Judi Online, Cikal Bakal Terbentuknya Mental Cari Keberuntungan Lewat Jalur Buntung!

iim maya sofa
Judi Online, Cikal Bakal Terbentuknya Mental Cari Keberuntungan Lewat Jalur Buntung!
pict by: Moussa81, canva by: iim maya sofa

Makin kesini, judi online menjadi primadona yang menghiasi lini berita kriminal di Indonesia. Mulai dari pembunuhan, pencurian, perceraian, kekerasan dan kriminal lainnya lengkap dikemas menjadi satu yang disebabkan oleh judi online.

Fenomena yang mungkin saja akan menjadi rekor baru yang diciptakan masyarakat kita, ini terlihat jelas melonjaknya peminat judi online (Judol) yang kian hari makin tak terbendung. Terutama di kalangan generasi muda, yang malas bekerja namun kebelet kaya.

Secara akal sadar dan naluri waras manusia, fenomena ini mendatangkan dampak buruk bagi diri sendiri dan orang terdekat misalnya.

Popularitas dan Eksistensi Judol

Popularitas Judol didorong oleh kemudahan akses internet, pemasaran agresif, dan janji manis keuntungan semu yang cepat dan menggoda.

Banyak yang terjerat dalam perangkap ini, mencari keberuntungan lewat jalur yang justru sering berakhir dengan kebuntuan.

Generasi muda adalah kelompok yang paling rentan terhadap kecanduan Judol ini. Alasan utamanya adalah keinginan untuk cepat kaya, tekanan sosial, gengsi gaya hidup dan kurangnya kesadaran akan risiko yang terlibat.

Memang, Judol memberikan sensasi dan adrenalin yang membuat pemain terus kembali, alih-alih berharap untuk menang besar, tapi justru kalah total, rugi bandar.

Dampak Buruk dari Kebahagiaan Semu

Dampak buruk dari judi online sangat nyata dan meresahkan. Banyak kasus perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga yang meningkat akibat judi online.

Saya mendapat data ini dari databoks.katadata.co.id yang memaparkan persentase jumlah perceraian yang diakibatkan oleh Judol. Berikut datanya:

Judi Online, Cikal Bakal Terbentuknya Mental Cari Keberuntungan Lewat Jalur Buntung!
Data dari: databoks.katadata.co.id-Data perceraian di Indonesia yang disebabkan oleh judi online

Pada data tersebut terlihat jelas melonjaknya jumlah perceraian di Indonesia yang disebabkan oleh judi online. Ini adalah bukti nyata dampak buruk dari perilaku kecanduan kebahagiaan semu dari judi.

Selain data secara global, saya pribadi mendapatkan informasi bahwa dalam satu bulan terakhir, terdapat sekitar 3 orang yang mana mereka adalah tetangga dan beberapa kerabat yang melakukan perceraian karena masalah ini.

Bahkan, dua bulan terakhir, seorang pemuda desa ditangkap polisi karena mencuri motor. Penyebabnya? Hutang akibat Judol. Miris sekali, bukan?

Bagaimana Pemerintah?

Regulasi hukum dan upaya pemerintah untuk mengatasi judi online memang ada, tetapi belum cukup efektif. Pemerintah berusaha membasmi judi online dengan memblokir situs-situs perjudian dan menghapus iklan-iklan yang berseliweran.

Namun, ini hanya menyentuh permukaan masalah. Sumber utama, yakni bandar judi, masih banyak yang bebas beroperasi.

Kesulitan pemerintah dalam membasmi judi online terletak pada pendekatan yang kurang tepat. Mereka fokus pada hilir masalah, yaitu pemblokiran iklan dan situs, sementara hulu masalah, yakni bandar judi, dibiarkan.

Untuk mengatasi judi online secara tuntas, pemerintah perlu menargetkan para bandar judi yang menjadi akar permasalahan. Dengan begitu, iklan dan situs perjudian tidak akan mudah bermunculan kembali.

Penutup

Sebagai penutup, dan sebagai sesama manusia, saya menuliskan opini ini agar kita semua berpikir bahwa kebahagiaan yang sesungguhnya tidak diperoleh dari kemalasan dan mempertaruhkan keberuntungan.

Fenomena Judol adalah ancaman serius bagi generasi muda dan kestabilan sosial di Indonesia. SDM kita sudah cukup minim literasi, tapi jangan pula minim naluri manusiawi.

Secara naluri manusiawi, kita semua sadar bahwa mempertaruhkan sejumlah uang untuk mendapat untung instan itu adalah tindakan yang tidak masuk akal bagi manusia.

Perlu upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan keluarga untuk mengatasi masalah ini. Bukan malah aparatur negara serta pejabat negara ikut serta memeriahkan fenomena ini.

Dengan pendekatan yang tepat dan fokus pada sumber utama masalah, kita dapat melindungi generasi muda dari dampak buruk judi online dan mencegah terbentuknya mental mencari keberuntungan lewat jalur buntung.

Dengan tulisan opini ini, semoga kita semua tahu bagaimana menjadi manusia yang hidup nalurinya. Sekian dan sampai jumpa di opini selanjutnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *