Opini  

Jangan Alergi Teori, Jika Kamu Ingin Jadi Ahli

Ilustrasi belajar Musik. Foto: Pixabay / Steve Buissinne

Dalam kehidupan sehari-hari kamu mungkin pernah mendengar seruan, Hidup mah jangan kebanyakan teori” atau “Enggak penting lah teori yang penting praktik” atau kamu sendiri mungkin pernah mendapat seruan-seruan seperti itu dari teman atau kerabat kamu? Jika iya, apakah kamu lantas mempercayainya dan melakukannya?

Saya tak mengatakan pernyataan itu salah. Memang benar hidup itu perlu praktik, hidup itu perlu banyak gerak. Percuma saja kita mengumpulkan banyak teori, ide, gagasan, formula atau berjuta-juta rumus di kepala tanpa mempraktikannya, semuanya akan sia-sia saja.

Melakukan praktik tanpa memperhitungkan keilmuannya, bisa membuat kita tergelincir dan salah arah. Bukannya menjadi ahli atau pandai malah merubah diri kita menjadi mau menang sendiri dan salah kaprah.

Misalnya dalam berbisnis itu ada teorinya. Bagaimana cara branding, proses pemasaran, membuat produk yang bersaing, semuanya ada teorinya. Kita tidak bisa serta merta menghiraukan tata cara berbisnis  dan mengalir begitu saja.

Bayangkan saat kamu membangun sebuah  perusahaan besar tapi  tidak mengerti teori dan keilmuannya. Yang penting praktik, yang penting jalan, mengalir begitu saja, bisa-bisa celaka kalau begitu! Bukannya untung malah menjadi buntung. Bukannya maju malah bisa-bisa bangkrut karena kalah saing dengan perusahaan lain.

 

Pengertian Teori

Menurut Wikipedia, teori adalah serangkaian variabel, definisi dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya.

Teori memang memiliki ragam arti, tapi sederhananya dalam pandangan saya, teori itu semacam panduan atau manual book yang berisi sekumpulan data akurat yang saintifik dan terukur. Jadi kata kuncinya adalah saintifik dan terukur itulah teori yang bisa kita aplikasikan dalam kehidupan.

Kenapa saya menyebut teori itu semacam panduan atau manual book? Karena dalam urusan bermain musik saja itu ada teorinya. Enggak asal memainkan nada begitu saja.

Dulu saya belum sadar betapa pentingnya teori dalam bermusik. Saat bermain gitar, saya hanya memainkan dengan kunci ala kadarnya saja. Permainan pun tidak berkembang dan stuck disitu saja. Jangankan bermain speed melody, untuk mengulik lagu saja kadang susahnya minta ampun. Padahal sudah bermain gitar bertahun-tahun, tapi tetap saja skill saya tidak ada kemajuan.

Tahukah kenapa itu bisa terjadi? Karena saya hanya mengandalkan ilmu praktik saja. Ilmu yang dapat dari tongkrongan dengan teman-teman di pos ronda. Gak mengerti tentang teori musik, tangga nada dan teknik lain dalam bermain gitar. Alhasil skill saya tak ada bedanya dengan pengamen jalanan. Kalau saja sejak dulu saya mengerti teori musik, kemampuan saya mungkin jauh lebih meningkat dan berkembang sekarang.

Karena ternyata apabila ditelisik, begitu banyak dan rumit teori musik untuk dikuasai apabila ingin jadi ahli. Contohnya, chord C atau Do saja ada beragam jenisnya. Ada C mayor, C minor, C mayor 7, C minor 7, C 5, dan bentuk C yang lain dengan tangga nada yang berbeda-beda.

Untuk jadi seorang ahli selain harus belajar tentang ketukan, birama, scale, dan hal-hal dasar dalam memetik dan memegang gitar yang ternyata ada teorinya. Tidak sembarang memetik gitar dan mengalir begitu saja saat bermain musik, kalau hanya sebatas itu pengamen jalanan pun bisa.

Itulah penting teori itu dan jangan meremehkannya. Bagi seorang musisi, teori itu derajatnya tinggi dan penting sekali. Bagaimana mungkin seorang musisi bisa membuat lagu kalau dia tak mengerti teori musik.

Bagi saya pendapat tentang, “Hidup mah gak usah kebanyak teori” tak sepenuhnya benar. Buktinya saat bermain gitar, untuk menghasilkan nada yang indah saja kita perlu teorinya. Bagi saya teori itu sangat penting,  selama berguna dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan.

Yang salah adalah kita punya banyak teori tapi tak mempraktikannya. Sia-sia saja itu namanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *