Indonesia adalah negeri yang kaya akan budaya, tradisi, dan sejarahnya yang beragam. Dalam keberagaman ini, literasi memainkan peran penting sebagai fondasi bagi pemahaman dan pelestarian warisan budaya kita. Namun, tugas untuk merawat literasi di Indonesia adalah suatu beban berat yang harus kita pikul bersama.
Literasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup pemahaman yang mendalam terhadap pengetahuan, seni, sejarah, dan nilai-nilai budaya. Sayangnya, literasi di Indonesia menghadapi berbagai kendala yang mempengaruhi pemahaman dan apresiasi terhadap kebudayaan kita.
Rendahnya Literasi Di Indonesia
Menurut hasil Survei PISA (Program for International Student Assessment) pada tahun 2019, menempatkan Indonesia pada peringkat terendah dalam hal literasi. Indonesia menempati peringkat nomor 62 dari 70 negara atau delapan peringkat dari bawah, menunjukkan bahwa ada tantangan serius dalam meningkatkan literasi di Indonesia.
Bahkan UNESCO menempatkan Indonesia pada peringkat kedua dari bawah dalam hal literasi dunia. Data dari UNESCO menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah, yaitu hanya sekitar 0,001%, yang berarti hanya 1 dari 1,000 orang Indonesia yang secara aktif membaca.
Negara Tercerewet Di Sosial Media
Ironisnya, meskipun minat membaca buku rendah, data dari WeAreSocial pada Januari 2017 menunjukkan bahwa orang Indonesia menghabiskan sekitar 9 jam sehari menatap layar gadget. Hal ini membuat Indonesia menduduki peringkat kelima dalam hal aktivitas kecerewetan di media sosial di seluruh dunia.
Keterlibatan yang tinggi di media sosial menunjukkan bahwa orang Indonesia memiliki akses yang cukup luas terhadap informasi dan teknologi. Namun, pertanyaannya adalah bagaimana mengalihkan sebagian dari waktu yang dihabiskan di media sosial untuk meningkatkan literasi dan pemahaman yang mendalam?
Dalam era digital ini, merawat literasi digital juga menjadi kunci untuk memanfaatkan potensi teknologi dengan lebih baik. Mendorong penggunaan teknologi untuk tujuan pendidikan dan literasi adalah langkah penting dalam meningkatkan pemahaman budaya dan pengetahuan masyarakat Indonesia.
Kurangnya Akses Internet dan Pendidikan
Selain itu, kurangnya akses internet dan pendidikan berkualitas, terutama di daerah terpencil, serta kualitas pengajaran yang bervariasi adalah beberapa faktor yang dapat memengaruhi rendahnya literasi di Indonesia.
Bahkan, banyak siswa di Indonesia menganggap bahwa pembelajaran hanya merupakan upaya untuk lulus ujian sekolah. Pandangan ini membatasi kesempatan dan potensi belajar, karena pembelajaran seharusnya bukan hanya tentang menghafal informasi demi ujian, melainkan lebih kepada pencapaian pemahaman yang mendalam, penemuan konsep-konsep baru, dan pengembangan beragam keterampilan serta wawasan.
Mengatasi Masalah Literasi
Mengatasi masalah merawat literasi di Indonesia adalah sebuah tugas berat yang memerlukan kerja sama dari berbagai pihak.
Berikut cara mengatasi masalah literasi:
1. Peningkatan Kualitas Pendidikan
Pertama, peningkatan kualitas pendidikan formal di sekolah adalah langkah kunci dalam usaha meningkatkan literasi di Indonesia. Untuk mencapai hal ini, perlu dilakukan revisi menyeluruh terhadap kurikulum pendidikan.
Kurikulum yang diperbarui harus memasukkan komponen literasi yang kuat, menekankan pentingnya keterampilan membaca, menulis, dan pemahaman mendalam terhadap sastra, sejarah budaya, serta pengetahuan lokal.
Selain kurikulum yang memadai, pelatihan guru juga menjadi faktor penting. Memberikan pelatihan kepada para guru dalam metode pengajaran literasi yang efektif akan membekali mereka dengan alat yang diperlukan untuk memotivasi siswa dalam membaca dan menulis dengan baik.
2. Meningkatkan Akses Ke Bahan Bacaan
Kemudian, meningkatkan akses ke bahan bacaan adalah langkah kunci dalam meningkatkan literasi di Indonesia. Salah satu cara yang efektif adalah melalui inisiatif perpustakaan bergerak. Dengan adanya perpustakaan bergerak, buku-buku dapat dijangkau oleh masyarakat di berbagai daerah, termasuk daerah terpencil.
Selain itu, program pembagian buku gratis merupakan langkah yang sangat bernilai. Inisiatif ini dapat membantu masyarakat yang mungkin tidak memiliki sumber daya finansial untuk membeli buku. Terutama ketika ditujukan kepada anak-anak, pembagian buku gratis dapat merangsang minat membaca sejak usia dini, membantu mereka membangun fondasi literasi yang kuat.
Dengan upaya-upaya ini, akses yang lebih mudah ke bahan bacaan berkualitas akan membantu mereka memahami budaya dan pengetahuan yang mendalam, serta menggali potensi yang lebih besar dalam pengembangan literasi di seluruh negeri.
3. Memanfaatkan Media Sosial
Berikutnya, memanfaatkan media sosial adalah strategi yang sangat efektif dalam meningkatkan literasi di era digital, terutama di Indonesia di mana platform-platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok sangat populer.
Para penggiat literasi dan pendidik harus memproduksi konten yang mencakup berbagai topik ilmu pengetahuan, sejarah, budaya, dan banyak lagi. Format yang bervariasi seperti video, gambar, infografik, dan tulisan pendek memungkinkan menjangkau audience yang lebih luas karena setiap orang memiliki preferensi berbeda dalam menyerap informasi.
Selain itu, penting juga untuk menggunakan bahasa yang sederhana dan ramah agar konten literasi dapat diakses oleh berbagai jenis audiens, termasuk mereka yang mungkin tidak memiliki latar belakang pendidikan formal.
4. Evaluasi dan Pemantauan
Terakhir, evaluasi dan pemantauan berkala dalam program-program literasi adalah fondasi untuk menjaga keberlanjutan dan efektivitas upaya literasi di Indonesia. Kelompok baca masyarakat berperan penting dalam proses ini, karena mereka berada di garis depan pelaksanaan program literasi di tingkat lokal.
Dengan memberikan umpan balik langsung, mereka membantu mengidentifikasi apa yang berfungsi dengan baik dalam program dan apa yang perlu ditingkatkan. Ini memberi peluang untuk penyesuaian dan perbaikan yang lebih baik.
Dengan langkah-langkah ini, literasi di Indonesia dapat ditingkatkan, membuka pintu menuju peningkatan pengetahuan, peluang, dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Merawat literasi di Indonesia memang merupakan tugas berat. Meskipun telah ada upaya untuk meningkatkan literasi, masih banyak tantangan yang perlu diatasi. Namun, dengan upaya yang terus menerus, Indonesia dapat mengatasi tantangan ini dan memperbaiki tingkat literasi secara berkelanjutan.
Sumber:
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-sidempuan/baca-artikel/15159/Membaca-to-kill-time-or-to-full-time.html
https://www.kominfo.go.id/content/detail/10862/teknologi-masyarakat-indonesia-malas-baca-tapi-cerewet-di-medsos/0/sorotan_media
https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/berita-detail/3917/kondisi-literasi-indonesia-yang-sedang-tidak-baik-baik-saja
Terima kasih pencerahannya kak
Semoga bisa memberi warna untuk meningkatkan literasi pada generasi penerus bangsa. Aamiin.
Anak anak muda kecanduan gadget sehingga maunya baca yg pendek pendek dan langsung substansi. Mereka malas baca buku dan bacaan panjang mas Dony