Rasisme dan Kerusuhan Inggeris – Kerusuhan yang terjadi di Inggeris sejak awal akhir Juli 2024 membuktikan bahwa gagasan ultranasionalisme yang sangat anti dengan orang asing, pendatang, penolakan keragaman masih terus berlangsung. Kerusuhan ini sendiri diawali oleh terbunuhnya tiga gadis muda dan membuat lima lainnya luka parah. Tersangka diidentifikasi adalah seorang remaja laki-laki bernama Axel Rudakubana (17 Tahun), seorang warga kulit hitam berkewarganegaraan Inggeris.
Hoax dan Rasisme di Inggeris
Berita tewasnya tiga gadis ini kemudian diolah dan disebutkan bahwa pelakunya adalah seorang imigran muslim. Berita hoax disebarkan melalui berbagai media sosial online termasuk X dan Telegram untuk menuntut warga lainnnya turun ke jalan berdemonstrasi. Demonstrasi ini berbuah kerusuhan ketika para perusuh mulai berupaya membakar masjid dan melukai petugas kepolisian. Kelompok ultranasionalis berhasil membungkus berita menjadi hoax yang begitu mudah dipercaya oleh banyak orang. Sedangkan pihak kepolisian Inggeris telah merilis pelaku yang sesunggunya bukanlah imigran dan bukan pula seorang muslim.
Berita hoax ini disebarkan oleh kelompok sayap kanan Inggeris, English Defense League (EDL). Kelompok ini merupakan gerakan sayap kanan di Inggeris yang sering menyuarakan sikap anti Islam dan anti imigran asing serta menolak keragaman. Pemimpin EDL, Tommy Robinson, merupakan aktivis gerakan sayap kanan yang pernah dipenjara karena tindakan kekerasan hooliganisme tahun 2010 (Republika, 5 Agustus 2024).
Perdana Menteri Inggeris, Keir Starmer, dengan tegas menyatakan bahwa para pelaku kerusuhan di Inggeris adalah kelompok preman sayap kanan (far right thuggery) dan berjanji akan menyeret para pelakunya ke pengadilan. Tegas ia menyatakan: “Do whatever it takes to brings these thugs to justice, lakukan tindakan apapun untuk menyeret mereka para preman ke pengadilan” (Time.com, 5 Agustus 2024).
Pelemahan Ekonomi, Kebencian dan Teror
Pelemahan Ekonomi Inggeris menjadi salah satu faktor yang memunculkan sikap anti orang asing di banyak negara Eropa termasuk Inggeris. Salah satu factor yang melemahkan perekonomian Inggeris sehingga menaikkan angka inflasi di Inggeris adalah mahalnya harga energi di Inggeris (Infobank, 321 Januari 2023). Pada awal 2024 Inggeris mulai mengalami perbaikan ekonomi dan keluar dari resesi ekonomi (Kompas.com, 10 Mei 2024).
Gerakan ultranasionalisme yang berkarakter xenophobia, sikap rasis, anti orang asing dan imigran muncul di tengah-tengah kemiskinan dan melebarnya kesenjangan ekonomi. Kelompok-kelompok ini seringkali menegaskan bahwa terjadinya kemiskinan juga pengangguran adalah disebabkan oleh tindakan para pemilik modal asing yang menguasai sumber daya nasional (https://www.pinterpolitik.com/ruang-publik/corona-donald-trump-dan-ultra-nasionalisme/).
Gerakan-gerakan yang berkarakter ultranasional yang mengusung sikap anti orang asing mampu memunculkan kekerasan hingga kerusuhan massal. Inggeris menjadi salah satu korban dari sikap rasisme yang diusung oleh kelompok ultranasional. Para pendukung ultranasionalis ini juga sering berkelindan dengan kelompok Neo-Nazi yang mendukung supremasi kulit putih (white supremacy). Salah satu yang aktif dalam kerusuhan di Inggeris ini adalah kelompok Neo-Nazi yang mengunggah kebenciannya melalui media sosialnya (https://video.kompas.com/watch/1633781/siapa-kelompok-ekstrem-kanan-di-balik-kerusuhan-inggris).
Gerakan-gerakan sosial sayap kanan (far right) yang menolak eksistensi orang asing dan pendatang (umumnya ditujukan pada pendatang muslim) di Eropa menyalahkan lemahnya negara dalam membendung arus masuknya para imigran yang seringkali dituduh sebagai biang kerok dari munculnya angka pengangguran di sebuah negara. Para pendatang dituduh telah menguasai banyak sektor lapangan kerja yang seharusnya didapatkan oleh para pekerja lokal.
Gerakan-gerakan rasisme sayap kanan dengan ideologi keunggulan kulit putih bukan hal baru. Gerakan ini telah menimbulkan kerusakan dan kematian seperti yang terjadi di Christchurch Selandia Baru pada Bulan Maret 2019 yang telah menewaskan 51 orang di dua masjid berbeda. Tindakan ini bukan lagi sebuah gerakan politik, tetapi telah mampu merubah dirinya menjadi sebuah gerakan terorisme. Gerakan teror yang dilakukan oleh kelompok sayap kanan ini telah dinyatakan terlarang dan tak segan dinyatakan sebagai organisasi teroris di Inggeris, Australia, dan Kanada (https://supo.fi/en/far-right-ideology?__cf_chl_tk=HXoo1IbmUhvneAhEhH6RdIrdb5673.sysx1_wi53hdg-1723370669-0.0.1.1-4180).