News, Opini  

Mendorong Ekonomi Sirkular untuk Pertumbuhan Berkelanjutan

Ekonomi sirkular adalah konsep di mana bahan yang digunakan dalam produksi diambil kembali dan digunakan kembali, alih-alih dibuang sebagai limbah. Pentingnya Ekonomi Sirkular semakin terasa di era saat ini di mana sumber daya alam semakin terbatas dan dampak negatif terhadap lingkungan semakin meningkat.

Ressy Octaviani
Ekonomi Sirkular (Freepik.com)
Ekonomi Sirkular (Freepik.com)

Dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan sejak tahun 2015, isu keberlanjutan telah menjadi sorotan dalam berbagai sektor. Tak hanya di bidang lingkungan, tetapi juga dalam sektor ekonomi dan sosial. Dalam beberapa tahun terakhir, ada peningkatan kesadaran tentang perlunya ekonomi berkelanjutan. Ekonomi sirkular adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan ini. 

Baca juga: Meningkatkan Sustainability Pariwisata di Indonesia Melalui Kebijakan

Apa itu Ekonomi Sirkular?

Adalah sebuah konsep ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan menjaga sumber daya tetap digunakan selama mungkin. Konsep ini berfokus pada penggunaan kembali, daur ulang, dan meminimalkan limbah dalam siklus produksi dan konsumsi. 

Konsep ini menerapkan “habis pakai” digantikan dengan konsep “habis guna”. Artinya, produk tidak hanya dirancang untuk digunakan sekali. Tetapi dirancang untuk dapat digunakan berulang kali.

Individu memainkan peran penting dalam ekonomi sirkular karena mereka dapat membuat pilihan yang mendukung proses sirkular, memilih produk tahan lama. Lalu, dapat diperbaiki, dan dapat didaur ulang, serta dengan membuang produk dengan benar di akhir masa pakainya.

Prinsip-Prinsip Ekonomi Sirkular

Sebelum saya menjelaskan apa saja manfaat konsep ini bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan kita perlu terlebih dahulu memahami prinsip-prinsip konsep ini. 

Pertama : Prinsip Penggunaan Ulang dan Daur Ulang 

Menekankan pentingnya memaksimalkan manfaat dari sumber daya yang ada dengan mempertahankan nilai barang dan material sebaik mungkin dalam siklus produksi. Dengan cara ini, limbah dapat dikurangi dan lingkungan alam dapat dilindungi.

Kedua : Prinsip Desain Ramah Lingkungan

Prinsip ini bekerja dengan cara mempromosikan penciptaan produk yang tahan lama, mudah diperbaiki, dan dapat didaur ulang. Dengan demikian, produk-produk ini memiliki umur pakai yang lebih panjang dan mengurangi limbah yang dihasilkan.

Ketiga : Prinsip Kolaborasi dan Berbagi

Bekerja dengan cara mendorong pertukaran barang dan jasa antarorganisasi untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya secara bersama-sama.

Keempat : Prinsip Pengurangan Limbah dan Emisi

Prinsip ini menekankan pentingnya mengurangi produksi limbah dan emisi dalam setiap tahap siklus produk. 

Manfaat Ekonomi Sirkular bagi Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Ekonomi Sirkular bukan hanya konsep yang penting untuk menjaga keberlanjutan lingkungan, tetapi juga sebagai cara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dengan mengadopsi model ekonomi yang berfokus pada prinsip-prinsip ekonomi sirkular, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih efisien. Menggunakan sumber daya secara efisien, bisnis yang kita jalankan otomatis menghemat biaya yang sebelumnya dikeluarkan untuk membeli bahan baku baru.

Selain itu, menerapkan konsep ini juga memberikan peluang untuk menciptakan nilai tambah dan inovasi, dengan mempertimbangkan siklus hidup produk. Kita dapat mencari cara untuk memperpanjang umur pakai produk, meningkatkan kualitas, atau mengubahnya menjadi produk baru yang lebih bernilai.

Studi Kasus Implementasi Ekonomi Sirkular di Indonesia 

Di Indonesia, terdapat 5 sektor yang berpotensi besar menerapkan ekonomi sirkular. Sektor-sektor ini merepresentasikan hampir ⅓ dari PDB (Pendapatan Domestik Bruto) Indonesia, dan telah memperkerjakan >43 juta orang di tahun 2019. 

Sektor tersebut antara lain :

  • Makanan dan minuman
  • Tekstil
  • Konstruksi
  • Grosir dan eceran (Plastik)
  • Elektronik

Tahun 2021, Kementerian PPN/Bappenas bersama United Nations development programme (UNDP) Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark telah meluncurkan laporan. Laporan tersebut tentang “Manfaat Ekonomi, Sosial dan Lingkungan Ekonomi Sirkular di Indonesia”.

Dengan perkiraan sebagai berikut :

  • Rp. 593 – 638 Triliun dapat berpotensi menghasilkan tambahan PDB tahun 2030
  • Sebanyak 4,4 Juta lapangan kerja hijau tercipta (75% merupakan tenaga kerja perempuan pada 2030)
  • 126 Juta Ton Emisi CO2-ek diturunkan pada tahun 2030
  • 18 – 25% Pengurangan limbah di sektor prioritas pada tahun 2030
  • 6,3 Milyar m3 Pengurangan penggunaan air di tahun 2030

Studi Kasus Implementasi Ekonomi Sirkular di Negara Lain

Implementasi ekonomi sirkular telah menjadi sorotan utama di beberapa negara yang telah berhasil menerapkannya dengan sukses. Studi kasus ini memberikan inspirasi dan wawasan yang berharga bagi negara-negara lain yang berencana untuk beralih ke model ekonomi berkelanjutan.

Salah satu negara yang sering dijadikan contoh dalam hal keberhasilan implementasi ekonomi sirkular adalah Belanda. Belanda telah mengambil langkah-langkah progresif dalam mengembangkan infrastruktur yang mendukung daur ulang dan penggunaan kembali. Selain itu, dengan menerapkan kebijakan yang mendorong produsen untuk bertanggung jawab atas limbah yang dihasilkan oleh produk-produk mereka.

Selain Belanda, negara-negara seperti Swedia, Jerman, dan Denmark juga telah menunjukkan kesuksesan dalam menerapkan konsep ini. Negara-negara tersebut telah memperkenalkan inisiatif-inisiatif inovatif, seperti program-program daur ulang yang efektif, insentif pajak untuk mendorong praktik ramah lingkungan. 

Tantangan Dalam Penerapan

Dalam menerapkan konsep ekonomi sirkular, banyak tantangan dan hambatan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utamanya adalah perubahan paradigma dari model ekonomi linear yang berfokus pada produksi dan konsumsi berlebihan. Hal ini membutuhkan perubahan mindset dan budaya di kalangan pelaku bisnis, pemerintah, dan masyarakat secara luas.

Selain itu, infrastruktur yang mendukung ekonomi sirkular juga perlu diperkuat. Daur ulang dan pengolahan limbah harus ditingkatkan agar proses pengembalian produk ke dalam lingkaran ekonomi dapat berjalan lancar. Investasi dalam teknologi hijau dan inovasi juga diperlukan untuk mempercepat transisi menuju konsep ini.

Selain tantangan internal, faktor eksternal seperti regulasi dan kebijakan pemerintah juga dapat menjadi hambatan dalam menerapkan konsep ini. Diperlukan kerjasama antara pemerintah, bisnis, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Kesimpulan

Mengapa Konsep ini Penting untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan?

Kita hidup di era di mana masalah lingkungan semakin mendesak, penting bagi kita untuk beralih ke model ekonomi yang berkelanjutan. Salah satu pendekatan yang menjanjikan adalah melalui penerapan prinsip ekonomi sirkular. Konsep ini mempromosikan penggunaan sumber daya yang efisien, mengurangi limbah, dan memperpanjang umur pakai produk. Dengan demikian, konsep ini dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Dengan memperhatikan pentingnya ekonomi sirkular dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Kita semua memiliki peran penting dalam mengadopsi praktik-praktik ini dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kerjasama antara pemerintah, bisnis, dan masyarakat, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Referensi

https://www.ellenmacarthurfoundation.org/topics/circular-economy-introduction/overview

https://www.bsn.go.id/main/berita/detail/12996/memahami-konsep-ekonomi-sirkular-dalam-mendorong-pemulihan-ekonomi-yang-berkelanjutan

https://www.bappenas.go.id/index.php/id/berita/ekonomi-sirkular-untuk-pertumbuhan-ekonomi-jangka-panjang

https://lcdi-indonesia.id/ekonomi-sirkular/

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *