Salmantyo Ashrizky Priadi atau yang biasa dikenal dengan nama panggungnya “Sal Priadi” penyanyi asal Malang ini memulai karirnya secara komersil di dunia musik sejak ia merilis lagunya yang berjudul “Kultusan” pada Desember 2017 yang lalu. Dalam kurun waktu 6-12 bulan setelah merilis single pertamanya. Ia kembali dengan “Ikat Aku di Tulang Belikatmu” dan “Melebur Semesta” pada Juni dan Desember 2018. Di tahun 2019, ia juga merilis kembali lagu dengan judul “Jangan Bertengkar Lagi Ya? Ok! Ok!”. 3 Bulan setelah itu namanya semakin dikenal sejak merilis lagu berjudul “Amin Paling Serius” yang berkolaborasi dengan Nadin Amizah pada Mei 2019. Belum genap setahun sejak “Amin Paling Serius”, ia merilis album debut pertamanya dengan tajuk “Berhati”.
Warna Baru di Album Kedua
Awalnya, album kedua ini direncanakan untuk rilis pada tahun 2022. Namun, karena sempat sibuk dalam mendalangi pertunjukan seni dan membintangi sekian proyek film juga beberapa alasan, Sal merilisnya secara bertahap. Kemudian, 2 tahun yang lalu tepatnya pada pertengahan Maret 2022, ia merilis mini album “Markers And Such” untuk memulai membuka album keduanya. 2 tahun setelahnya ia membuka kembali dengan single “Dari Planet Lain” pada 08 Maret 2024. Lagu tersebut berhasil mendapatkan animo dan antusiasme yang besar. Ini terbukti dengan viralnya lagu tersebut pada platform sosial media Tiktok.
Sampai menjelang hari rilisnya album kedua tersebut ia mirilis 3 single lainnya di bulan yang sama setiap hari jumat. “Yasudah”, “Episode”, dan “Foto Kita Blur” adalah 3 lagu baru lainnya yang ikut meramaikan setelah dari “Dari Planet Lain”. 1 hari setelah lagu baru terakhir “Foto Kita Blur” di 29 April, tepat pada hari ulang tahunnya, 30 April, ia resmi merilis album keduanya yang berjudul “Markers And Such Pens Flashdisk”. Album ini berisi 15 lagu, termasuk 4 lagu yang telah ia rilis sebelumnya.
Sejak dirilisnya lagu “Dari Planet Lain” dan mendapat sambutan yang begitu baik, kita bisa kembali menelisik perubahan warna musiknya. Bahkan, bisa ditarik mundur kembali sejak lagu “Irama Laot Teduh” yang rilis 5 bulan setelah album “Berhati”. Jika cukup dalam mendengarkan album debut pertama yang berjudul “Berhati” yang cenderung lebih berat dan muram. Hal ini berbeda dengan karakter musik yang dipilih Sal untuk album keduanya yang cenderung dikemas lebih gemas dan cerita. “Dari Planet Lain” tampil memperkenalkan album kedua secara kasual dan esentrik juga tidak biasa. Mungkin saja ada beberapa orang yang bisa membuat pilihan kata seunik sebagai lirik lagu. Namun hal ini kurang umum bagi awam, dan Sal Priadi salah satu musisi yang menawarkan hal tersebut pada karyanya.
Karakteristik Album Pertama dan Kedua
Bagi pendengar setia Sal Priadi yang sejak awal mengikuti dari adanya lagu “Kultusan”, “Ikat Aku di Tulang Belikatmu”, “Melebur Semesta”, dan “Jangan bertengkar Lagi Ya? Ok! Ok!” pasti menyadari terdapat perubahan warna musik. Tapi untuk sebagian orang awam dan cenderung kurang dinamis pada suatu perubahan warna musik, hal ini dapat dipandang sebagai suatu hal yang kurang menarik. Tapi bukankah musik itu bersifat dinamis dan musisi berhak melakukan eksplorasi terhadap karya yang ia buat? Jadi suatu perubahan dalam karakter bermusik merupakan hal yang wajar dan umum.
Awal kemunculannya, Sal Priadi sangat kental dengan karakter musik yang cenderung terkesan gelap, muram, dan pemilihan liriknya yang puitis. Kecenderungan ini juga jelas ditampilkan di album pertamanya. Dari 11 lagu di album “Berhati” lebih dari setengahnya bernuansa “gloomy” atau kelam. Namun, berbeda dengan album keduanya, ia tampil lebih esentrik dan teatrikal dengan pemilihan lirik yang kasual. Dari judul lagunya pun sudah terlihat jelas uniknya, seperti 3 lagu awal di mini albumnya “Kita Usahakan Rumah Itu”, “Mesranya Keci’-kecilan dulu”, “Lewat Sudah Pukul Dua, Makin Banyak Bicara Kita”. Secara eksplisit tergambarkan langsung dari pemilihan judul lagunya, seperti kalimat mengobrol dalam keseharian.
Jika kalian membandingkan perubahan karakter musik pada ke dua album ini sebagai bentuk tolak ukur menurunnya musikalitas Sal sepertinya kurang tepat. Karena memang ke dua album tersebut tampil dengan pemilihan karakter yang berbeda.
Eksplorasi Album Kedua
Menelisik mundur kembali, sebenarnya perubahan ini tidak terjadi secara langsung. Bahkan telah berlangsung sejak 4 tahun lalu, 5 bulan sejak rilisnya album debutnya. 3 lagu yang ia rilis setelah album “Berhati” secara gamblang menunjukan perubahan warna musik yang kini ditampilkan pada album keduanya. “Irama Laot Teduh”, “Misteri Minggu Pagi”, dan “Serta Mulia” tampil ciamik dengan musik yang lebih ceria dan menggemaskan.
Album kedua meceritakan semua hal tentang bagaimana kehidupan dewasa itu berjalan. Dari hubungan romantisme, jatuh cinta, kesepian, patah hati, serta kehilangan. Sekalipun di album ini ada lagu tentang patah hati dan kehilangan, Sal memilihnya untuk mengemasnya dengan musik yang “Cheerful“. Salah satu “Foto Kita Blur” berkisah tentang bagaimana suatu hubungan yang pernah dekat lalu setelahnya menjadi asing tampil dengan lirik yang begitu memikat.
Kita biasa mengenal istilah “ghosting” dalam suatu hubungan namun Sal memilih mengemas kondisi itu ke dalam lirik yang unik. Bagaimana bisa terpikirkan untuk memilih lirik dengan paduan kata “Kau tutup dengan satu trik sulap. Kau bisa hilang secepat kilat. Ingin aku tepuk tangan tapi belum juga melihatmu kembali.”
Biarpun dua album tersebut tampil dengan karakter yang berbeda, namun keduanya pun juga tetap memiliki persamaan yaitu bagaimana Sal selalu ingin menampilkan karyanya dengan tidak biasa dan umum, lewat pemilihan liriknya.
Akhir kata, “Markers And Such Pens Flashdisk” album kedua dari Sal Priadi ini sangat layak menjadi salah satu album rilisan lokal terbaik tahun 2024 ini.