymously: How to Virtualize Yourself and Become a VTuber, https://www.pcmag.com/how-to/stream-anonymously-how-to-virtualize-yourself-and-become-a-vtuber
  12. https://playboard.co/en/youtube-ranking/most-subscribed-v-tuber-channels-in-worldwide-total
  13. https://www.youtube.com/@KoboKanaeru
  14. https://id.wikipedia.org/wiki/MAHA5
  15. Business Plan Section 5: Market Analysis, https://aofund.org/resource/business-plan-section-5-market-analysis/
  16. UU Hak Cipta Pasal 16 ayat (2)
  17. Tan, Yulan. (2023). More Attached, Less Stressed: Viewers’ Parasocial Attachment to Virtual Youtubers and Its Influence on the Stress of Viewers During the COVID-19 Pandemic. SHS Web of Conferences. 155. 10.1051/shsconf/202315503012.
  18. Stein, Jan-Philipp & Breves, Priska & Anders, Nora. (2022). Parasocial interactions with real and virtual influencers: The role of perceived similarity and human-likeness. New Media & Society. 146144482211029. 10.1177/14614448221102900.
  19. Parasociality Killed the VTuber Star, https://www.animefeminist.com/parasociality-killed-the-virtual-youtuber-star/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *