Belajarlah 5 Konsep Hidup dari Alam – Alam menyajikan segala sesuatu untuk kita nikmati. Manusia sebagai insan dan khalifah di bumi sejak Nabi Adam hingga nanti hari kiamat memanfaatkan bumi dan isinya untuk digunakan sebaik-baiknya. Tuhan menciptakan alam semesta dengan segala isinya. Tidak ada yang tidak berguna dari penciptaan alam ini.
Pernahkah kita membayangkan bahwa nyamuk itu bermanfaat bagi kita? Sebagian dari kita sebagai manusia pasti mengatakan bahwa nyamuk termasuk makhluk ciptaan Tuhan yang merugikan. Berbagai macam penyakit diakibatkan gigitan nyamuk. Mulai dari penyakit malaria, cikungunya, dan demam berdarah. Semuanya diakibatkan oleh nyamuk.
Memang sih nyamuk membawa berbagai penyakit dan merugikan umat manusia. Namun, jika kita mau merenungkan penciptaan nyamuk, makhluk kecil itu, kita menemukan orang-orang kreatif. Mereka melakukan berbagai penelitian dan berusaha menemukan obat-obatan untuk menyembuhkan sakit akibat gigitan nyamuk tersebut. Akhirnya ditemukan obat dan berbagai peralatan medis yang dimanfaatkan untuk menyembuhkan penyakit akibat nyamuk.
Hal itu menjadikan kita perlu belajar konsep hidup dari alam. Alam semesta telah menyajikan semuanya dan kita hanya perlu mempelajarinya.
Setelah melakukan beberapa pembacaan literatur, penulis menyampaikan 5 konsep hidup yang bisa dipelajari dari alam. Apa sajakah kelima konsep kehidupan dari alam? Yuk kita simak penjelasan berikut ini.
1. Bersedekah
Belajarlah seperti akar yang tak terlihat tapi memberi banyak manfaat.
Bersedekah itu memberi sesuatu kepada orang lain. Entah berupa materi, ide, pemikiran maupun tenaga. Bersedekah berarti memberikan manfaat kepada orang lain. Jangan sampai hidup ini tidak berguna bagi orang lain. Ingat saat kita didoakan bahwa kita bermanfaat bagi orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Jadi kita harus bermanfaat bagi orang lain dengab sedekah kita. Tidak harus berupa uang dan harta. Bisa dengan ide, pikiran dan tenaga.
Namun, perlu diingat bahwa bersedekah itu diusahakan tidak usah diperlihatkan atau hanya untuk pamer dan kesombongan. Gak berfaedah jika muncul rasa ingin pamer dan sombong. Untuk itu kita perlu belajar dari akar. Akar tersembunyi dalam tanah dan tidak kelihatan tetapi memberi banyak manfaat bagi tumbuhan. Selain menyerap sari makanan dari tanah untuk pertumbuhan, akar juga membuat kuat batang pohon agar tidak tumbang. Menopang batang dan bagian tumbuhan yang di atas tanah. Coba jika akar menyembul ke luar tanah, bisa dipastikan tumbuhan akan goyah dan bisa tumbang. Sama dengan bersedekah. Jika dipamerkan akan menimbulkan kesombongan dan akhirnya tidak ada manfaat bagi kita dan orang lain.
2. Sabar
Belajarlah seperti laba-laba walaupun rumahnya sering hancur ia selalu membuatnya lebih kuat lagi.
Hidup di dunia harus dijalani dengan sabar. Penuh kesabaran menghadapi cobaan hidup. Saat kita diuji dengan kesuksesan dan kekayaan, janganlah kita sombong dan pamer. Saat kita diuji dengan kemiskinan dan keterpurukan, jadilah kita sabar terhadap ujian yang menyedihkan tersebut.
Kita perlu belajar pada alam semesta dan pada laba-laba. Kita tahu bahwa laba-laba itu membangun rumahnya dengan sabar dan telaten. Menenun benang dan serat menjadi rumah. Karena tipis dan rapuh, rumah laba-laba sering hancur. Akan tetapi, laba-laba tetap membangun dan menata kembali rumahnya yang rumah. Memperbaikinya berulang kali. Ia tetap sabar menghadapi hancurnya rumahnya dan membangun kembali.
Kita harus belajar sabar pada makhluk kecil ciptaan Tuhan tersebut. Janganlah hanya karena masalah kecil kita sudah nglokro dan tak bersemangat hidup. Sabar dan bangun. Mencoba dan berusaha lagi. Maka kesuksesan akan diraih suatu saat nanti. Belajarlah sabar dari laba-laba dalam menghadapi kerasnya hidup ini.
3. Bersyukur
Belajarlah seperti burung ketika ia mampu terbang, tapi ia tidak lupa daratan.
Jika kita mendapatkan kesulitan, kesusahan dan keterpurukan hidup, kita harus bersabar seperti laba-laba. Namun, saat kita diuji dengan kenikmatan dan kekayaan kita harus bersyukur agar tidak sombong dan congkak.
Kita perlu bersyukur dengan belajar pada burung. Kita perlu belajar pada burung yang ketika ia telah mampu terbang, ia tetap ingat batasan dan tidak lupa daratan. Saat kita diuji kita sukses dan kaya, kita harus ingat bahwa kesuksesan dan kekayaan hanyalah sementara. Hanyalah titipan Tuhan yang bisa diambil sewaktu-waktu.
Syukurilah nikmat yang kita peroleh. Ingatlah bahwa sesuatu ada masanya. Ada waktunya. Ingatlah orang-orang yang belum seberuntung kita. Jangan sampai lupa daratan. Jika kita lupa daratan, kehancuran menanti kita. Ingat belajarlah dari burung yang bisa terbang tapi tidak lupa daratan.
4. Mengikhlaskan
Belajarlah seperti air selalu dibutuhkan tetapi setelahnya dibuang.
Kita perlu mengikhlaskan sesuatu yang bukan milik kita. Misalnya kita memberi pada orang lain, kita harus ikhlas tanpa mengharapkan kembalian atau ucapan terima kasih. Ikhlaskan saja seperti kalian buang air besar. Jika tidak ikhlas, hati akan terasa sakit. Sama saat buang air besar. Jika kita tidak ikhlas, kita pasti akan menahannya dan itu akan terasa sakit. Ikhlaskan saja maka rasa sakit hilang dan perasaan menjadi lega dan damai.
Janganlah mengharapkan sesuatu. Kita perlu belajar seperti air. Selalu dibutuhkan dan setelahnya dibuang. Kita mungkin selalu dibutuhkan tapi setelahnya kita ditinggalkan. Biarkanlah. Ikhlaskanlah. Maka kita akan damai dan tenang. Mari berusaha untuk ikhlas dalam beramal.
5. Rendah hati
Belajarlah seperti padi, semakin berisi semakin menunduk.
Hidup harus rendah hati. Jauhi sikap sombong. Janganlah seperti tong kosong yang berbunyi nyaring. Usahakan menjadi air tenang yang menghanyutkan. Jangan jadi air beriak tanda tak dalam. Banyak omong tapi tidak ada apa-apanya. Hanya omong kosong.
Rendah hatilah seperti padi. Orang dahulu menyebutnya belajarnya ilmu padi. Semakin berisi semakin menunduk. Maka orang akan hormat dan segan dengan sendirinya. Tanpa memberi tahu orang lain akan tahu sendiri. Diam pun jadi emas. Tetap rendah hati walau berpendidikan tinggi, memiliki kekayaan yang melimpah dan segala sesuatu yang bisa dibanggakan. Tetaplah berilmu padi. Semakin berisi semakin merunduk dan semakin rendah hati.
Demikian kelima konsep hidup yang dipelajari dari alam. Semoga bermanfaat dan salam literasi.
Referensi: https://vm.tiktok.com/ZSh48aY39/