Opini  

Pengertian dan Ciri Sabotase Diri

Arga F.P. Sionfa

Pengertian dan Ciri Sabotase Diri – Self Sabotage atau menyabotase diri merupakan pola pikir dan tindakan seseorang yang bisa menghambat dirinya sendiri untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya, biasanya sikap self sabotage dilakukan oleh seseorang secara sadar maupun tidak sadar sehingga pola pikir dan tindakan yang dipilihnya dapat memberikan hambatan bagi dirinya dalam mencapai tujuannya.

Setiap orang pasti memiliki keinginan untuk mencapai tujuannya, termasuk orang yang memiliki sikap tersebut. Namun, karena pola pikir dan tindakannya cenderung merasa insecure serta kurang percaya diri terhadap kemampuan yang dimilikinya, maka muncul sikap self-sabotage tersebut.

Ada juga orang yang memaksakan keinginannya dengan berbagai cara agar bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Namun, alih-alih berhasil, tindakan tersebut justru bisa menyebabkan stres, kelelahan, dan kehilangan semangat untuk mencapai tujuan atau keinginan.

Baca juga: Self Reward: Memotivasi Diri dengan Memberikan Penghargaan pada Diri Sendiri

Penyebab Sabotase Diri

1. Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua juga dapat mempengaruhi pola pikir dan tindakan anaknya, jika pada masa kecilnya anak selalu dimarahi dan dibentak oleh orang tuanya maka anak akan bertumbuh dengan memiliki sikap tertutup dan kurang mempunyai rasa percaya diri.

Apalagi jika pada masa kecil anak selalu disalahkan karena kesalahannya maka anak akan merasa tidak bisa melakukan dengan apapun dengan baik, memang sudah seharusnya setiap anak yang melakukan kesalahan harus ditegur agar mengerti tentang kesalahannya dan tidak mengulanginya kembali. Namun memang ada beberapa orang tua ketika anak sengaja maupun tidak sengaja melakukan kesalahan, maka orang tua akan memarahi dan menyalahkan anak.

Walaupun orang tua tidak mempunyai maksud untuk menyakiti hati anaknya namun tindakan tersebut nyatanya dapat membuat perasaan anak terluka, bahkan bisa membuat mental anak menjadi down ataupun sebaliknya anak akan menuntut dirinya lebih keras agar menjadi yang terbaik sehingga orang tua tidak akan menyalahkannya. Tentu menuntut diri terlalu keras juga tidak baik bagi kesehatan fisik maupun mental.

2. Pengaruh Dari Orang Lain

Sikap self sabotage bisa ada juga dapat dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya misalnya saja seseorang pernah mencoba melakukan suatu hal namun gagal, maka orang lain pun meremehkan dan berkata bahwa dirinya tidak akan bisa melakukan hal tersebut sehingga perkataan dari orang lain lah yang dapat membuat seseorang menjadi mengingat, sedih dan kecewa terhadap dirinya sendiri.

Itulah pentingnya berpikir sebelum berbicara karena tidak semua kata yang kamu ucapkan dapat diterima dengan baik oleh orang lain. Bisa saja kata kamu malah membuat orang lain merasa tidak nyaman, kesal hingga membuat perasaan orang lain sakit hati dan hanya akan menambah beban pikiran saja.

Jika tidak bisa membantu orang lain setidaknya jagalah setiap ucapan kamu agar ucapanmu tidak mematahkan semangat ataupun membuat mental orang lain menjadi lemah, karena setiap kata dapat mempengaruhi pola pikir dan tindakan orang lain untuk itu memastikan kata yang kamu ucapkan selalu mempunyai makna yang positif agar bisa membangun semangat orang lain.

3. Pola Pikir

Pola pikir seseorang dapat mempengaruhi setiap kata dan tindakannya seperti halnya dengan sikap self sabotage, seseorang yang mempunyai sikap self sabotage mempunyai pola pikir mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan pribadinya.

Sehingga tak jarang orang self sabotage selalu melakukan apa yang orang lain katakan meskipun sebenarnya dia ingin menolaknya, tetapi karena sikapnya yang mementingkan kepentingan orang lain maka dia tidak bisa menolak keinginan orang lain sehingga terkadang kepentingan pribadinya dikesampingkan terlebih dahulu.

Pada akhirnya, akibat selalu mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri, seringkali seseorang yang melakukan sabotase diri mengalami kelelahan dan kesulitan dalam menangani serta menyelesaikan urusan pribadi seperti tugas dan pekerjaan. Tindakan yang memberikan prioritas pada kepentingan orang lain dapat menimbulkan tekanan pada dirinya sendiri, yang pada akhirnya dapat memengaruhi kepentingan pribadinya. Terkadang, kepentingan pribadinya pun sengaja ditunda lebih lama.

Ciri-Ciri Sikap Sabotase Diri 

1. Menuntut Diri Untuk Kesempurnaan

Setiap orang pasti ingin melakukan yang terbaik agar dapat meraih hasil yang baik, begitu pun dengan sikap self-sabotage. Seseorang akan melakukan segala upaya demi mencapai kebahagiaan dan tujuannya, sehingga pantang menyerah sebelum mencapai keinginannya.

Tidak mudah menyerah untuk mendapatkan kebahagiaan maupun keberhasilan dalam kehidupannya memang suatu prinsip yang baik, namun seseorang dengan sikap self sabotage dalam menjalani keingan dan tujuan hidupnya terlalu memaksa atau menuntut dirinya terlalu keras hingga mendapatkan semua keinginannya.

Self sabotage ingin melakukan dan mendapatkan yang terbaik bagi dirinya dan untuk kepuasan batinnya. Sehingga sabotase diri menginginkan semua yang ada padanya baik penampilan, pekerjaan bahkan karir harus seperfect mungkin sehingga tidak ada orang lain yang mampu bersaing dengan dirinya.

Sikap menuntut diri harus perfeksionis paling tidak disukai jika ada seseorang yang lebih unggul atau lebih sempurna darinya, jika pun ada seseorang yang dirasa lebih unggul maka dia akan menuntut dirinya lebih keras lagi agar bisa mengalahkan orang yang dirasa sebagai saingannya. Menuntut diri yang terlalu keras tidak selalu memberikan kebahagiaan malah dapat membuat diri semakin stres.

2. Sering Menunda-nunda

Sikap self sabotage selain menuntut diri harus perfeksionis ada beberapa orang yang sikap self sabotage nya sering menunda-nunda dalam mengerjakan tugas maupun pekerjaannya, meskipun dia telah berjanji dan telah merencanakan untuk melakukan dan mengerjakan tugas maupun pekerjaannya.

Seorang yang cenderung melakukan self-sabotage dengan kebiasaan menunda-nunda terlihat santai, seolah-olah tidak memiliki tanggungan sama sekali. Namun, pada kenyataannya, ia memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang seharusnya dilaksanakannya. Orang yang sering menunda atau melakukan self-sabotage memang awalnya terlihat santai, tetapi saat mendekati tenggat waktu, perilaku self-sabotage tersebut membuatnya tergesa-gesa dalam menyelesaikan tugas, pekerjaan, atau kewajibannya.

Kadang-kadang karena mengerjakan sesuatu dengan tergesa-gesa dan hampir mendekati tenggat waktu biasanya hasil pekerjaannya pun tidak maksimal, lebih parahnya lagi dia menyesali perbuatannya dan menyalahkan dirinya sendiri karena telah menunda-nunda pekerjaannya.

Selain menyalahkan diri sendiri, self sabotage juga telah memaksakan diri dalam bekerja dan menyelesaikan pekerjaannya, sehingga merasakan suasana dan tekanan.

3. Meremehkan Diri

Sering meremehkan diri sendiri juga merupakan salah satu sikap self sabotage yang hampir semua orang pernah lakukan kepada dirinya sendiri, tentu saja tindakan sering meremehkan diri sendiri dapat menghambat dan membatasi tindakan seseorang dalam mencapai keinginan dan tujuannya.

Meremehkan diri sama dengan meragukan dan tidak percaya dengan kemampuan dirinya sendiri, bahkan sering berpikir dan merasa bahwa dirinya tidak bisa maupun tidak akan berhasil dalam melakukan sesuatu. Sehingga pikiran-pikiran tersebutlah yang dapat menghambat dan menghalangi seseorang untuk berkembang dan takut untuk mencoba serta memulai segala sesuatunya.

Akibat pikiran seseorang dapat membuatnya menakut-nakuti dirinya sendiri, contohnya adalah rasa takut kecewa jika semua yang dilakukan tidak sesuai dengan ekspektasi, bahkan takut menghadapi kegagalan. Padahal, apa yang dipikirkan dan ditakutkan belum tentu akan terjadi. Namun, karena memiliki pikiran yang kurang percaya pada kemampuan dirinya, hal tersebut dapat menjadi penghambat dan penghalang dalam mencapai keinginan dan tujuan.

Cara Mengatasi Sabotase Diri

1. Menyadari

Cara mengatasi self sabotage yang pertama adalah kita harus bisa menyadari bahwa memang memiliki kebiasaan menyabotase diri atau self sabotage, agar bisa memikirkan dan mencari cara untuk perlahan-lahan dapat melepaskan diri dari kebiasaan yang dapat menghambat kita untuk mencapai keinginan dan tujuan.

Jika sudah menyadarinya selanjutnya milikilah keinginan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, jangan terlalu menekan diri dan meremehkan keadaan maupun diri sendiri agar kedepannya kamu bisa mencapai keinginan dan tujuan kamu.

2. Meminta Bantuan

Jika menghadapi sikap self-sabotage, tidak ada salahnya menceritakan keluhan yang kamu alami kepada orang yang kamu percayai. Kamu juga dapat melakukan konsultasi dengan ahli psikologi untuk mendapatkan bantuan dalam mencari solusi yang tepat dan terbaik bagi kamu.

Jangan malu atau ragu untuk bercerita kepada siapa pun. Dengan berbagi cerita, kamu dapat terlepas dari segala hal yang membelenggu dan menekan perasaanmu. Siapa tahu, orang yang kamu ajak bercerita juga dapat membantu kamu keluar dari setiap permasalahan yang kamu alami.

3. Menghargai Proses

Hargailah setiap proses yang sedang berlangsung. Tidak perlu memaksakan dan menekan diri terlalu keras hanya untuk mencapai target yang telah kamu tetapkan, karena tindakan tersebut dapat membuatmu merasa tertekan dan kehabisan energi. Lebih baik tetap melakukan yang terbaik dan menikmati setiap pahit manis dalam proses tersebut.

Jangan sering menunda pekerjaan atau kewajibanmu, karena semakin sering kamu menundanya, dapat meningkatkan tingkat stres. Lebih baik selesaikan kewajiban sesegera mungkin, dengan kehati-hatian dan tanpa tergesa-gesa, agar semuanya dapat terselesaikan dengan baik.

Setelah mengetahui beberapa penyebab, ciri-ciri, dan cara self-sabotage, jika kamu memiliki beberapa kebiasaan yang mirip dengan ciri-ciri self-sabotage, cobalah menghentikan kebiasaan tersebut. Hal ini bertujuan untuk menghindari hambatan dan penghalang yang dapat menghalangi tercapainya keinginan dan tujuanmu.

Segeralah membuat rencana dan mulai melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan, jangan menunda-nunda dan meremehkan diri sendiri lagi serta yakinkan diri bahwa kamu mampu mendapatkan yang terbaik.

Referensi:

American Association for the Advancement of Science

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *