Seasonal Affective Disorder (SAD) merupakan salah satu jenis gejala depresi yang disebabkan karena adanya perubahan musim, terkadang gejala tersebut muncul ketika cuaca mulai dingin kondisi tersebut biasanya akan mulai membaik saat cuaca sudah lebih cerah.
Merasakan perubahan mood selama musim dingin merupakan salah satu hal yang wajar saja. Namun, SAD merupakan salah satu kondisi yang tidak bisa diabaikan begitu saja sebab seasonal affective disorder selain bisa menurunkan perubahan suasana hati, juga dapat berpengaruh bagi setiap tindakan seseorang.
Seseorang yang mengalami gejala SAD mungkin akan menunjukkan perubahan dari kebiasaannya. Jika sebelumnya mereka dikenal sebagai individu yang ceria dan penuh semangat, kini bisa berubah menjadi lebih malas dan tampak mudah merasa lelah, letih, dan lesu, seolah-olah kehilangan semangatnya.
Gejala SAD biasanya sering muncul di negara-negara yang memiliki empat musim dalam setahun. Berikut adalah beberapa gejala SAD yang perlu kamu ketahui dan perhatikan dengan baik.
Gejala Seasonal Affective Disorder:
1. Cenderung Sering Tidur
Setiap individu yang mengalami gejala depresi, termasuk seasonal affective disorder, cenderung merasa lelah dan malas. Sebagai upaya pemulihan energinya, banyak yang memilih untuk tidur lebih banyak. Karena setiap kali dapat tidur dengan nyenyak, orang dengan SAD dapat merasa damai dan terbebas dari beban serta tekanan yang dirasakannya.
Meskipun demikian memilih untuk banyak tidur ternyata justru tidak baik bagi keberlangsungan kesehatan mental seseorang, sebab memilih banyak tidur sama seperti memendam perasaan sedih akibat dari mengalami perubahan suasana hati. Tentu saja jika perasaan sedih selalu dipendam sendiri maka yang ada hal tersebut akan terus menganggu pikiran dan perasaannya.
2. Perubahan Pola Makan
Perubahan suasana hati seseorang dapat mempengaruhi pola makannya. Ketika seseorang merasa terluka atau sedih, meskipun belum makan, mereka mungkin tidak merasa lapar dan malah merasa kenyang.
Ada orang yang, saat mengalami gejala depresi, menggunakan makanan sebagai pelarian. Meskipun sudah kenyang, nafsu makannya meningkat dengan harapan bahwa mengungkapkan rasa sedih dan kesalnya melalui makanan dapat membawa perasaan bahagia baginya.
Jika kondisi seperti ini terjadi, kesehatan seseorang dapat terganggu atau mengalami penurunan. Jangan abaikan kesehatan fisik meskipun suasana hatimu berubah dengan mudah. Berikanlah perhatian pada dirimu sendiri.
3. Lebih Sensitif
Gejala SAD menyebabkan seseorang menjadi lebih sensitif dari biasanya. Sensitivitas ini tidak hanya terkait dengan mudah marah karena hal-hal sepele, tetapi juga dengan perasaan yang lebih sering merasa putus asa, kecewa, dan sedih terhadap diri sendiri maupun orang lain. Akibatnya, seseorang bisa menjadi lebih mudah menangis.
Tentu saja untuk mengatasi gejala seasonal affective disorder seseorang membutuhkan bantuan orang lain, agar bisa menguatkan dan terus memotivasi dirinya agar bisa menjadi pribadi yang baik kembali.
Baca juga: Mengenal dan Mengatasi Kesehatan Mental
4. Susah Konsentrasi
Seseorang yang mengalami gejala seasonal affective disorder juga sering merasakan kesulitan dalam mengerjakan tugas dan pekerjaannya, sebab konsentrasinya terpecah oleh suasana hatinya yang tidak begitu baik.
Sehingga saat mengerjakan tugas dan pekerjaannya seseorang yang mengalami gejala seasonal affective disorder, sering menunda-nunda pekerjaan dan bahkan sering melakukan beberapa kesalahan.
Itulah beberapa gejala umum yang biasa dialami oleh seseorang SAD. Untuk mengatasinya seseorang biasa melakukan terapi sinar matahari, olahraga, mengonsumsi vitamin D hingga obat-obatan.
Referensi:
https://www.halodoc.com/kesehatan/seasonal-affective-disorder
https://health.kompas.com/penyakit/read/2021/11/27/100000068/seasonal-affective-disorder-sad-