Sekolah adalah tempat di mana siswa tidak hanya belajar matematika, bahasa, atau sains, tetapi juga tentang nilai – nilai dalam kehidupan. Nilai-nilai seperti tanggung jawab, kejujuran, kerja keras, dan kedisiplinan merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Tanpa kedisiplinan, pembelajaran menjadi kacau,peraturan hanya menjadi sebuah nama, hilangnya rasa tanggung jawab, suasana kelas menjadi tidak kondusif, siswa tidak bisa mendapatkan pengalaman belajar yang optimal dan hilangnya rasa hormat pada aturan dan guru. Oleh karenanya, kedisiplinan menjadi komponen penting didalam ekosistem pendidikan yang sehat.
Baca juga: Kedisiplinan: Tertib Dalam Upacara Bendera Setiap Hari Senin
***
Salah satu norma yang sampai saat ini diterapkan adalah norma kedisplinan. Setiap sekolah memiliki aturannya masing – masing terutama didalam jam masuk dan keluar sekolah. Ketika aturan tersebut dibuat maka seluruh warga sekolah termasuk guru dan tenaga pendidik serta siswa harus mengikuti peraturan. Setiap siswa harus memiliki rasa disiplin dan tanggung jawab pada diri sendiri. Ketika sekolah memiliki aturan jam masuk di jam 06.45, maka peserta didik tidak boleh datang melewati jam tersebut. Cara penyelesaian masalah jika siswa terlambat datang kesekolah adalah melakukan tadarus Al-Quran sesuai dengan berapa menit keterlambatan siswa tersebut.
Banyak siswa yang merasa bahwa aturan – aturan di sekolah terlalu mengekang. Tidak sedikit yang menganggap bahwa Tindakan disipliner seperti teguran, hukuman ringan, hingga skorsing adalah bentuk hukuman yang menjatuhkan martabat mereka. Padahal, jika ditelaah lebih dalam, disiplin di sekolah bukanlah hukuman yang dimaksudkan untuk menyakiti atau mempermalukan siswa, melainkan bentuk nyata dari kepedulian sekolah terhadap perkembangan karakter dan masa depan peserta didiknya.
***
Sayangnya, didalam praktiknya, banyak siswa dan bahkan sebagian orang tua yang melihat disiplin dalam sudut pandang yang keliru. Mereka menganggap bahwa Ketika sekolah memberikan sanksi atas pelanggaran aturan, itu adalah bentuk hukuman yang keras dan tidak manusiawi. Padahal, disiplin seharusnya dimaknai sebagai bentuk kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan menghormati kebijakan dimana tempat berkembang dan belajar serta sebagai bentuk pembinaan yang bertujuan untuk membantu siswa untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Ketika seorang guru menegur siswa yang datang terlambat, bukan berarti bahwa guru tersebut ingin mempermalukan, tetapi karena perduli dan ingin mengubah kebiasaan siswa tersebut.
***
Datang tepat waktu merupakan bentuk tanggung jawab dan rasa hormat terhadap orang lain. Disiplin waktu akan sangat penting dalam dunia nyata, karena dapat mengukur profesionalisme dan cerminan diri yang menghargai pribadi dan orang lain. Jika kebiasaan buruk dengan datang terlambat ke sekolah secara terus menerus tanpa ada tindak lanjut, maka ia akan tumbuh tanpa memahami pentingnya manajemen waktu dan akan memiliki resiko masalah di kehidupannya kelak.
Demikian pula, Ketika siswa tidak mengerjakan tugas dan diberikan konsekuensi oleh guru, maka itu adalah bagian pembelajaran tentang tanggung jawab. Didalam dunia kerja, setiap tanggung jawab yang tidak dikerjakan maka akan berdampak besar. Dalam hal ini sekolah berusaha mencoba menghadirkan dunia nyata versi mini kepada siswa agar kelak ia dapat terbiasa dengan apa yang terjadi di dunia nyata dan siap menghadapinya dalam kondisi apapun.
***
Perlu ditegaskan bahwa bentuk kepedulian sekolah terhadap siswa tidak hanya ditunjukan melalui pujian atau penghargaan, tetapi juga melalui koreksi dan pembinaan. Sekolah yang membiarkan pelanggaran tanpa adanya tindak lanjut adalah sekolah yang abai terhadap perkembangan murid – muridnya. Menegur siswa yang salah, mendampingi mereka memperbaiki kesalahan, serta memberikan konsekuensi yang mendidik adalah wujud nyata perhatian paling nyata.
Penerapan disiplin di sekolah harus dilakukan dengan cara yang bijak. Disiplin bukan berarti kekerasan, pelecehan verbal ataupun fisik. Disiplin yang dimaksudkan adalah disiplin yang mendidik bukan menakut-nakuti. Siswa akan lebih mudah memahami bahwa aturan dibuat bukan untuk memambatasi kebebasan, namun untuk menciptakan lingkungan yang adil serta aman bagi semua warga sekolah, tentunya hal tersebut akan lebih mudah diterima.
Lebih daripada itu, disiplin adalah budaya yang harus dibangun sejak awal masuk sekolah dan dilakukan secara konsisten diterapkan oleh seluruh warga sekolah terutama pendidik dengan siswa. Seorang siswa tidak akan mungkin diminta datang tepat waktu jika gurunya saja sering terlambat. Tidak bisa siswa diminta menaati aturan jika gurunya saja melanggar aturan seperti merokok didalam ruang guru, dsb. Oleh karenanya keteladanan guru sangatlah penting karena akan menjadi contoh bagi seluruh warga sekolah. Disiplin merupakan budaya yang harus dibangun Bersama – sama oleh guru, kepala sekolah, dan orang tua.
***
Ditengah tantangan zaman yang semakin kompleks, nilai moral semakin menurun, hilangnya rasa hormat terhadap guru dan orang tua, nilai – nilai disiplin akan menjadi bekal penting bagi generasi muda dan pelajar saat ini. Dunia tidak akan memberi ruang bagi orang – orang yang tidak bisa mengatur dirinya sendiri. Dunia akan menghargai mereka yang tau kapan harus bertindak, bagaimana cara bersikap, mampu mengambil tanggung jawab dan resiko yang ada atas pilihan yang telah ia ambil.
Disiplin yang tumbuh karena kepeduliaan dan kesadaran diri akan menciptakan siswa yang tidak hanya patuh tetapi juga paham. Mereka akan terbentuk menjadi pribadi yang sadar akan tanggung jawab, memiliki karakter yang kuat, dan mampu mengatur diri mereka sendiri. Inilah yang menjadi tujuan akhir Pendidikan : membentuk manusia seutuhnya, tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga Tangguh secara mental dan etika.
Maka, marilah kita ubah cara pandang kita. Disiplin bukanlah bentuk kekuasaan yang menindas, tetapi ekspresi kepedulian yang mendalam. Ia bukan tentang menghukum, tetapi tentang membimbing. Bukan soal membatasi tetapi soal mempersiapkan. Karena pada akhiirnya, setiap aturan yang ditegakkan dengan kasih sayang akan berguna bagi masa depan siswa itu sendiri.
Referensi:
Contoh Disiplin di Sekolah bagi Siswa dan Guru