Brother’s Home: Kisah nyata dari serial Squid Game

Ressy Octaviani

[Poster Squid Game 2 : Pinterest.com]

Squid Game

Serial Squid Game yang dirilis pada 2021 telah menjadi fenomena global, hingga dibuat sekuel pada akhir tahun 2024 dan semakin menyita perhatian. Selain menawarkan cerita yang menegangkan, serial ini juga menyajikan kritik tajam terhadap kapitalisme, kesenjangan sosial, dan dehumanisasi dalam masyarakat modern. Namun, di balik popularitasnya, muncul teori menarik yang menyebut bahwa Squid Game terinspirasi dari kisah nyata kelam, tragedi “Brother’s Home”. Apakah ini hanya kebetulan, atau memang ada hubungan mendalam antara keduanya?

Apa Itu Brother’s Home?

[Foto Brother’s Home : detik.com]

Brother’s Home adalah panti rehabilitasi yang beroperasi di Busan, Korea Selatan, pada 1970-an hingga akhir 1980-an. Dibangun dengan tujuan mulia: menampung gelandangan, anak yatim, dan orang-orang tanpa tempat tinggal (tunawisma), namun tempat ini ternyata menyimpan kengerian.

Di bawah kedok rehabilitasi, panti ini ternyata menjadi lokasi eksploitasi manusia. Penghuninya dipaksa bekerja tanpa bayaran, diperlakukan secara tidak manusiawi, dan sering kali menerima hukuman fisik yang brutal. Bahkan, banyak laporan yang menyebutkan adanya kekerasan seksual dan kematian akibat penyiksaan.

Kasus ini terbongkar pada tahun 1987 setelah seorang jurnalis menginvestigasi laporan warga setempat. Ditemukan lebih dari 500 mayat yang diduga korban eksploitasi dan penyiksaan. Pemerintah Korea Selatan, yang saat itu tengah berupaya “membersihkan” citra negaranya menjelang Olimpiade 1988, dianggap t
menutup mata terhadap kejahatan tersebut.

Kaitan antara Squid Game dan Brother’s Home

Sementara Squid Game adalah karya fiksi, banyak elemen dalam serial tersebut yang secara tidak langsung merefleksikan tragedi Brother’s Home. Salah satu kesamaan yang mencolok adalah tema eksploitasi terhadap kelompok marginal. Dalam Squid Game, peserta permainan adalah individu yang berada di ujung tanduk, mereka terlilit utang, menghadapi kemiskinan, atau memiliki banyak beban yang ditanggung.

Di season 1, karakter utama, Seong Gi-hun, digambarkan sebagai seseorang yang hidup di bawah tekanan ekonomi dan kehilangan arah. Situasi ini mengingatkan kita pada penghuni Brother’s Home, yang sebagian besar adalah orang-orang termarjinalkan, seperti gelandangan, penyandang disabilitas, atau anak yatim. Baik di dalam serial maupun di kehidupan nyata, kelompok-kelompok ini sering menjadi sasaran eksploitasi oleh pihak yang lebih ‘kuat’.

Selain itu, gagasan “permainan mematikan” dalam Squid Game dapat dilihat sebagai simbolisasi dari kerja paksa di Brother’s Home. Dalam kedua kasus, para korban dipaksa bertahan dalam kondisi yang brutal demi tujuan yang ditentukan oleh pihak yang berkuasa. Meskipun di Squid Game para peserta secara teknis mempunyai “pilihan”, namun situasi mereka yang putus asa dan terlanjur tergiur saat melihat hadiah uang, membuat pilihan itu menjadi tidak relevan. Membuat sebuah kesamaan dengan nasib para penghuni Brother’s Home yang tidak punya jalan keluar.

Apakah Ini Kebetulan?

Hwang Dong-hyuk, kreator Squid Game, tidak pernah secara eksplisit menyebut Brother’s Home sebagai inspirasi. Dalam wawancara, Hwang menyatakan bahwa serial ini terinspirasi dari pengalaman pribadinya menghadapi kesulitan ekonomi dan pengamatannya terhadap ketimpangan sosial di Korea Selatan.

Namun, Hwang juga mengakui bahwa banyak elemen dalam ceritanya diambil dari berbagai aspek sejarah dan budaya Korea Selatan. Salah satunya adalah penggunaan permainan tradisional, seperti “Lampu Merah, Lampu Hijau.” yang mengingatkan pada masa kecil, namun dalam serial diberi sentuhan lebih gelap. Dengan begitu, meskipun tidak ada pengakuan langsung, sangat mungkin bahwa Hwang terinspirasi oleh kasus-kasus nyata seperti Brother’s Home untuk memperkuat narasi tentang dehumanisasi dalam Squid Game.

Menghubungkan Fiksi dan Realitas

Kekuatan Squid Game terletak pada kemampuannya menggambarkan realitas yang dapat dirasakan oleh banyak penonton. Meskipun cerita ini fiksi, tema-temanya mencerminkan kondisi sosial yang nyata. Brothers Home adalah contoh nyata bagaimana eksploitasi dapat terjadi di tengah masyarakat yang mengabaikan nilai kemanusiaan demi tujuan tertentu, seperti stabilitas sosial atau keuntungan ekonomi.

Kasus ini juga menyoroti sisi gelap pemerintah dan sistem sosial yang sering kali memperburuk penderitaan kelompok marginal. Dalam Squid Game, pihak penyelenggara dan penikmat permainan digambarkan sebagai ‘VIP’ yaitu kelompok individu kaya yang memandang para peserta sebagai objek hiburan. Hal ini mengingatkan pada pengelola Brother’s Home yang memanfaatkan situasi gelandangan dan anak-anak terlantar untuk kepentingan pribadi, seperti memperkaya diri melalui kerja paksa.

Pelajaran dari Squid Game dan Brothers Home

Jika ada satu hal yang bisa dipelajari dari Squid Game dan tragedi Brother’s Home, itu adalah pentingnya menjaga kemanusiaan dalam setiap aspek kehidupan. Serial ini memaksa kita untuk bertanya: sejauh mana kita bersedia mengorbankan orang lain demi kepentingan pribadi atau sistem?

Kita juga diingatkan bahwa kelompok termarjinalkan sering kali menjadi korban pertama dalam sistem yang tidak adil. Sama seperti penghuni Brother’s Home yang kehilangan hak mereka, peserta Squid Game pun menghadapi situasi serupa di mana nyawa mereka seolah tidak berharga bagi pihak yang lebih berkuasa.

Kesimpulan

Meskipun Squid Game adalah karya fiksi, resonansinya dengan kasus nyata seperti Brother’s Home menunjukkan bahwa seni sering kali mencerminkan kehidupan. Serial ini bukan hanya hiburan, tetapi juga pengingat tentang sejarah kelam yang tidak boleh dilupakan.

Hwang Dong-hyuk mungkin tidak secara langsung terinspirasi oleh Brother’s Home, tetapi kesamaan tema antara keduanya memperlihatkan bagaimana eksploitasi dan ketidakadilan bisa terus terulang dalam berbagai bentuk. Apakah kita akan tetap menutup mata, atau justru menggunakan cerita seperti Squid Game untuk mendorong perubahan sosial?

Referensi

https://www.froyonion.com/news/movies/mengungkap-kasus-brother-s-home-1986-dan-sederet-kesamaan-dengan-squid-game

https://www.kompas.com/tren/read/2025/01/08/183000865/tragedi-brothers-home-kasus-pelanggaran-ham-di-korsel-yang-disebut-mirip?page=all

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *