Terapi Gen Bisa Menyembuhkan Penyakit Dulu Dianggap Mustahil – Rekayasa Genetika telah menjadi tonggak revolusioner dalam dunia kesehatan modern. Teknologi ini memungkinkan para peneliti untuk melakukan modifikasi, merubah, mengganti, atau memperbaiki gen dalam tubuh manusia yang abnormal ataupun rusak.
Dengan demikian dalam ilmu kesehatan, rekayasa genetika telah melahirkan metode baru yang dikenal sebagai metode terapi gen (gene therapy) yang bisa digunakan untuk mengatasi penyakit – penyakit genetik yang selama ini dianggap tidak dapat disembuhkan, seperti hemofilia, distrofi otot, hingga penyakit yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Baca juga: Waspada GMO: Ancaman Kedaulatan Pangan
***
Dengan adanya Teknik yang dinamakan CRISPR-Cas9, melakukan perubahan pada gen manusia seperti layaknya mengedit file pada komputer, tidak hanya memperbaiki gen yang cacat atau rusak, tetapi juga membuka peluang pada pencegahan yang bisa dilakukan pada embrio sebelum terkena penyakit tersebut.
Sejumlah keberhasilan terapi gen telah tercatat secara ilmiah beberapa tahun sebelumnya, ini menunjukan bahwa terapi gen bisa menyembuhkan penyakit yang sebelumnya dianggap mustahil, seperti contoh, Untuk pertama kalinya, teknologi rekayasa genetika diterapkan pada manusia melalui pengobatan bagi penderita diabetes.
Pengobatan tersebut dilakukan dengan pemberian insulin, namun ilmuwan tidak dapat memperoleh insulin langsung dari tubuh manusia. Oleh karena itu, insulin diproduksi dari hewan dan bakteri yang telah dimodifikasi secara genetik agar menyerupai insulin manusia. Hingga kini, insulin merupakan salah satu produk rekayasa genetika yang telah disetujui dan digunakan secara luas dalam dunia medis, sebagaimana dilansir dari Kompas.
***
Selain insulin, kemajuan terapi gen juga terlihat pada pengobatan thalassemia dan spinal muscular atrophy (SMA). Pada tahun 2019, FDA menyetujui terapi gen Zolgensma untuk mengobati SMA, sebuah penyakit genetik langka yang menyerang otot dan biasanya mematikan pada bayi. Terapi ini dilakukan hanya dengan satu kali suntikan dan terbukti mampu memperpanjang harapan hidup pasien secara signifikan.
Oleh karena itu, hingga kini menurut data dari National Institutes of Health (NIH), lebih dari 3.000 uji klinis terkait terapi gen sedang berlangsung di seluruh dunia, menandakan bahwa bidang ini terus berkembang pesat dan menjanjikan sebagai bentuk pengobatan masa depan.
***
Meskipun menjanjikan, terapi gen ini juga memunculkan sejumlah tantangan, seperti biaya yang pasti sangat tinggi karena tidak mudah dalam melakukan rekayasa genetika dan belum memikirkan potensi efek samping jangka panjang yang akan muncul akibat dari modifikasi gen tersebut. Oleh karena itu masih menimbulkan perdebatan diantara para ilmuan dan tenaga medis tentang modifikasi gen yang dilakukan terhadap embrio dengan alasan untuk mencegah penyakit yang mungkin terjadi di masa depan.
Meskipun begitu, dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat, tidak menutup kemungkinan terapi gen ini akan menjadi pengobatan standar untuk berbagai penyakit kronis dan genetik di masa yang akan datang. Dunia medis sedang memasuki masa presisi, dimana terapi gen masih harus disesuaikan dengan profil individu masing masing dengan harapan dapat membuka harapan baru bagi jutaan orang diseluruh dunia.
Sumber Referensi:
Anwar, A. (2010). Penerapan Bioteknologi rekayasa genetika dibidang medis ditinjau dari perspektif filsafat Pancasila, HAM dan hukum kesehatan di Indonesia. Jurnal Sasi Vol, 17(4).
https://clinicaltrials.gov/study/NCT06194461
https://innovativegenomics.org/news/crispr-clinical-trials-2025
https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9134463/