17 agustus baru saja usai kita peringati sebagai hari kemerdekaan, tahun 2023 ini Indonesia genap 78 tahun merdeka. Sebagai bentuk rasa syukur, masyarakat Indonesia memiliki tradisi-tradisi unik dalam merayakan hari kemerdekaan, berikut 3 Tradisi yang Dilakukan Masyarakat Parakansalak di Hari Kemerdekaan.
Sebut saja di Kecamatan Parakansalak Kabupaten Sukabumi, rupanya 17 agustus merupakan momen sakral sekaligus meriah bagi warga masyarakat yang tinggal di kaki gunung salak ini. 17 agustus menjadi semacam ajang tahunan yang paling ditunggu-tunggu oleh semua lapisan masyarakat.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Sukabumikab.bps.go.id, Kecamatan Parakansalak memiliki luas wilayah sebesar 5.626 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 45.911 orang pertahun 2021. Terbagi kedalam 6 Desa, 24 Dusun, 44 RW dan 185 RT. Bisa dibayangkan bagaimana lautan manusia berkumpul disatu lapangan ketika memeriahkan hari kemerdekaan RI yang rutin diadakan tiap tahun itu.
Setelah pandemi usai, tahun 2023 ini menjadi semacam ajang “balas dendam” bagi warga masyarakat yang sebelumnya hampir 2 tahun vakum dalam merayakan HUT RI. Inilah beberapa tradisi dan kegiatan yang rutin setiap tahun dilaksanakan oleh warga masyarakat Kecamatan Parakansalak Sukabumi.
1. Menggelar Pawai Karnaval Melibatkan 6 Desa
Bagi warga masyarakat Parakansalak, agaknya tak lengkap dan kurang afdhol apabila merayakan hari kemerdekaan RI tanpa pawai karnaval. Lalu apa yang membedakan pawai karnaval yang ada di Kecamatan Parakansalak dibanding Kecamatan yang lain?
Yang pertama melibatkan 6 Desa. Dimana tiap Desa mampu mengirimkan dua sampai tiga group merching band, ditambah lagi kesenian dan kreatifitas masyarakat seperti membuat ondel-ondel, dan cosplay-cosplay kreatif bertema kemerdekaan dan perjuangan melawan penjajah.
Yang kedua adalah pawai karnaval. Pawai tersebut biasanya diikuti oleh semua lapisan masyarakat bukan hanya para pelajar, tapi juga semua elemen masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, berbagai organisasi serta komunitas-komunitas yang ada di Sukabumi.
2. Dzikir dan Istighosah Bersama
Ini juga tak kalah penting dan sakral dari agenda-agenda kegiatan lain seperti pawai karnaval. Dengan banyaknya mayoritas umat muslim dan jumlah pemuka agama yang banyak, Kecamatan Parakansalak selalu rutin menggelar Dzikir dan Istighosah bersama dalam rangka syukuran serta mendo’akan para pahlawan bangsa yang telah gugur di medan juang.
Banyak nya pondok pesantren, majlis taklim serta santri-santri yang ada di Kecamatan Parakansalak, membuat acara khidmat seperti Dzikir dan Istighisah pun selalu dihadiri oleh banyak orang. Tahun ini para pengurus serta panitia kemerdekaan memusatkan acara Dzikir dan Istighosah bersama di lapang walagri Parakansalak yang dihadiri ribuan orang.
Baca juga: Kemerdekaan dan Tantangan Ke Depan
3. Hiburan dan Lomba Rakyat
Acara hiburan dan lomba rakyat pun tak kalah meriah dari dua agenda kegiatan sebelumnya. Untuk hiburan ada konser musik dangdut, orgen tunggal dan musik tradisional. Sementara untuk lomba rakyat varian lombanya pun beragam, ada panjat pinang, balap karung, balap klereng, makan kerupuk, tarik tambang, hingga lomba karaoke.
Adapula Desa yang mengadakan kompetisi sepakbola antar RW dan RT lengkap dengan hadiah uang tunai serta pialanya. Semua berlangsung meriah dan persaingan club sepakbola antar RW ini pun berlangsung sengit. Puncaknya tahun ini Desa Sukakersa menggelar acara wayang golek dalam rangka memperingati usianya yang sudah mencapai satu abad.
Itulah 3 tradisi rutin yang dilakukan oleh warga masyarakat Parakansalak Sukabumi di hari kemerdekaan. Cara tersebut dilakukan semata-mata untuk mensyukuri anugerah kemerdekaan, menumbuhkan jiwa nasionalisme didalam hati masyarakat serta mengenang para jasa-jasa pahlawan yang telah berkorban di medan juang. Merdekaaaaa !!