Penerapan Open Sains dalam Evaluasi Kebijakan sangatlah penting. Oleh karenanya seorang analis kebijakan harus menguasai dinamika isu kebijakan publik dan inovasi kebijakan publik untuk menghasilkan kebijakan yang baik. Hemm, tunggu dulu untuk melakukan evaluasi kebijakan seorang analis kebijakan pun perlu dibekali waktu, sumber daya dan data.
Berdasarkan pengalaman dilapangan, terkadang suit untuk memahami data berupa artikel ilmiah yang di tulis oleh pakar berbagai bidang ilmu seperti kedokteran, hukum, lingkungan, ekonomi, sosiologi dan sebagainya, karena artikel tersebut ditulis menggunakan istilah yang hanya dapat di pahami oleh mereka yang membidangi ilmu tersebut.
Tak tanggung-tanggung untuk mendapatkan artikel dari jurnal bereputasi pun kita harus memiliki akses yang tidak gratis. Sebelumnya kita harus pahami apa itu Open Sains atau Sains Terbuka.
Apa itu Open Sains
Menurut draf rekomendasi UNESCO (2021), Sains Terbuka adalah “sebuah konstruksi inklusif yang mengkombinasikan berbagai gerakan dan praktik yang bertujuan untuk membuat pengetahuan saintifik yang multibahasa menjadi tersedia secara terbuka, dapat diakses dan digunakan ulang untuk semua orang, meningkatkan kolaborasi saintifik dan berbagi informasi untuk kepentingan sains dan masyarakat, dan untuk membuka proses penciptaan pengetahuan saintifik, evaluasi dan komunikasi untuk aktor sosial di luar komunitas saintifik tradisional.”
Kemudian UNESCO menambahkan terdapat beberapa pilar dalam Sains Terbuka, yaitu pengetahuan saintifik terbuka, infrastruktur sains terbuka, komunikasi sains, partisipasi aktor sosial terbuka dan dialog terbuka bersama sistem pengetahuan lain. Dengan demikian, Sains Terbuka merupakan suatu usaha konstruktif agar ilmu
pengetahuan dapat diakses, dimanfaatkan dan didukung secara bersama oleh seluruh masyarakat agar tidak terjadi ketidaksetaraan dalam dunia ilmu pengetahuan.
Open Sains sangat dibutuhkan oleh berbagai kalangan dengan latar berbagai bidang keilmuan. Maaf kali ini penulis melihatnya dari sudut pandang seorang analis kebijakan.
Pentingnya Evaluasi Kebijakan
Peran Evaluasi Kebijakan dalam Pemerintahan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai efektivitas kebijakan publik, baik dalam mencapai tujuan yang diinginkan maupun dalam memberikan saran untuk perbaikan kebijakan yang sudah ada.
Namun sayangnya pemerintah seringkali dihadapkan dengan tantangan dalam mengevaluasi kebijakan-kebijakan. Beberapa tantangan tersebut antara lain keterbatasan data, waktu, sumber daya dan biaya.
Di sisi lain keterbatasan datalah yang paling sering dikeluhkan. Data yang diperlukan untuk melakukan evaluasi kebijakan terkadang tidak lengkap, tidak akurat, atau sulit diakses. Ini bisa menjadi tantangan serius dalam mengukur dampak kebijakan dengan tepat.
Meminimalisir Kegagalan Dalam Pembuatan Kebijakan
Menurut Ruben Vicente Saez dan Clara Martinez Fuentes Open Science definisi yang dihasilkan “Ilmu Pengetahuan Terbuka adalah pengetahuan yang transparan dan dapat diakses yang dibagikan dan dikembangkan melalui jaringan kolaboratif” membantu komunitas ilmiah, dunia bisnis, aktor politik, dan warga negara untuk memiliki pemahaman yang sama dan jelas tentang apa itu Sains Terbuka.
Faktanya: Membaca saja sulit apalagi memahami isi artikel ilmiah pada jurnal!
Yup, betul sekali. Begitu banyaknya publikasi ilmiah di jurnal-jurnal akademik, misalnya, memuat data, statistik, teori, dan rumus-rumus seolah tak peduli siapa pembacanya. Jika kepentingannya untuk keperluan akademis atau forum ilmiah, mungkin tidak masalah. Bayangkan, jika pembacanya masyarakat umum dengan latar pendidikan yang berbeda. Sekedar membaca mungkin bisa, namun belum tentu memahami.
Jika, definisi Open Science yang di maksud Ruben Vicente Saez dan Clara Martinez Fuentes dapat di terima oleh seluruh lapisan masyarakat maka setidaknya para analis kebijakan dapat Meminimalisir Kegagalan Dalam Pembuatan Kebijakan.
Konsep Open Sains dalam Evaluasi Kebijakan
Semua orang harus memiliki akses yang sama ke ilmu pengetahuan dan sains, terutama dalam menghadapi berbagai bencana alam dan penyebaran hoax di Indonesia.
Jika ketika pandemi atau bencana alam terjadi dan seorang peneliti tidak dapat menjelaskan suatu gejala/permasalahan tersebut secara jelas, besar kemungkinan masyarakat bisa salah paham atau terpengaruh oleh pandangan yang keliru, seperti konsep bumi datar atau mitos seputar vaksin.
Ilmuwan harus berkomunikasi dengan masyarakat menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, agar pengetahuan sains dapat tersebar dengan baik. Untuk itu, diperlukan keterampilan khusus dalam menyampaikan ilmu pengetahuan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.
Sudah saatnya media-media digital yang ada turut menyajikan dan memperbanyak informasi ringan, yang telah di olah menjadi lebih sederhana, dan mudah dimengerti berdasarkan sains, seperti katadata.co.id, The Conversation, dan lainnya.
Intinya dalam proses evaluasi kebijakan harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan akademisi. Kolaborasi ini dapat membawa perspektif yang beragam dan pemahaman yang lebih baik tentang dampak kebijakan.
Contoh Implementasi Open Sains dalam Evaluasi Kebijakan
Pemerintah atau lembaga yang melakukan evaluasi kebijakan dapat mempublikasikan semua data yang digunakan dalam proses evaluasi. Misalnya, data ekonomi, sosial, atau lingkungan yang menjadi dasar penilaian dapat diunggah secara daring dan dapat diakses oleh masyarakat umum.
Dalam hal ini Pemerintah dapat bekerjasama dengan media online terkemuka seperti Kompas, Media Indonesia, Republika, dan sebagainya untuk pelaporan publik yang memungkinkan warga negara melaporkan dampak atau pengalaman mereka terhadap kebijakan yang dievaluasi. Ini membantu dalam mengumpulkan wawasan dari sumber yang beragam.
Hasil dan Manfaat dari Penerapan Open Sains dalam Evaluasi Kebijakan
Para pemangku kepentingan, termasuk pembuat kebijakan, memiliki akses terhadap bukti-bukti yang kuat dan dapat diandalkan. Ini membantu mereka dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan lebih terinformasi.
Open Sains dapat menjalin partisipasi masyarakat yang lebih luas dalam proses evaluasi kebijakan. Masyarakat dapat memberikan masukan secara langsung, berbagi pengalaman, dan memengaruhi kebijakan dengan cara yang lebih signifikan.
Dengan akses terbuka terhadap hasil evaluasi, perbaikan dan penyesuaian kebijakan lebih fleksibel mengikuti perubahan situasi atau masukan dari pemangku kepentingan.
Tantangan dalam Penerapan Open Sains dalam Evaluasi Kebijakan
Penerapan Open Sains dalam evaluasi kebijakan dapat dihadapkan pada sejumlah tantangan yang perlu diatasi agar berhasil. Beberapa tantangan tersebut meliputi:
Kualitas Data: Kualitas data yang digunakan dalam evaluasi kebijakan menjadi perhatian utama. Data yang tidak akurat atau tidak lengkap dapat menghasilkan evaluasi yang tidak tepat dan kebijakan yang salah arah.
Keamanan Data dan Privasi: Membuka data dan informasi terkait kebijakan dapat menimbulkan risiko keamanan dan privasi. Terdapat kekhawatiran bahwa data sensitif mungkin dapat disalahgunakan atau dicuri oleh pihak yang tidak berwenang.
Kesenjangan Teknologi dan Akses Internet: Tidak semua masyarakat memiliki akses internet yang memadai atau keterampilan teknologi yang cukup untuk mengakses data dan informasi terkait evaluasi kebijakan. Hal ini dapat menghasilkan ketidaksetaraan dalam partisipasi.
Kesimpulan
Tidak ada lagi anggapan bahwa sains hanya milik orang-orang pintar dan terdidik. Padahal pemahaman yang buruk tentang sains bisa memperbesar potensi penyebaran hoax.
Intinya dalam proses evaluasi kebijakan harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, akademisi dan media. Karena dengan kolaborasi ini dapat membawa perspektif yang beragam dan pemahaman yang lebih baik tentang dampak kebijakan.
Referensi:
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0148296317305441?via%3Dihub