Sampah Digital: Pengertian dan Dampaknya bagi Lingkungan

Ressy Octaviani
E-mail Popup Warning Window Concept (Foto: Freepik.com)
E-mail Popup Warning Window Concept (Foto: Freepik.com)

Bahaya Sampah Digital – Tahukah kamu, jika spam email dan file tidak penting yang ada di perangkat kita merupakan salah satu penyumbang emisi karbon?. Pesan yang sudah terbaca dan dibiarkan, aplikasi yang sudah lama tidak digunakan, hingga foto dengan angle dan gaya yang sama. Ternyata semua itu menyimpan pengaruh buruk yang bisa berdampak besar terhadap lingkungan.

Artikel ini akan membahas mengenai bahaya sampai digital. Mari kita kenali apa itu sampah digital dan apa saja dampaknya bagi lingkungan?

Mengenal Sampah Digital

Sampah digital adalah semua data yang tersimpan di dalam perangkat ponsel atau laptop yang terus-menerus dibiarkan menumpuk. Data tersebut dapat berupa pesan email dari kotak spam atau foto dan video tidak penting, serta riwayat pencarian dari browser. 

Mungkin selama ini yang kita tahu, bahwa “sampah” dalam artian nyata yaitu seperti sampah plastik yang berpengaruh buruk terhadap lingkungan. Tetapi, sampah digital yang sedang kita bahas iniuga mempunyai dampak serius jika kita tidak secepatnya mengambil langkah. 

Emisi Karbon dalam Sampah Digital

Sektor Listrik

Setiap data dan file yang tersimpan di ponsek atau perangkat lainnya yang kita punya, memerlukan energi untuk dikelola. Server pusat yang menyimpan data kita membutuhkan listrik yang terus menyala untuk mengelola data kita dan mendinginkannya. 

Seperti yang diungkapkan oleh “Google”, bahwa permintaan listrik dan pertumbuhan armada pusat datanya telah meningkat. Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan perusahaan teknologi raksasa itu melonjak sebesar 48 persen, hal ini didorong oleh kecerdasan buatan. (spglobal.com, 2024)

Energi listrik yang sebagian besar masih dihasilkan dari bahan bakar fosil, seperti yang kita tahu merupakan penyumbang utama karbon dioksida (CO2). 

Sektor Internet

Sementara itu, di sektor internet dalam data terbaru 2024, yang diungkapkan oleh Pendiri Green Web, bahwa sektor internet mampu menghasilkan 3,7 persen emisi karbon. (rri.co.id, 2024)

Dalam hal ini, kedua sektor tersebut di atas saling memiliki keterkaitan yaitu pemakaian internet yang besar, berarti menggunakan energi listrik yang besar pula. 

Oleh karena itu, saat handphone kita masih penuh dengan e-mail spam dan pesan-pesan tak penting yang dibiarkan begitu saja. Secara tidak langsung kita ikut berkontribusi menyumbang emisi karbon

Dampak terhadap Lingkungan

Mari kita bayangkan, setiap spam email yang tersimpan dalam perangkat kita memiliki jejak karbon sekitar 0,3 gram CO2. Terkadang dalam satu ponsel saja dipenuhi oleh ratusan bahkan ribuan spam. Jadi, jika dikalikan dengan miliaran spam email dari seluruh dunia, hal tersebut bisa setara dengan ribuan mobil di jalanan yang sedang berjalan. (Carbon Literacy Project, 2022)

Begitupun dengan file, foto dan video yang tersimpan di cloud storage. Jika semua data tidak kita kelola dengan baik bahkan sampai menumpuk,  maka emisi dampak serupa akan sama seperti spam email. 

Langkah-langkah yang Perlu dilakukan

Berikut langkah-langkah untuk mencegah dampak serius yang ditimbulkan dari sampah digital, lebih mudah dibandingkan dengan sampah fisik, antara lain :

1. Memilah dan Membersihkan Email secara Rutin

Saat kamu merasa kotak masuk dan spam emailmu sudah mulai penuh, luangkanlah waktu untuk memilah email yang tidak penting untuk dihapus secara permanen. Contohnya, spam dari promo e-commerce atau notifikasi dari medsos yang sebenarnya tidak penting untuk disimpan terlalu lama di email. Minimal luangkan waktu seminggu sekali untuk rutin mengecek kotak masuk email. 

2. Uninstall Aplikasi tak Terpakai

Kamu pernah merasa ponselmu lemot (terutama bagi pengguna android)?. Bisa jadi itu karena terlalu banyak aplikasi yang kamu install, namun sudah tidak dibuka sama sekali. Cobalah untuk meng-uninstall aplikasi tersebut,  hal ini sangat berguna untuk mengurangi beban perangkat. 

Selain itu, kebutuhan data yang harus di back-up menjadi lebih sedikit, dan sudah pasti energi yang dipakai pun akan berkurang. 

3. Kelola Cloud Storage 

Saring dan kelola file yang kamu simpan di cloud, seperti file duplikat, foto buram, tangkapan layar dan dokumen yang sudah tidak berguna. Penyimpanan secara offline file yang menurutmu masih penting untuk mengurangi penyimpanan di cloud. 

4. Gunakan Perangkat Secara Efisien

Sebelum menggunakan email untuk menghubungkan dengan media sosial lain, pikirkan dahulu apakah hal tersebut benar-benar perlu?. Begitu juga, saat kamu mengambil foto atau video yang menurutmu bagus, pikirkan lagi apakah gambar tersebut penting untuk disimpan?

Semakin sedikit data yang kita gunakan untuk menyimpan file, maka semakin sedikit jejak karbon yang akan kita hasilkan. 

5. Mendukung Energi Ramah Lingkungan

Saat ini, energi terbarukan sudah semakin banyak diterapkan di beberapa perusahaan teknologi ternama. Hal ini bertujuan untuk mengurangi jejak karbon yang mereka hasilkan, dan ikut berkontribusi pada upaya mengurangi dampak perubahan iklim. Kita bisa mendukungnya dengan cara memilih produk dari perusahaan yang memiliki komitmen keberlanjutan lingkungan. 

Kesimpulan

Masalah sampah digital mungkin sesuatu yang tampak sepele dan banyak yang masih menganggapnya tidak penting. Namun, jika dibiarkan menumpuk secara terus-menerus dampaknya terhadap lingkungan bukan hal yang bisa dianggap remeh.

Jadi, sudah siap membiasakan diri memilah dan membersihkan file tidak penting dalam perangkat kita? 

Referensi

https://www.rri.co.id/index.php/serui/vlog/8180/sektor-internet-sumbang-emisi-karbon-sebanyak-3-7-persen

https://indonesiabaik.id/videografis/mengenal-bahaya-sampah-digital

https://www.spglobal.com/commodityinsights/en/market-insights/latest-news/electric-power/070924-google-says-datacenters-ai-cause-its-carbon-emissions-to-rise-sharply

https://carbonliteracy.com/the-carbon-cost-of-an-email/

 

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *