Apakah teman- teman menyadari kalau tren makeup sering banget berubah dan terus berkembang? Lalu apakah temen-temen secara gak sadar suka membeli make-up karena sedang viral? Coba cek kotak make-up teman-teman apakah jumlahnya masih wajar, atau malah kaget menghitung jumlahnya yang sangat banyak. Nah tulisan kali ini mudah- mudahan bisa menjadi pencerahan kenapa kita secara gak sadar membeli make-up secara berlebihan
Kekuatan Media Sosial
Ga bisa dipungkiri lagi zaman sekarang kita gak bisa lepas dari yang namanya media social. Bahkan bisa dikatakan sudah bergantung dengan mereka. Informasi apapun dapat kita butuhkan secara cepat. Bahkan lebih cepat daripada kita bikin mie seduh. Dalam hitungan detik arus informasi di dunia ini bergerak sangat cepat.
Melalui media sosial jugalah kita bisa mengetahui informasi yang baru saja terjadi. Contohnya seperti wafatnya Ratu Elizabeth II lalu. Setelah diumumkan bahwa beliau telah wafat, gak sampai hitungan jam. Seluruh dunia menyampaikan rasa duka citanya di kanal mereka masing-masing. Bahkan portal media online pun langsung menyampaikan berita tersebut.
Melalui social media juga, kita bisa mengetahui tren yang sedang berlangsung mulai dari ekonomi, fashion, lifestyle, bahkan dunia kecantikan. Gak heran banyak perusahaan baik besar maupun kecil mengenalkan produknya melalui media social seperti Youtube, Instagram, Tiktok, Facebook dan lain sebagainya. Tidak hanya cepat dalam mengenalkan produk mereka, namun biaya untuk iklan pun dapat dipangkas.
Dahsyatnya Ulasan Content Creator
Melalui media sosial juga akhirnya terbukalah peluang pekerjaan baru sebagai konten kreator ataupun influencer. Melalui mereka kita mendapatkan berita mengenai barang-barang baru, hal yang sedang disukai banyak orang atau bahkan hal yang akan viral.
Hal tersebut berlaku juga bagi dunia kecantikan. Dimana ada beauty influencer yang bertugas mengenalkan dan bahkan mempromosikan produk kecantikan yang baru saja keluar. Biasanya perusahaan akan memberikan mereka diberi satu set produk super lengkap untuk di ulas di kanal media sosial mereka.
Siapa sih yang gak suka sama review produk? Kalau aku sendiri suka. Melalui ulasan produk yang mereka hadirkan, kita dapat mengetahui apakah suatu produk memang bagus dan layak dibeli atau tidak.
Melalui review para sosial influencer tersebut, banyak produk yang memang terbukti bagus dan disambut luar biasa oleh masyarakat luas. Bahkan viral sehingga untuk membeli barangnya bisa PO berminggu-minggu. Berasa seperti mau membeli minyak goreng yang langkanya dimana-mana.
Bahkan melalui para tangan dingin kreator ini, produk milik mereka pun viral dan laris manis terjual dalam hitungan menit. Contohnya foundation Mother Of Pearl milik Tasya Farasya yang merupakan beauty influencer andalan tanah air. Pada 8 Agustus 2022 foundation miliknya habis terjual dalam waktu 5 Menit dan menghasilkan pendapatan hingga 1 milliar rupiah. Salah satu bukti dampak hebatnya media sosial dan para beauty creator.
Fear Of Missing Out
Media sosial memiliki dua sisi yang bisa memberikan sisi positif dan juga sisi negatif. Misalnya perusahaan Z mengeluarkan liptint merk A yang memiliki varian warna yang unik. Dengan promosi gencar para influencer yang di endorse serta banyaknya orang yang membeli menjadikan produk tersebut viral di masyarakat.
Awalnya kamu gak berniat membeli tapi ternyata teman dekat atau orang sekeliling kamu punya produk tersebut dan merekomendasikanya untuk dicoba. Akhirnya kamu membeli liptintnya karena ada perasaan risih dan takut dibilang kudet (kurang update) karena gak melakukan hal yang sama dengan lingkungan pertemanan kamu. Padahal secara sadar maupun tidak, penting gak penting sebenarnya kamu gak butuh barang tersebut. Tapi karena merasa fear of missing out akhirnya kamu tetap membelinya.
Dikutip dari artikel Journal Of Buisness And Economic Research (2016) menyebutkan bahwa saat ini banyak orang menggantungkan hidup mereka dari apa yang lihat dan baca di media sosial. Sehingga ketika berjauhan darinya akan menyebabkan merasa kehilangan. Keadaan tersebut menimbulkan ketakutan akan keterasingan (FOMO) sehingga secara langsung berpengaruh dalam bersikap dan mengambilan keputusan. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Balta dkk di tahun 2020, menyebutkan bahwa FOMO banyak dialami oleh pengguna instagram dimana 53% nya adalah kaum wanita dengan rentang usia antara 14 – 21 tahun.
Pernah berada dalam keadaan tersebut? Tenang sahabat gak sendiri aku pun pernah kok mengalaminya.
Solusi Dan Cara Mengatasi Pembelian Makeup Berlebihan
Semua permasalahan pasti ada solusinya begitupun mengatasi pembelian make up yang sepertinya gak penting-penting banget buat kamu miliki. Berikut cara yang bisa sahabat dan aku tempuh dalam mengatasinya.
Beli Makeup Yang Kamu Suka dan Layak Dimiliki.
Mulai membeli alat kecantikan yang bener bener kita sukai dan bakalan dipakai lama dan terus terusan oleh kita. Sebelum membeli, kita dialog dulu sama diri kita sendiri apa yang menjadi pertimbangan produk itu bisa dibeli. Apakah kita suka warnanya, teksturnya, bisa dipakai untuk kegiatan sehari hari, cocok dengan style kita dan sebagainya. Apabila jawabannya mendominasi kebutuhan yang ada pada kamu barulah membelinya.
Jual Atau Preloved Makeup Yang Kamu Punya
Makeup kamu sangat banyak dan bahkan ada yang belum sempat dicoba? Bahkan lupa kalau pernah membelinya? Gimana kalau kamu jual saja. Urusan preloved gak hanya untuk barang bermerek atau baju layak pakai. Makeup kamu pun bisa kamu jual atau preloved di e-commerce milik kamu atau melalui instagram. Dengan catatan makeup yang kamu punya belum kadaluarsa, berjamur, dan masih dalam kondisi layak.
Donasikan Kepada Makeup Artist Jenazah
Makeup yang sudah kadaluarsa ataupun kondisi baik bisa kamu donasikan kepada para makeup artist jenazah di kota kamu. Mereka akan senang jika ada yang membantu mereka dalam menunjang aktivitasnya. Kalau kamu kesulitan mencari makeup artis yang menerima donasi kamu bisa mencarinya di instagram atau bisa juga hubungi Mbak Lisa di (089504042805) beliau mau menerima donasi makeup kita dan kemudian dia jual kembali dimana hasil penjualannya untuk membantu orang yang membutuhkan. Seperti biaya sekolah atau kebutuhan susu kaleng bagi anak yang tidak mampu. Selain berdonasi kamu turut menyenangkan orang yang membeli dan mendapatkan manfaatnya dari hasil penjualannya. Double pahala kan!
Kasih Ke Saudara yang Membutuhkan
Cara ini yang paling gampang kamu lakukan. Coba Tanya adik, kakak, sepupu atau saudara lainnya yang sedang belajar makeup dan membutuhkan. Berikan makeup yang kira kira cocok dan sesuai dengan mereka. Jangan lupa kondisi barang yang kamu berikan harus dalam kondisi yang baik. Dijamin tawaran kamu diterima dengan hati senang.
Gimana Sahabat apakah sekarang paham kenapa barang-barang yang kita miliki kadang terlalu berlebihan? Semoga dengan adanya artikel ini megingatkan kembali buat kita semuanya bahwa membeli segala sesuatu yang berlebihan itu tidak sehat dan juga menguras keuangan. Semoga artikel ini bermanfaat ya! Share di kolom komentar kalau kamu punya cara lain untuk mengatasi makeup berlebihan.
Referensi FOMO yang boleh juga kamu baca:
- S Balta, E Emirtekin, K Kircaburun.2020. Springer. Neuroticsm trait fear of missing out, and phubbing: The mediating role of state fear of missing out and problematic instagram use. Sprin
- Jessica P Abel , Cheryl L Buff, Sarah A Burr. 2016. Social media and the fear of missing out: Scale development and assessment. Journal of Buisness & Economics Rese