Review Lagu Bojo Loro – Pologami saat ini merebak di kalangan masyarakat. Ada banyak sebab dan alasan di balik terjadinya poligami. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, poligami ialah sistem perkawinan yang membolehkan seseorang mempunyai istri lebih dari satu orang. Hal tersebut juga diperbolehkan dalam hukum di negara ini yang mengakibatkan masyarakat melakukan poligami baik terang-terang dengan persetujuan istri atau justru sembunyi-sembunyi yang tidak diketahui istri sahnya.
***
Abang biru lampune disko
Awak kuru dek, mikir bojo loro
Bojo sing enom njaluk disayang
Sing tuwo njur wegah ditinggal
Sirah mumet raiso turu
Andum tresno dek, ugo andum wektu
Mikir butuhe (yo), mikir blanjane (yo)
Njur saiki bingung atine
Telung dino mulih rono
Telung dino bali neng kene
Sing sedino kanggo sopo
Sing sedino kanggo wong liyo
***
Syair lagu tersebut jika dialihbahasakan ke Bahasa Indonesia berbunyi
Merah biru lampunya disko, badan kurus memikirkan istri dua, istri muda minta disayang, istri tua tidak mau ditinggal
Kepala pusing tidak bisa tidur, berbagi cinta dan berbagi waktu, memikirkan kebutuhan dan belanja, sekarang hatinya bingung.
Tiga hari di sana, tiga hari kembali di sini, yang sehari untuk siapa, yang sehari untuk orang lain.
Berdasarkan lagu tersebut, sebenarnya kita bisa memikirkan bahwa berpoligami atau memiliki dua istri itu sulit untuk berbuat adil. Poligami membuat badan kurus karena memikirkan istri dua. Keduanya ingin disayang dan tidak mau ditinggalkan.
***
Mungkin kita bisa berlaku adil membagi harta dan kekayaan. Adil tentang nafkah lahir, tetapi untuk nafkah batin itu sangat sulit. Sebab kedua istri memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kedua istri ingin disayang dan tidak mau ditinggalkan. Keduanya berebut perhatian dan kasih sayang. Hal itu membuat mereka yang berpoligami mumet dan pusing. Itu inti bait pertama lagu Bojo Loro.
Bahkan ketika membahas bait kedua kita menemukan bahwa berpoligami membuat kepala pusing sebab tidak bisa tidur nyenyak. Bagaimana mau tidur nyenyak jika harus berbagi cinta dan berbagi waktu. Perasaan cinta itu tidak bisa dibagi. Rasa sayang juga tidak bisa dibagi. Karena kedua istri pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya. Sehingga kasih sayang tak bisa dibagi.
***
Begitu juga dengan waktu, jelas tidak bisa dibagi secara adil. Rasa pusing berpoligami juga diakibatkan memikirkan biaya kebutuhan dan nafkah untuk belanja setiap harinya. Jika memiliki istri satu maka kasih sayang, kebutuhan hidup dan belanja bisa terfokus pada satu keluarga saja. Coba kalau beristri dua, pasti penghasilan dibagi dua secara adil. Kalau tidak bisa adil pastinya membuat hati tambah bingung dan pusing tujuh keliling. Kalau memiliki kekayaan, itu tidak masalah. Jika kekayaan dan penghasilan pas-pasan ini yang bikin kepala pusing tujuh keliling.
Ketika harta bisa dibagi secara adil maka ketika berbagi waktu, seorang yang poligami kesulitan berbagi secara adil. Kok bisa? Bisa saja. Dalam seminggu itu ada tujuh hari. Jika punya istri dua maka pembagian waktunya tiga hari untuk istri tua dan tiga hari untuk istri muda. Nah, lebih sehari kan. Untuk siapa coba? Mestinya untuk orang lain. Nggak bisa adil kan?
***
Oleh karena itu, dalam agama Islam kita diperbolehkan berpoligami dua, tiga atau empat asal bisa berlaku adil. Apa ya bisa? Waktu seminggu saja dibagi istri dua lebih sehari untuk orang lain. Maka dari itu kita berusaha untuk beristri satu saja atau non poligami agar tidak pusing. Menurut saya, pesan lagu Bojo Loro ini merupakan kritik tentang poligami. Jika tidak mampu berbuat adil, janganlah berpoligami. Lebih baik memiliki istri satu yang disayang dan hidup bahagia selamanya.
Demikian review lagu Bojo Loro yang mengingatkan susahnya berpoligami. Semoga menambah wawasan dan salam literasi.
Referensi: https://www.tiktok.com/@liriklagu1313/video/7235513278271737093





