Seminar Tanya Jawab “Tindak Kekerasan Pada Anak”

Winarsih
Stop Bullying
Stop Bullying (Foto: www.freepik.com)

Pada hari Minggu, 13 Agustus 2023 bertempat di Gereja Toraja Jemaat Depok terselenggara acara Seminar Tanya Jawab berjudul “Mencegah Adanya Tindak Kekerasan Pada Anak dan Anak Selaku Pelaku Kekerasan”. Sebagai narasumber yaitu Ibu Novita Tandry,M.Sc., Psy, beliau adalah psikolog anak, remaja dan keluarga. Sosoknya telah banyak dikenal sebagai konsultan dan aktif berperan dalam pendidikan anak selama lebih dari 29 tahun. Berperan sebagai moderator adalah Ibu Yanih Rusyanih Malangi, S.Pd yang kesehariannya adalah seorang pendidik di sekolah HFO (Holy Faithful Obedient), Depok.

 

Sambutan dari Penggagas Acara

Sebagai pembuka, Bapak Alexander Pasangallo mewakili komisi yang menggagas acara ini menyatakan bahwa acara ini diharapkan dapat memberi pencerahan tentang keluarga yang penuh teladan, cinta kasih dan bagaimana menjadi orang tua yang baik karena menjadi orang tua adalah pekerjaan yang berat dan tidak ada sekolahnya. Kedepannya Indonesia akan memasuki fase Indonesia emas 2045 dan itu dapat terjadi jika generasi yang dimulai dari keluarga dapat memiliki anak-anak yang hebat bukan hanya otaknya namun juga karakter dan perilakunya.

Bapak Alexander Pasangallo di acara Seminar “Tindak Kekerasan Pada Anak”
Bapak Alexander Pasangallo di acara Seminar “Tindak Kekerasan Pada Anak” (Foto: Dokumen Pribadi Wina)

Antusias Peserta yang Hadir

Antusias peserta yang hadir terlihat dengan penuhnya ruangan, dihadiri lebih dari 100 orang dan banyaknya peserta yang bertanya serta memberi perhatian pada materi yang disampaikan. Salah satu peserta yang hadir adalah seorang ibu dari 3 anak yang akrab dipanggil Mama Ardi, dia mengungkapkan acara ini bagus untuk orang tua dan anak, ia juga bersyukur bahwa sejauh ini anaknya belum pernah menjadi korban bullying karena mereka memiliki kesibukan sendiri dan sebagai orang tua patut menjaga komunikasi yang baik dengan anak.

Penanya di acara Seminar “Tindak Kekerasan Pada Anak”
Penanya di acara Seminar “Tindak Kekerasan Pada Anak” (Foto: Dokumen Pribadi Wina)

 

Pembahasan Tentang Bullying

Bullying dapat diartikan sebagai perundungan, yaitu segala bentuk penindasan yang dilakukan sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih berkuasa dengan tujuan menyakiti secara terus menerus. Pada seminar ini juga dijelaskan tentang jenis-jenis bullying, penyebab bullying, tanda-tanda anak yang terkena bullying serta sesi tanya jawab.

Walaupun seminar yang diadakan bertema bullying namun Ibu Novita Tandry selaku narasumber juga terbuka untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan lain seputar keluarga. Salah satu dari peserta menanyakan cara menghadapi “Strict Parents” atau orang tua yang terlalu ketat menjaga anaknya sehingga membatasi dalam pergaulan.

Ibu Novita Tandry
Ibu Novita Tandry (Foto: Dokumen Pribadi Wina)

Ibu Novita Tandry menjelaskan bahwa tidak ada kebebasan yang sepenuhnya bebas, ada kecenderungan pertemanan dapat mengubah anak, inilah pentingnya kehadiran orang tua dalam mendampingi anak sehingga terjalinlah komunikasi yang baik dan kepercayaan antara orang tua dan anak.

Beliau juga berbagi kiat mengenai cara mengatasi emosi dimana tanpa disadari emosi yang tidak terkendali dapat berpotensi menimbulkan kekerasan verbal. Karena itu perlu “teknik 135”  yaitu tarik nafas 1 detik, tahan di perut selama 3 detik lalu lepaskan perlahan melalui mulut selama 5 detik sehingga oksigen yang masuk dapat membuat pikiran lebih jernih.

 

Penutup dari Moderator

Sebagai penutup, Ibu Yanih Rusyanih Malangi, S.Pd selaku moderator menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara orang tua, anak bahkan lembaga pendidikan. Orang tua selayaknya menyempatkan diri untuk anak, karena seorang anak perlu didengar, dipahami, dipercaya dan dikasihi tanpa batasan.

Peserta berfoto bersama
Peserta berfoto bersama (Foto: Dokumen Pribadi Wina)

Hendaknya saat berkumpul kita lebih banyak membicarakan tentang ide, kreasi atau peristiwa yang positif dan  perlu menghindari pembicaraan tentang orang lain atau bergosip. Jadilah orang tua yang otoritatif yaitu menuntut namun mendampingi anak dan yang terakhir lakukanlah kedisiplinan secara konsisten pada anak.

 

Baca juga: 1,5 Juta Anak di Indonesia Pernah Menjadi Korban Kekerasan Seksual, Orangtua Mesti Bagaimana?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *