Opini  

Lakukan 4 Hal Ini Ketika Mengalami Pelecehan Seksual di Tempat Umum

Ilustrasi mencegah pelecehan Seksual. Foto: pexels/anete lusina

Apabila dilihat dari statistik dan data survei, korban pelecehan seksual  lebih banyak terjado pada perempuan dibandingkan laki-laki. Seperti yang terjadi di tempat umum, perempuan adalah makhluk yang lebih rentan mendapat pelecehan.

Situs Change.org pernah merilis survei pada akhir 2018 yang dilakukan pada 62.000 korban pelecehan, hasilnya 3 dari 5 perempuan pernah mengalami pelecehan seksual. Sementara 1 dari 10 laki-laki juga pernah mengalami pelecehan seksual di ruang publik.

Artinya ruang publik masih belum terlalu aman dan nyaman untuk kaum perempuan. Perlu ada pencegahan dan penanganan khusus untuk dapat mengurangi angka pelecehan seksual sehingga akan tercipta ruang publik yang nyaman dan aman bagi perempuan.

Seringkali muncul selentingan kalau pelecehan seksual terjadi  disebabkan oleh korban yang menggunakan pakaian-pakaian terbuka atau sexy ditempat umum. Padahal anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Karena adapun yang berpakaian sopan tetap menjadi korban. Berdasarkan hasil survei yang dirilis  Change.org, mayoritas korban pelecehan tidak mengenakan baju terbuka saat kejadian melainkan memakai celana/rok panjang (18%), hijab (17%), dan baju lengan panjang (16%). Hasil lainnya menunjukan bahwa waktu kejadian mayoritas terjadi pada siang hari (35%) dan sore hari (25%).

Dari data diatas terlihat bahwa pelecehan di tempat umum bukan disebabkan oleh  pakaian yang korban kenakan, melainkan  terjadi karena memang ada kesempatan dan niat pelaku untuk melakukan pelecehan.

Dengan adanya fakta tersebut, berikut yang perlu dilakukan ketika kita, teman atau orang sekitar mengalami pelecehan di tempat umum. Setidaknya ada 4 hal yang wajib kamu lakukan.

 

1). Tegur Pelaku

Langkah pertama yang perlu segera dilakukan adalah menegur pelaku. Hal ini dimaksudkan agar pelaku tak melakukan aksi yang lebih. Sekaligus menunjukan bahwa kamu tidak mentolerir aksi tersebut meski belum melakukan pelecehan secara fisik.

Pelecehan verbal pun tak layak  dibiarkan begitu saja. Sebagai perempuan kamu perlu menjaga kehormatan dan tidak tinggal diam ketika menerima pelecehan dalam bentuk apapun. Oleh karenanya jangan takut untuk menegur karena itu langkah pembelaan pertama yang bisa dilakukan.

 

2). Rekam Aksi Pelaku

Saat ini adalah era digital sehingga kita perlu merekam aksi pelaku untuk dijadikan bukti. Karena kepolisian akan bergerak lebih cepat ketika suatu perkara misalnya pelecehan menjadi viral di media sosial. Kadang-kadang media sosial adalah sarana terbaik untuk mendulang dukungan sehingga kita tidak merasa sendirian.

Maka saat terjadi pelecehan, atau ada upaya aksi pelecehan segera mungkin rekam aksinya untuk dijadikan alat bukti yang digunakan untuk proses hukum sehingga si pelaku merasa jera.

 

3). Meminta Bantuan Warga Sekitar

Ketika kamu mengalami pelecehan ditempat umum, jangan sungkan meminta tolong pada orang sekitar. Berdasarkan survei masih ada sekitar 22% orang yang membantu dan membela korban ketika ada pelecehan ditempat umum, 92% perempuan pun mengaku merasa terbantu setelah dibela.

 

4). Segera Laporkan Pada Pihak Berwajib

Langkah terakhir yang bisa kamu lakukan ketika mengalami pelecehan seksual adalah dengan melaporkan kejadian itu pada pihak berwajib atau lembaga terkait agar kamu bisa segera mendapatkan penanganan dan perlindungan juga mendapat pendampingan psikologis apabila mengalami trauma.

Yang terpenting kamu mempunyai bukti yang cukup kuat dan saksi untuk melapor, kamu tidak hanya bisa melapor pada Polisi, tapi kamu juga bisa mendatangi Komnas HAM, Komnas Perempuan, P2TP2A, atau bahkan LPSK.

Kamu juga bisa melaporkan aksi pelecehan seksual itu melalui online atau melalui call centre SAPA 129. Ini merupakan call centre Sahabat Perempuan dan anak yang dibangun untuk mempermudah akses korban atau pelapor ketika mengalami pelecehan seksual.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *