Kekejaman Sunan Amangkurat I, Raja Islam yang Membunuh 6000 Ulama Dalam Sekejap!

iim maya sofa
Kekejaman Amangkurat I, Raja Islam yang Membunuh 6000 Ulama Dalam Sekejap!
Amangkurat I merupakan pemimpin Kerajaan Mataram pada tahun 1646-1677 dan tercatat dalam sejarah Islam di Nusantara

Dalam sejarah Islam di Nusantara salah satu pemimpin Kerajaan Mataram, yaitu Sunan Amangkurat I dikenal sebagai raja yang kejam dan keji.

Tercatat dalam sejarah Islam di Nusantara, Sunan Amangkurat I ini memiliki nama asli Raden Mas Sayyidin dan lahir pada tahun 1619.

***

Dalam silsilah atau sejarah Islam di Nusantara, Sunan Amangkurat I ini merupakan cicit dari Panembahan Senopati, yaitu pendiri Kerajaan Mataram Islam. Artinya ia merupakan pemimpin Kerajaan Mataram ke-4.

Amangkurat I merupakan putra mahkota dari Sultan Agung Hanyakrakusuma, yang mana juga termasuk penguasa Kerajaan Mataram Islam.

Amangkurat I dikenal kekejamannya karena beliau tidak ragu untuk membunuh prajuritnya sendiri yang ia rasa membangkang dan tidak mendukung kebijakannya.

Bahkan baru satu tahun memimpin, beliau sudah melakukan pembunuhan masal yang hanya didasarkan karena prasangka buruknya.

***

Dalam buku yang berjudul Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad ke-19 karya Dr.Karel A.Steenbrink menjelaskan bahwa demi kekuasaannya ia membunuh ribuan ulama untuk bisa menguasai suatu wilayah.

Pada tahun 1647, Sunan Amangkurat I kurang lebih berusia 28 tahun saat itu dan melakukan pembunuhan massal terhadap sekitar 5000 hingga 6000 seorang ulama dan santri dari daerah Tembayat, Kejoran dan Wana Kusuma.

Pembunuhan masal ini disebabkan kekhawatiran Amangkurat I akan pikiran dan prasangkanya sendiri dan takut kekuasaannya akan jatuh.

Selain itu, ia juga membunuh setiap orang yang membelot kepemimpinannya, bahkan anak-anak, perempuan, orang tua, saudara dan keluarga yang bersangkutan.

***

Amangkurat I memerintah prajuritnya untuk membunuh para ulama begitu pula dengan keluarganya hingga dipastikan tidak tersisa.

Sunan Amangkurat I ini tidak hanya menjadi pemimpin yang kontroversi pada masanya. Bahkan, ia tidak ragu untuk menyingkirkan keluarganya sendiri untuk mempertahankan kekuasaannya.

Sampai di akhir hidupnya, Amangkurat I mengalami peristiwa yang seakan-akan ini menjadi sebuah kutukan baginya.

***

Benar saja, pada masa kepemimpinannya terjadi sebuah pemberontakan yang dipimpin oleh Pangeran Trunojoyo bersama pasukannya yang merupakan rakyat Amangkurat I itu sendiri.

Bahkan pemberontakan tersebut didukung oleh pejabat istana saat itu. Serta didukung oleh para raja dari kerajaan Islam yang lainnya.

Dalam pemberontakan tersebut, Amangkurat I mati terbunuh dan di makamkan di Tegal Arum, Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna.

Disanalah Sri Susuhunan Amangkurat Agung atau biasa disebut Sunan Amangkurat I dimakamkan.

***

Kekuasaan yang diperoleh dan dipertahankan dengan kekejaman dan ketidakadilan hanya akan membawa kehancuran bagi pemimpin dan kerajaannya.

Amangkurat I, meskipun seorang raja, kehilangan dukungan dari rakyat dan pejabatnya karena tindakannya yang keji.

Hal ini mengajarkan kita semua, bahwa kepemimpinan yang baik harus didasarkan pada keadilan, kebijaksanaan, dan rasa hormat terhadap orang lain.

Kekerasan dan kekejaman tidak hanya menciptakan musuh dari dalam, tetapi juga membawa akhir yang tragis bagi dirinya sendiri.

***

Itulah sekilas sejarah Islam di Nusantara tentang pemimpin Kerajaan Mataram, Sunan Amangkurat I. Semoga dari kisah ini, dapat kita jadikan suri tauladan dan mengambil sisi positifnya.

Sampai jumpa di artikel opini berikutnya, di Suara Kreatif.

Sumber Artikel: Buku yang berjudul Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad ke-19 karya Dr.Karel A.Steenbrink

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *