Penerbit: Prenadamedia
Tahun terbit: 2024
Tebal: 236 halaman
Penulis: Fokky Fuad Wasitaatmadja
Editor: Caskiman
Royalti yang diterima oleh penulis atas penjualan buku ini sepenuhnya akan disumbangkan kepada kaum dhuafa, fakir miskin, dan pihak yang membutuhkan melalui Lembaga Amil Zakat Al Azhar
Tuhan dan Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan menjadikan manusia tetap sebagai manusia dan bukan Tuhan yang Maha Mengetahui. Manusia memerlukan sarana untuk mengetahui apa yang benar. Dalam berbagai rentang zaman, ilmu yang berbasis pada metode rasionalitas akal telah menggantikan keyakinan tahayul yang menyelimuti cara manusia berfikir.
Ilmu pengetahuan terus menekan dan membuang tahayul dan ide-ide mistika yang menjauhkan manusia dari kebenaran. Akal manusia telah mampu menjadikan dunia berubah ke arah yang dikehendakinya. Pada sisi lain akal yang telah merubah wajah peradaban manusia ini sedikit banyak juga telah menuhankan akal hingga menjaukan manusia dari Tuhan.
Filsafat kemudian dibenturkan dengan gagasan ketuhanan, acapkali Tuhan dan akal manusia dinyatakan tak seiring sejalan. Bahwa meyakini Tuhan adalah bentuk dari pembebasan manusia dari kekuasaan Tuhan. Bertuhan adalah irasional, semakin dekat dengana Tuhan semakin irasional dirimu dalam berfiikir. Geliat penolakan kebenaran Tuhan telah banyak diusung oleh filsuf Eropa dengan tokoh utamanya Nietzsche. Ia berteriak lantang: God is Dead, Tuhan telah mati!
Satu hal yang kita lupakan, bahwa Tuhan juga memerintahkan manusia membangun akal untuk menguak kebenaran. Keyakinan atas Tuhan adalah sebuah fakta historis, bahwa sejak lama Tuhan hadir dalam peradaban manusia. Bahwa logis manusia membutuhkan Tuhan dan itu tak pernah tergantikan oleh apapun.
Kitab suci telah menarasikan gagasan berpengetahuan sejak berabad silam. Bahwa pengetahuan adalah wujud dari kehendak Tuhan itu sendiri. Akal menuntun manusia menuju keagungan Tuhan (Qs al-an’am: 80). Gagasan ide filsafat metafisika ketuhanan menjelaskan realitas logis hubungan manusia dan Tuhan.
Tasawuf & Ilmu Pengetahuan
Kebenaran rasionalitas akal juga didukung oleh mode irfani guna memahami hakikat citra diri manusia. Tasawuf adalah sebuah metode memahami kehendak Tuhan melalui intuisi terdalam manusia.
Tasawuf seringkali dimakanai sebagai perilaku klenik sehingga ia sulit untuk diterima sebagai komponen pengetahuan manusia.
Hakikatnya tasawuf adalah sebuah ilmu yang menguatkan rasionalitas akal guna memahami jatidiri dan eksistensi manusia dihadapan Tuhan dan alam semesta. Bahwa rasa manusia itu ada, ia menjadi komponen yang menguatkan akal membentuk citra diri anak manusia.
Tasawuf sekaligus menjadi sarana pembentukan akal budi dan budi pekerti manusia. Bahwa akal dalam menggapai sebuah pengetahuan diikuti oleh budi pekerti para pelakunya. Ini menjadikan ilmu juga terikat dengan nilai-nilai ketuhanan. Ilmu adalah milik Tuhan dan hendaknya menjadikan manusia sadar bahwa industrialisasi ilmu akan membawa manusia jatuh ke jurang gelap peradaban.
Manusia sejatinya membebaskan diri dari industrialisasi pengetahuan. Kapitalisme ilmu pengetahuan yang menjadikan manusia semata bagai bidak catur bahkan budak dalam sebuah moda industri kapitalisme moderen. Tasawuf menguatkan sistem moralitas manusia yang berilmu, bahwa apa yang dilakukannya terhadap ilmu adalah dalam upaya menjalankan amanah Tuhan.
Untuk mendapatkan buku:
https://tokopedia.link/v7oimGWC3Kb
Follow instagram: @prenadamediagroup
@penerbit_prenadamedia
Web: prenadamedia.com